Berita Pidie

Mukadam: Warisan Tgk Chik di Pasi yang Tetap Hidup dalam Tradisi Kenduri Blang Masyarakat Pidie

Mukadam adalah sebuah manuskrip Alquran tulisan tangan yang ditulis dengan khat indah oleh Tgk Chik di Pasi, seorang ulama besar di Pidie.

Penulis: Saifullah | Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
MUKADAM - Poster pemutaran film dokumenter berjudul 'Mukadam' di PCC, Sigli, Pidie, Senin (15/9/2025) malam. Mukadam adalah sebuah manuskrip Alquran tulisan tangan yang ditulis dengan khat indah oleh Teungku Chik di Pasi, seorang ulama besar yang hidup pada abad ke-17. 

Laporan Saifullah | Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Di tengah arus modernisasi yang kian deras, masyarakat di Kabupaten Pidie, Aceh, masih memegang teguh tradisi warisan ulama terdahulu.

Salah satu peninggalan yang paling sakral dan terus digunakan hingga kini adalah Mukadam.

Mukadam adalah sebuah manuskrip Alquran tulisan tangan yang ditulis dengan khat indah oleh Teungku Chik di Pasi, seorang ulama besar yang hidup pada abad ke-17.

Mukadam bukan sekadar kitab suci, melainkan simbol spiritual dan budaya yang menyatu dalam kehidupan agraris masyarakat Pidie.

Manuskrip ini disimpan dengan penuh kehormatan di meunasah Gampong Waido, Kecamatan Peukan Baro.

Baca juga: Cerita Makam Tgk Chik Di Pasi di Ie Leubeu Pidie, Kisah Tongkat Hingga Tanah Jadi Irigasi

Meski usianya telah ratusan tahun, Mukadam tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari ritual kenduri blang--tradisi syukuran dan doa bersama yang digelar saat masa tanam padi tiba.

Tradisi Menyatukan 5 Kecamatan

Mukadam digunakan secara rutin dalam kenduri blang oleh masyarakat dari 50 gampong yang tersebar di lima kecamatan di Pidie.

Gampong-gampong ini terhubung oleh Lueng Bintang, sebuah saluran irigasi kuno sepanjang 32 kilometer yang dibangun atas prakarsa Teungku Chik di Pasi.

Saluran ini mengalir dari Keumala hingga ke Simpang Tiga, dan sebagian kecil wilayah Kembang Tanjong, menjadi urat nadi pertanian masyarakat setempat.

Setiap Senin dan Kamis, saat tanaman padi telah berumur antara 44 hingga 50 hari, warga dari gampong-gampong tersebut akan mengundang jamaah Mukadam untuk hadir dalam kenduri blang.

Jamaah ini dikenal dengan sebutan Mukadam, dan mereka membawa Mukadam yang telah dipisah-pisah per juz, sebanyak 30 juz secara keseluruhan.

Baca juga: Kasus Kisruh Perekrutan KIP Pidie, BKD Temui Penjaga Makam Tgk Chik Di Pasi

Prosesi Sakral dan Penuh Makna

Karena usia manuskrip yang sudah sangat tua, Mukadam asli tidak lagi dibaca langsung oleh jamaah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved