Megawati Sebut Nasib Jokowi Berbeda jika Tak Ada PDIP, Puan Maharani Jelaskan Maksudnya
Menurut Puan, Megawati bicara demikian karena dia melihat potensi besar di diri Jokowi.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menjelaskan maksud dari pidato Megawati Soekarnoputri di acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P yang menyinggung nasib Presiden Joko Widodo jika tak ada partai banteng.
Menurut Puan, Megawati bicara demikian karena dia melihat potensi besar di diri Jokowi.
Mega tengah mengibaratkan PDI-P sebagai wadah bagi para kader, termasuk Jokowi, untuk berjuang.
"Jadi ini sebagai wadah. Jadi maksudnya, ayo dong kita sama-sama maju, ayo dong sama-sama kita memberikan bakti kita, atau apa yang bisa kita lakukan untuk bisa membangun bangsa dan negara. Kan diperlukan, it takes two to tango untuk bisa melaksanakan hal itu," kata Puan dalam acara Rosi Kompas TV, dikutip Jumat (13/1/2023).
Puan mengatakan, sebagai ketua umum PDI-P, Megawati selalu menempatkan diri sebagai ibu bagi kader-kader partai banteng.
Dia pun menilai, pernyataan Mega itu wajar diucapkan seorang ketua umum partai.
"Kenapa di acara PDI Perjuangan bicara seperti itu, karena ini acara internal, dianggap semua (kader) itu anak-anaknya," ujarnya.
Baca juga: VIDEO Puan Maharani Bantah Megawati Rendahkan Presiden Jokowi pada HUT PDI-P
Puan mengatakan, Megawati tak bermaksud merendahkan Jokowi dengan mengatakan nasib Jokowi mungkin berbeda jika PDI-P tak ada.
Sebaliknya, Ketua DPR RI itu bilang, ibundanya sangat menyayangi dan menghormati Jokowi.
"Kalau tahu, Ibu Mega itu sayang banget sama Pak Jokowi. Dan tentu saja hormat sekali sama Pak Jokowi sebagai presiden," kata Puan.
Puan lantas menyinggung pidato Megawati beberapa waktu lalu yang menyebut bahwa dia menangis karena Jokowi terus menerus dirundung.
Mega bahkan mengaku siap pasang badan, tak apa dia dirundung asalkan bukan bukan Jokowi yang kena bully.
Menurut Puan, sikap Megawati itu menunjukkan betapa dia sangat menyayangi dan menghormati Jokowi sebagai adiknya. Bahwa Megawati ingin Jokowi sukses menjalankan tugas-tugasnya sebagai kepala negara.
"Saya baru pertama kali ini mendengar Bu Mega membela seseorang sampai seperti itu," ucap Puan.
"Bahkan (Megawati) sampai (mengatakan), nggak papa saya di-bully karena saya mau membela Pak Jokowi. Itu kalau bukan sayang dan hormat apa," tuturnya.
Lagi pula, lanjut Puan, dalam pidatonya Megawati juga sempat memuji Jokowi dengan menyebut bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta itu pintar sehingga PDI-P bersedia mengusungnya jadi pemimpin.
Oleh karenanya, Puan menegaskan bahwa Megawati tak bermaksud buruk, apalagi menghina Jokowi lewat pidatonya.
"Jadi bukan ada yang rasa yang mau merendahkan atau sepertinya nggak hormat, itu justru kebalikan," tutur mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu.
Sebelumnya, nama Presiden Jokowi berulang kali disinggung oleh Megawati dalam pidatonya di acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P yang digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (10/1/2023).
Di hadapan ribuan kader yang hadir, Megawati berkelakar, nasib Jokowi tidak akan sama seperti sekarang jika tak ada PDI-P.
"Pak Jokowi itu kayak begitu lho, mentang-mentang. Lah iya, padahal Pak Jokowi kalau enggak ada PDI Perjuangan juga, aduh, kasihan dah," kata Megawati sambil tertawa.
Seloroh Megawati tersebut disambut tawa para tamu undangan, termasuk Jokowi yang duduk di barisan kursi tamu terdepan.
Presiden kelima RI itu bilang, seandainya PDI-P tak memberikan dukungan, maka Jokowi tidak akan jadi presiden seperti sekarang.
"Lho legal formal lho, beliau jadi presiden itu enggak ada kan ini, legal formal diikuti terus sama saya," ujarnya.
Pernyataan Megawati itu pun memunculkan kritik dari sejumlah kalangan. Putri Soekarno itu bahkan dianggap merendahkan presiden.
Baca juga: Diluncurkan Megawati Soekarnoputri, Kapal RS Terapung Milik PDIP Diberi Nama Laksamana Malahayati
Tanggapan Adian Napitupulu
Anggota DPR RI Adian Napitupulu menanggapi pidato Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat HUT ke-50 PDIP.
Dalam pidato tersebut Megawati menyebut peran PDIP terhadap Presiden Joko Widodo.
Menurut Adian, pidato itu kemudian dianalisa para politisi, pengamat dan media massa.
"Ada beragam komentar, ada yang datar, ada yang memuji dan seperti biasa, selalu saja ada tetangga sebelah yang nyinyir dengan komentar tendensius bahkan cenderung manipulatif," kata Adian dalam keterangannya, Jumat (13/1/2023).
"Ketika Ibu Megawati bicara tentang peran PDI Perjuangan pada Jokowi, maka kader bertepuk tangan, Jokowi senyum-senyum," ungkap Adian.
Namun, kata Adian, ada media yang menulis bahwa Megawati pamer kuasa di depan Jokowi.
Menurut Adian, analisa tersebut terlalu tendensius.
"Menurut saya itu sangat tendensius dan subjektif bahkan manipulatif karena yang dinyatakan Ibu Megawati dalam pernyataannya adalah ".... padahal Pak Jokowi kalau enggak ada PDI Perjuangan duh kasihan deh"," kata Adian.
Menurut Adian, kalimat itu lalu dimanipulasi menjadi judul berita 'Megawati Pamer Kuasa Di depan Jokowi' padahal jelas dalam kalimat itu Megawati tidak menyebut dirinya tapi PDI Perjuangan.
"Ketika Ibu Megawati menyebut peran PDI Perjuangan dalam kemenangan Jokowi maka tak bisa dibantah bahwa Ibu Megawati ingin menyampaikan bahwa yang berperan dalam kemenangan Jokowi bukan hanya satu dua tokoh tapi dalam kemenangan itu ada juga keringat deras dari struktur PDI Perjuangan hingga tingkat anak ranting," ungkap Adian.
Kata Adian, ada keringat kader PDI Perjuangan dari yang berdasi hingga Kader PDI Perjuangan yang menjadi supir angkutan umum, petani, nelayan, dan sebagainya.
Adian kemudian mempertanyakan apakah analisa tendensius terhadap pidato Megawati mewakili kepentingan.
"Apapun motif dan tujuannya, tentu menyedihkan jika media yang harusnya menjadi pilar demokrasi dalam prakteknya justru menjadi pilar ambisi, media yang idealnya menjadi corong kebenaran dalam faktanya menjadi corong kepentingan," kata dia.
Adian mengungkapkan memahami setumpuk prestasi Megawati mungkin membuat banyak ego terganggu.
Apalagi, lanjut Adian, Megawati adalah seorang perempuan yang memimpin partai terbesar di negara dengan jumlah penduduk nomor 4 terbesar di dunia.
"Dari semua catatan istimewa itu, saya hingga saat ini tetap percaya bahwa jika sekedar kata dari bibir manusia tak akan mampu menggoyahkan apalagi menghilangkan peran sejarahnya bagi Indonesia," kata Adian.
Baca juga: Nasib Pilu Bocah Perempuan Usia 12 Tahun, Dirudapaksa 4 Kakek hingga Hamil, Korban Diberi Uang
Baca juga: Inggris Pemberi Tanah Palestina ke Israel Dapat Kecaman, Masih Diam Atas Kebijakan Baru Netanyahu
Baca juga: BNN Kabupaten Batu Bara Ciduk Tiga Bandar Sabu di Tempat Hiburan Malam
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jadi Polemik, Puan Jelaskan Maksud Megawati Sebut Nasib Jokowi Berbeda jika PDI-P Tak Ada"
Hasil SEA V League 2025 Putri Leg 2: Megawati Main Penuh, Indonesia Tetap Dihajar Thailand 0-3 |
![]() |
---|
Panglima Yatim Temui Jokowi, Usulkan Program Literasi Digital dan AI untuk Santri di Aceh |
![]() |
---|
Gara-gara Tak Teliti Tanda Tangan Surat, Rapat DPRD untuk Bahas APBD 2025 'Pindah' ke Hotel Semarang |
![]() |
---|
Dokter Tifa Ungkap Alasan Berani Lawan Jokowi: Pertarungan Mempertahankan Nurani dan Keadilan |
![]() |
---|
Reaksi Tom Lembong Usai Jokowi Akui Impor Gula Kebijakan Presiden: Seharusnya dari Awal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.