Internasional

Pria Bersenjata Serang Kamp Pengungsi Kongo, Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Temukan Kuburan Massal

Sejumlah pria bersenjata, anggota milisi lokal menyerang sebuah kamp pengungsi di Kongo, sedikitnya tujuh orang tewas dan lainnya berhasil melarikan

Editor: M Nur Pakar
AFP/Guerchom Ndebo
Sebuah kendaraan militer hancur di Rugari, setelah bentrokan antara tentara Kongo dan pemberontak M23 di sebelah timur Republik Demokratik Kongo pada 6 Januari 2023. 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK- Sejumlah pria bersenjata, anggota milisi lokal menyerang sebuah kamp pengungsi di Kongo, sedikitnya tujuh orang tewas dan lainnya berhasil melarikan diri.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan serangan baru yang mematikan di timurlaut Kongo yang bergejolak oleh milisi lokal yang membantai puluhan orang baru-baru ini ditemukan di kuburan massal.

Wakil juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan serangan terbaru terjadi pada Rabu (18/01/2023) malam di sebuah kamp pengungsi.

Dimana, menewaskan tujuh orang dan membuat banyak lainnya melarikan diri dari lokasi.

Pasukan Penjaga perdamaian PBB dikerahkan segera setelah serangan untuk mengamankan kamp berjarak ??9 kilometer timur Djugu di Provinsi Ituri untuk mencegah kekerasan lebih lanjut, katanya.

Serangan itu menyusul penemuan kuburan massal yang berisi mayat 49 warga sipil di dua desa, sekitar 30 kilometer sebelah timur kota Bunia di Ituri, seperti dilansir AP, Jumat (20/01/2023).

Baca juga: ISIS Klaim Ledakkan Gereja di Kongo Timur, 14 Orang Tewas, Balas Serangan Tentara

CODECO merupakan milisi lokal berbentuk Koperasi untuk Pembangunan Kongo yang disalahkan atas pembantaian tersebut.

Sebanyak 42 korban, termasuk enam anak, ditemukan di sebuah kuburan massal di desa Nyamamba, sedangkan jenazah tujuh pria lainnya ditemukan di desa lain, Mbogi, kata Haq.

“Insiden ini menjadi yang terbaru dari serangkaian serangan kekerasan terhadap warga sipil selama beberapa minggu terakhir ini," ujarnya.

"Serangan itu sangat berdampak pada warga sipil dan operasi kemanusiaan di Djugu dan Mahagi yang berdekatan,” jelas Haq.

“Ini menambah situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Provinsi Ituri, yang saat ini menampung 1,5 juta orang terlantar," tambahnya.

Serangan Rabu malam terjadi hampir setahun setelah serangan kekerasan terakhir di area kamp pada Februari 2022, yang menewaskan hampir 50 orang, kata Haq.

Baca juga: Rwanda Tuduh Masyarakat Internasional Abaikan Kongo, Pemberontakan Semakin Brutal

Juni lalu, tujuh faksi CODECO mengumumkan penghentian kekerasan terhadap warga sipil di Ituri, terutama di wilayah Djugu di mana mereka sangat aktif.

Namun mereka secara bertahap melanjutkan serangan di daerah tersebut.

Setidaknya 195 orang telah tewas sejak Desember 2022 dalam serangkaian serangan yang diduga dilakukan oleh milisi CODECO dan kelompok bersenjata lainnya, menurut PBB.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved