Berita Bisnis

Kinerja Perbankan dan Pasar Modal di Aceh Tumbuh Positif pada Tahun 2022, Begini Data OJK

Sektor perbankan di Aceh yang saat ini sudah melakukan aktivitas berdasarkan prinsip syariah, urai Yusri, tumbuh akseleratif.

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Saifullah
Foto Dok OJK Aceh
Kepala OJK Aceh, Yusri melakukan foto bersama dengan wartawan di Abraj Rooftop Lounge, Grand Arabia Hotel, Banda Aceh, Senin (30/1/2023). 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh, Yusri menyampaikan apresiasi kepada seluruh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang beroperasional di Aceh karena membukukan kinerja yang positif dan akseleratif di tahun 2022, atau pasca implementasi Qanun LKS dan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Sektor perbankan di Aceh yang saat ini sudah melakukan aktivitas berdasarkan prinsip syariah, urai Yusri, tumbuh akseleratif.

Di mana pada tahun 2022 (yoy), total aset bank umum tumbuh sebesar 5,58 persen, menjadi Rp 48,54 triliun.

DPK tumbuh 0,80 persen, menjadi Rp39,63 triliun, dan pembiayaan tumbuh sebesar 9,83 persen, menjadi Rp 34,23 triliun. 

Kinerja ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kinerja tahun 2021, di mana ketiga indikator tersebut mengalami pertumbuhan negative pada tahun lalu.

Rasio pembiayaan bermasalah (NPF) juga turun dan terjaga di angka 1,53 persen, relatif lebih baik dari rasio NPF nasional sebesar 2,41 persen. 

"Hal yang sama pada kinerja BPR/BPRS di Aceh, di mana total aset tumbuh sebesar 11,47 persen, menjadi Rp 910,5 miliar,” rincinya.

“DPK tumbuh 3,33 persen, menjadi Rp 533,40 miliar, dan pembiayaan tumbuh sebesar 14,88 persen, menjadi Rp 593,87 persen," papar Yusri saat silaturahmi dengan wartawan di Abraj Rooftop Lounge Grand Arabia Hotel, Senin (30/1/2023).

Dalam paparannya, Yusri menyampaikan bahwa meksipun komposisi penyaluran

pembiayaan berdasarkan sektor ekonomi ke sektor rumah tangga masih cukup tinggi mencapai 60,55 persen, namun penyaluran pembiayaan berdasarkan kategori debitur untuk UMKM cenderung meningkat dan tahun 2022 tercatat sebesar 26,14 persen.

Selanjutnya, market share pembiayaan oleh perbankan di Aceh masih didominasi oleh 2 (dua) bank yaitu BSI dan Bank Aceh Syariah, masing-masing 50,44 persen, dan 46,51 persen.

Gap pembiayaan berdasarkan lokasi bank terhadap lokasi proyek, pada tahun 2022 juga mengalami penurunan sebesar Rp 235 miliar, menjadi Rp 15,05 triliun.

Ini memperlihatkan akselerasi perbankan di Aceh cukup gencar untuk mengakuisisi pembiayaan yang dilakukan oleh bank di luar Aceh, serta potensi ekonomi dan usaha di Aceh yang masih sangat terbuka untuk dibiayai oleh perbankan di Aceh.

"Untuk itu, kami mengajak seluruh bank yang ada di Aceh agar dapat lebih responsif melihat peluang ekonomi dan usaha di Aceh," ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved