Berita Jakarta

Kisah Relawan Bencana, Dari Coba-coba Jadi Keterusan

Salah satu relawan Dompet Dhuafa Jawa Barat (Jabar) Dimas H Prasetyo menceritakan kisahnya saat menjalankan aksi kemanusiaan di lokasi gempa Cianjur

Editor: bakri
Kompas.com/DOK. Humas Dompet Dhuafa
Aksi Dimas saat melakukan aksi respon bersama Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa untuk korban gempa bumi Cianjur, beberapa waktu lalu. 

JAKARTA - Salah satu relawan Dompet Dhuafa Jawa Barat (Jabar) Dimas H Prasetyo menceritakan kisahnya saat menjalankan aksi kemanusiaan di lokasi gempa Cianjur, Jawa Barat.

Dia mengatakan, aksi respons di Cianjur cukup tidak terlupakan karena menjadi aksi yang terlama.

Terkadang, dia juga khawatir dengan kehadiran gempa-gempa susulan.

“Cukup amazing pengalaman respons kali ini.

Karena ini kegiatan respons terlama yang saya ikuti.

Saya bisa merasakan langsung menjadi penyintas akibat banyaknya gempa susulan yang ada,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (11/1/2023).

Dimas merupakan pemuda asal Bandung yang mengikuti aksi emergency response-recovery Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa di Cianjur.

Dengan kondisi wilayah terdampak yang kerap kali sulit diprediksi, bahkan tidak jarang menjadi aspek yang penuh risiko, dia pantang menyerah dan bermuram durja selama menjadi relawan kemanusiaan di Dompet Dhuafa.

“Ketika saya bisa berinteraksi dan mendengarkan keluh-kesah masyarakat, serta mendampingi mereka hingga bisa tersenyum kembali, merupakan pengalaman yang berkesan bagi saya,” jelasnya.

Sebagai pemuda yang fasih Berbahasa Sunda, peran Dimas sangat krusial dalam aksi kemanusiaan Dompet Dhuafa saat di Cianjur.

Dimas menjadi perantara antara masyarakat asli Cianjur dengan Dompet Dhuafa.

Baca juga: Gempa Kembali Guncang Cianjur, Dirasakan Hingga 3 Wilayah

Baca juga: Gempa Terkini Kembali Guncang Cianjur Pagi Tadi, Dirasakan 5 Wilayah, BMKG Ingatkan Gempa Susulan

Oleh karenanya, dia ditugaskan menjadi tim asesmen selama penugasan emergency response-recovery.

Sebagai salah satu tim asesmen, dia diharuskan menelusuri titik-titik terdampak bencana, mulai dari yang bisa dilalui empat roda, hingga yang hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.

“Awalnya coba-coba, eh malah jadi keterusan menjadi relawan.

Karena jujur, saya ingin menjadi manusia yang berguna dan bermanfaat bagi sesama.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved