Luar Negeri

Aksi Rasmus Paludan Bakar Al-Qur'an Picu Kemarahan Muslim Dunia hingga Merembet ke Urusan NATO

Politikus Swedia-Denmark, Rasmus Paludan, lagi-lagi dibanjiri kecaman setelah membakar salinan Al Quran ketika menggelar aksi demonstrasi di Stockholm

Editor: Faisal Zamzami
Instagram/@lawlordofdenmark
Rasmus Paludan 

Peristiwa itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik antara Turkiye dan Swedia.

Sebelum unjuk rasa berlangsung, Turkiye telah membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson dengan mengatakan perjalanan itu kehilangan signifikansi dan maknanya.

Kunjungan itu diharapkan bisa meyakinkan Ankara untuk mendukung negara Skandinavia tersebut dalam bergabung dengan aliansi militer NATO.

Turkiye, sejauh ini, menangguhkan permintaan Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO.

Bagaimana reaksi Turkiye dan Swedia?

Setelah kejadian pembakaran salinan Al Quran, Turkiye bertambah berang.

Apalagi, menurut Kementerian Luar Negeri Turkiye, pemerintah Swedia mengizinkan demonstrasi itu tetap berlangsung, meskipun sudah berulang kali diperingatkan.

"Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok 'kebebasan berekspresi' sama sekali tidak dapat diterima," ungkap  Kementerian Luar Negeri Turkiye dalam sebuah pernyataan.

Kemenlu Turkiye menambahkan, pembakaran Al Quran menjadi contoh bahwa Islamofobia, rasisme, dan diskriminasi telah mencapai Eropa pada taraf yang mengkhawatirkan.

Mereka lantas meminta Pemerintah Swedia mengambil langkah-langkah yang diperlukan/ Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom, pun telah menyatakan bahwa tindakan itu mengerikan.

"Swedia memiliki kebebasan berekspresi yang luas, tetapi tidak berarti pemerintah Swedia, atau saya sendiri, mendukung pendapat-pendapat yang telah disampaikan itu," tulisnya di Twitter.

Setelah Turkiye membatalkan kunjungannya, Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson mencuit, "Hubungan kami dengan Turkiye sangat penting bagi Swedia, dan kami berharap untuk melanjutkan dialog tentang masalah keamanan dan pertahanan bersama di kemudian hari".

Pekan lalu, para demonstran di Stockholm menggantung orang-orangan yang menyerupai Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan di tiang lampu.

Perdana Menteri Swedia menilai tindakan itu adalah upaya untuk menyabotase permintaan Swedia yang ingin bergabung bersama NATO.

 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved