Luar Negeri
Balon Mata-mata China Terlihat di Langit Amerika Serikat, Tiongkok Mengakui: Itu Force Majeure
Pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China itu menjadi pengakuan pertama bahwa benda tersebut berasal dari China.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
Sementara itu, Pentagon mengatakan, ada balon mata-mata China lainnya yang saat ini sedang melintas di langit Amerika Latin.
“Kami menemukan ada laporan tentang balon yang transit di Amerika Latin. Kami sekarang menilai itu adalah balon pengintai China lainnya,” kata juru bicara Pentagon, Jenderal Patrick Ryder pada Jumat pagi.
Tidak jelas di mana tepatnya di Amerika Latin balon itu berada, tetapi seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa hingga Jumat malam, tampaknya balon itu tidak sedang menuju ke Amerika Serikat.
Kementerian luar negeri China mengklaim pada hari Jumat bahwa balon yang terlihat di atas AS adalah ‘pesawat sipil’ yang digunakan pihaknya.
Pesawat itu utamanya untuk penelitian cuaca yang keluar dari jalur yang telah ditetapkan.
Pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China itu menjadi pengakuan pertama bahwa pesawat tersebut berasal dari China.
Baca juga: Amerika Serikat Tolak Memberikan Tank Canggih ke Ukraina, Jerman Jadi Ragu-Ragu Kirim Tank Leopard 2
“Ini adalah pesawar sipil yang digunakan untuk tujuan penelitian, terutama meteorologi. Dipengaruhi oleh Westerlies dan dengan kemampuan self-steering yang terbatas,” kata Kemlu China.
“Pesawat keluar jauh dari jalur yang direncanakan. Pihak China menyesalkan masuknya pesawat yang tidak disengaja ke wilayah udara AS karena force majeure,” katanya lagi.
“Pihak China akan terus berkomunikasi dengan pihak AS dan menangani dengan baik situasi tak terduga yang disebabkan oleh force majeure ini,” tambah pernyataan itu, menggunakan istilah legalistik yang berarti keadaan di luar kendali China.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri mengatakan bahwa AS telah mengakui pernyataan penyesalan China.
Kendati demikian, kehadiran balon di wilayah udara AS adalah pelanggaran yang jelas terhadap kedaulatan negara dan hukum internasional, dan hal tersebut tidak dapat diterima.
“Dalam lingkungan saat ini, saya pikir itu akan secara signifikan mempersempit agenda yang dapat kami tangani,” tambah pejabat itu. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
BACA BERITA SERAMBINEWS DI GOOGLE NEWS
balon mata-mata
China
Amerika Serikat
Tiongkok
force majeure
balon udara
Pentagon
Antony Blinken
Serambi Indonesia
Serambinews
5 Orang Tewas akibat Helikopter Pakistan Jatuh Saat Misi Penyelamatan |
![]() |
---|
Nasib Kim Keon Hee, Eks Ibu Negara Korsel Dikurung di Sel Terisolasi, Dijerat 16 Tuntutan Pidana |
![]() |
---|
Mark Zuckerberg Buru Pakar AI Terbaik untuk Bekerja di Lab Miliknya, Siapkan Gaji Miliaran |
![]() |
---|
Sosok Goh Cheng Liang, Bos Nippon Paint Meninggal Dunia, Miliarder Singapura Kekayaan Rp 214 Triliun |
![]() |
---|
Pembangunan Jeddah Tower di Arab Saudi Dilanjutkan, Bakal jadi Gedung Tertinggi di Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.