Breaking News

Internasional

Erdogan Peringatkan Swedia Setelah Pembakaran Al-Quran, Dukungan Turkiye Masuk NATO Tidak Ada Lagi

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengatakan negerinya tidak akan mendukung lagi Swedia masuk NATO.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan 

SERAMBINEWS.COM ISTANBUL - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan mengatakan negerinya tidak akan mendukung lagi Swedia masuk NATO.

Erdogan menegaskan Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungannya untuk bergabung dengan NATO setelah pembakaran Al-Quran di luar kedutaan Ankara di Stockholm.

Komentar marah Erdogan semakin menjauhkan prospek Swedia dan Finlandia bergabung dengan aliansi pertahanan Barat sebelum pemilihan presiden dan parlemen Turkiye pada bulan Mei.

Turkiye dan Hongaria menjadi dua anggota NATO yang tidak meratifikasi keputusan bersejarah tetangga Nordik itu untuk mematahkan tradisi non-blok militer mereka sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban telah berjanji, parlemennya akan menyetujui dua penawaran bulan depan.

Tetapi Erdogan telah berusaha keras menuju pemilihan yang ketat di mana dia mencoba untuk memberi energi pada basis pemilihan nasionalisnya.

Baca juga: Mengenal Rasmus Paludan, Pria Pembakar Al Quran di Swedia yang Kini Banjir Kecaman

“Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan dari kami untuk NATO,” kata Erdogan, seperti dilansir AFP, Selasa (24/01/2023).

Itu sebagai tanggapan resmi pertamanya terhadap tindakan politisi anti-Islam selama protes pada Sabtu (21/01/20220 yang disetujui oleh polisi Swedia meskipun Turkiye keberatan.

“Jelas, mereka yang menyebabkan aib seperti itu di depan kedutaan negara kita tidak dapat lagi mengharapkan belas kasihan dari kita terkait permohonan mereka untuk menjadi anggota NATO,” kata Erdogan.

Swedia bereaksi dengan sangat hati-hati terhadap pernyataan Erdogan.

“Saya tidak bisa mengomentari pernyataan malam ini, pertama, saya ingin memahami dengan tepat apa yang dikatakan,” kata Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom kepada kantor berita TT.

Para pemimpin Swedia mengutuk tindakan politikus sayap kanan Rasmus Paludan, tetapi membela definisi luas kebebasan berbicara di negara mereka.

Baca juga: Mufti Agung Arab Saudi Kutuk Pembakaran Quran di Swedia, Sebut Tidak Masuk Akal dan Memalukan

"Saya ingin mengungkapkan simpati saya untuk semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini," cuit Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson di Twitter.

Erdogan telah menetapkan serangkaian kondisi sulit yang mencakup permintaan bagi Swedia untuk mengekstradisi puluhan tersangka Kurdi yang dituduh oleh Ankara sebagai "terorisme" atau kudeta gagal 2016.

Kedekatan Swedia dengan Turkiye tampaknya membuat kemajuan dengan banyaknya kunjungan para menteri tinggi ke Ankara.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved