Berita Pidie

Jalan Nasional Tangse-Geumpang Berlumpur Seperti Kubangan Kerbau, Begini Reaksi Ketua DPRK Pidie

Kendaraan yang melaju dari dua arah harus sangat berhati-hati, lantaran kondisi jalan nasional berubah jadi licin.

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail melihat langsung kondisi Jalan Nasional Tangse-Geumpang yang berlumpur bak kubangan kerbau di kawasan Geunie, Gampong Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Pidie, Kamis (12/1/2023). 

Laporan Muhammad Nazar | Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Ruas Jalan Nasional Tangse-Geumpang, di kawasan Dusun Geunie, Gampong Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Pidie, Kamis (12/1/2023), tampak berlumpur seperti kubangan kerbau.

Kendaraan yang melaju dari dua arah harus sangat berhati-hati, lantaran kondisi jalan nasional berubah jadi licin.

Parahnya, badan jalan berlumpur itu pada posisi jalan menanjak dan menurun. 

"Banyaknya keluhan masyarakat Tangse dan Keumala yang disampaikan kepada kami sebagai pimpinan DPRK Pidie terkait jalan berlumpur," kata Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail kepada Serambinews.com, Kamis (12/1/2023).

Ia menjelaskan, jalan itu berlumpur terkait adanya pekerjaan pembangunan Waduk Rukoh di Kecamatan Titeu.

Karena material untuk Waduk Rukoh diambil dari Tangse dan sekitarnya, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan, termasuk badan jalan.

Baca juga: 3 Warga Meninggal Saat Ditandu ke Puskesmas Gegara Jalan Rusak, Warga 6 Desa Jumpai Pj Bupati Atim

Selain itu, papar politikus Partai Aceh ini, pengguna jalan sangat tidak nyaman sangat melintas di jalan nasional yang tembus hingga ke Aceh Barat tersebut.

Sebab, puluhan truk yang membawa material melebihi kapasitas atau tonase dan air dari truk tumpah saat mengangkut material yang menyebabkan kerusakan badan jalan semakin parah.

"Jalan rusak akibat dilintasi truk pengangkut material sekitar dua kilometer, sehingga tidak nyaman bagi pengguna jalan,” ulasnya.

“Hari ini, saya turun melihat langsung kondisi jalan Tangse yang rusak berat," tukas Mahfuddin. 

Ia menyebutkan, hasil kunjungan di titik kerusakan di lintas Tangse-Geumpang itu, pihaknya menemukan bahwa setiap hari ada 40 truk berbadan besar mondar mandir mengangkut material.

Material yang diangkut truk berbadan besar itu terdiri dari pasir dan batu yang diambil dari sejumlah titik aktivitas galian C, mulai dari Geunie hingga Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse. 

Baca juga: Batu Tebing Jatuh di Badan Jalan, Warga Diminta Hati-hati Melintas Ruas Jalan Tangse-Geumpang

"Material diangkut pada siang hingga malam hari, yang diambil dari Sungai Tangse," ujarnya.

Ia menyebutkan, perusahaan sebagai pemenang proyek, sedianya harus menumpuk lebih dulu material supaya kering.

Sehingga saat diangkut dengan truk berbadan besar, air tidak merembes keluar dari truk sampai memenuhi badan jalan yang mengakibatkan jalan rusak.

Untuk itu, papar Mahfuddin, ia meminta perhatian dengan pengelola Waduk Rukoh, baik pada Project Manager PT Warsita Karya, PT Nidya Karya, dan PT Adhi Karya, untuk menyusun SOP standar saat pengangkutan material.

SOP itu harus memperhatikan kerusakan lingkungan, baik badan jalan maupun sungai.

Selain itu, harus juga memperhatikan kenyamanan masyarakat setempat dan pengguna jalan yang melintas di Jalan Beureuneun-Meulaboh itu. 

Baca juga: VIDEO - Terkait Ganti RUgi Lahan, Masyarakat Gelar Orasi dan Doa di Lokasi Proyek Waduk Rukoh Pidie

"Besok kami akan menyurati semua pengelolas project Waduk Rukoh agar mereka peduli terhadap lingkungan sekitarnya,” tandas dia.

“Saya rasa ini penting dilakukan. Sebab, jangan sampai dikebut pembangunan program baru sehingga merusak program lama yang telah dimanmfaakan masyarakat," pungkasnya.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved