Usai Ditetapkan Sebagai Tersangka Tabrak Selvi Amelia, Sopir Mobil Audi A6 datangi Polres Cianjur

Penetapan tersangka dilakukan di Mapolres Cianjur pada Sabtu (28/1/2023) atau 8 hari setelah peristiwa tabrak lari.

Editor: Faisal Zamzami
Facebook/Ida Saidah, TribunJabar.id/Fauzi Noviandi
Selvi Amalia Nuraeni (kiri) dan Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan saat menunjukkan rekaman CCTV yang merekam kendaraan yang diduga telah melindas korban, Rabu (25/1/2023) (kanan). Pengemudi Audi hitam ditetapkan jadi tersangka kasus tabrak lari dan masuk DPO. 

SERAMBINEWS.COM - Polisi telah menetapkan pengemudi mobil Audi berwarna hitam sebagai tersangka kasus tabrak lari yang menewaskan seorang mahasiswi Universitas Suryakencana, Cianjur, Jawa Barat bernama Selvi Amalia Nuraeni.

Penetapan tersangka dilakukan di Mapolres Cianjur pada Sabtu (28/1/2023) atau 8 hari setelah peristiwa tabrak lari.

Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Ibrahim Tompo menjelaskan petugas telah melakukan gelar perkara dan hasil penyelidikan menyatakan korban ditabrak oleh mobil Audi hitam.

"Penetapan tersangka tersebut merupakan atas nama Sugeng Guruh Gautama Legiman," ungkapnya dikutip dari TribunJabar.com.

Kombes Ibrahim Tompo mengatakan proses penangkapan terhadap tersangka sedang dilakukan setelah ada upaya melarikan diri.

Sugeng kini masuk daftar pencarian orang (DPO) tersangka lakalantas.

"DPO atas nama Sugeng Guruh Gautama Legiman itu melanggar pasal 310 ayat 4 Junto pasal 312 Undang-undang RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Jalan Raya dengan hukuman enam tahun penjara," tandasnya.

Tersangka diminta untuk segera menyerahkan diri karena perbuatannya telah melanggar pidana dan mengakibatkan satu korban jiwa.

"Ini merupakan hal lakalantas, atau di mana kondisi umum dalam lakalantas tak ada orang yang menginginkan kecelakaan."

"Karena itu tersangka diminta untuk menyerahkan diri untuk mempertanggungjawabkan akibat kecelakaan ini," pungkasnya.

Apabila tersangka masih melarikan diri dan menghindari proses hukum, akan ada tindakan tegas dan memperberat hukuman tersangka Sugeng.

"Akan menerapkan pasal tambahan karena tidak kooperatif dan menghambat proses penyidikan," katanya.

Baca juga: Tubuh Tersiram Minyak Panas, Tukang Gorengan Korban Tabrak Lari Pilih Ikhlaskan dan Tak Lapor Polisi

Alasan Pengemudi Audi jadi Tersangka

Kombes Ibrahim Tompo mengatakan proses penyelidikan terhadap kasus ini menemui berbagai kendala sehingga tersangka baru dapat ditetapkan seminggu pascakejadian.

"Dalam prosesnya semua bisa jelas dan terang dan bisa kita ungkap perkaranya dan bisa merujuk kepada kendaraan yang menambrak, serta bisa menetapkan pengemudinya sebagai tersangka," tegasnya dikutip dari TribunJabar.com.

Ia menambahkan, mobil yang dikemudikan tersangka tidak termasuk rombongan iring-iringan polisi dan menggunakan nomor kendaraan palsu.

"Mobil sedan jenis Audi berwarna hitam ini menggunakan nomer kendaraan palsu. Dan sendan hitam ini sama sekali tidak tergabung dengan rombongan pihak Kepolisian yang juga tengah melintas pada saat itu," terangnya.

Penetapan tersangka dilakukan setelah petugas melakukan penyelidikan, memeriksa beberapa saksi dan memantau rekaman CCTV.

"Berdasarkan pemeriksaan yang ada dengan mengunakan saintifik investigation, juga menggunakan Tim Inafis tool mark, serta Traffic Accident Analysis (TAA) untuk mengecek olah TKP, dan menggunakan keterangan," paparnya.

Plat kendaraan yang palsu juga membuat proses penyelidikan sedikit terhambat.

"Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) palsu yang digunakan ini juga akhirnya menjadi kendala, dalam hal pendalam penyelidikan sehingga memakan waktu. Tapi Alhamdullilah bisa diungkap semuanya," sambungnya.

Sebelumnya, ada empat kendaraan yang dicurigai menabrak korban hingga meninggal yakni kendaraan patroli lalu lintas, kemudian Fortuner, Audi hitam, dan angkutan umum (angkot).

Baca juga: VIDEO Usai Viral Sopir Mobil Patroli yang Tabrak Lari di Parepare Ditangkap, Bukan Anggota Polisi

Sopir mobil Audi A6 datangi Polres Cianjur

Usai ditetapkan sebagai tersangka dan DPO, SG bersama tim kuasa hukumnya mendatangi Polres Cianjur, Jawa Barat (Jabar), pada Sabtu (28/1/2023) malam.

 Kuasa Hukum SG, Yudi Junadi mengatakan, merasa janggal dengan penetapan status tersangka kepada kliennya.

Pasalnya, dia menerangkan, SG belum pernah sekali pun menerima surat pemanggilan untuk menjalani pemeriksaan.

“Belum pernah. Menerima surat panggilan pun belum pernah,” tutur Yudi kepada Kompas.com, Sabtu (27/1/2023) malam.

Kedatangan Yudi bersama tim kuasa hukumnya ke Polres Cianjur bermaksud untuk membantah pernyataan polisi yang menyebut bahwa SG akan melarikan diri.

“Ini, kita ke sini, koperatif. Ya janggal (status DPO). Kita tetap berkeyakinan SG ini tidak bersalah, bukan dia penabraknya,” paparnya.

Meski begitu, Yudi mengaku, pihaknya tetap menghormati dan tidak akan mengintervensi keputusan polisi yang berwenang menetapkan seseorang sebagai tersangka.

Akan tetapi, Yudi menyesalkan, polisi berkesimpulan bahwa SG adalah tersangka dalam kasus tabrak lari di Cianjur berlandaskan data dan fakta yang tidak kuat.

“Hanya yang kita sesalkan adalah saksi-saksi kunci tidak dihadirkan. Beberapa CCTV yang menyorot ke jalan juga tidak disampaikan,” pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved