Berita Banda Aceh
Pemerintah Aceh Galang Bantuan untuk Musibah Gempa di Turki
Pada Tsunami 2004 lalu, Turki menjadi salah satu negara yang banyak membantu Aceh dari masa darurat hingga masa rekonstruksi pasca gempa dan tsunami
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Muhammad Hadi
"Itu seperti kiamat," kata Abdul Salam al-Mahmoud, seorang Suriah di kota utara Atareb.
"Dingin sekali dan ada hujan lebat, dan orang-orang perlu diselamatkan."
Gempa tersebut adalah yang terbesar yang tercatat di seluruh dunia oleh Survei Geologi AS sejak gempa di Atlantik Selatan yang terpencil pada Agustus 2021.
Baca juga: Gempa Turki 7,8 Magnitudo, Erdogan Kerahkan Semua Unit Cari Korban Tertimpa Reruntuhan
Di Turki, jumlah korban tewas mencapai 2.316, kata Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD), menjadikannya gempa paling mematikan di negara itu sejak gempa dengan kekuatan yang sama pada tahun 1999 menghancurkan wilayah Laut Marmara timur yang berpenduduk padat di dekat Istanbul, menewaskan lebih dari 17.000 orang.
Setidaknya 1.444 orang tewas di Suriah dalam gempa Senin dan sekitar 3.500 orang terluka, menurut angka dari pemerintah Damaskus dan petugas penyelamat di wilayah barat laut yang dikuasai pemberontak.
Koneksi internet yang buruk dan jalan yang rusak antara beberapa kota yang paling parah terkena dampak di selatan Turki, rumah bagi jutaan orang, menghambat upaya untuk menilai dan mengatasi dampaknya.
Suhu di beberapa daerah diperkirakan turun hingga mendekati titik beku dalam semalam, kondisi yang memburuk bagi orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan atau kehilangan tempat tinggal.
Hujan turun pada hari Senin setelah badai salju melanda negara itu pada akhir pekan. Lebih dari 13.000 orang terluka di Turki akibat gempa tersebut.
Di kota Iskenderun, Turki, tim penyelamat memanjat tumpukan puing yang dulunya merupakan bagian dari unit perawatan intensif rumah sakit pemerintah untuk mencari korban selamat.
Baca juga: Sebut Tak Punya Anak Bikin Awet Muda, Ini Profil Gita Savitri Alias Gitasav yang Trending di Twitter
Petugas kesehatan melakukan apa yang mereka bisa untuk menangani serbuan baru pasien yang terluka.
"Ada pasien yang dioperasi tapi kami tidak tahu apa yang terjadi," kata Tulin, perempuan berusia 30-an, berdiri di luar rumah sakit, menyeka air mata dan berdoa.
Presiden Turki Tayyip Erdogan, mempersiapkan pemilihan yang sulit pada bulan Mei, menyebut gempa itu sebagai bencana bersejarah dan gempa terburuk yang melanda negara itu sejak 1939, tetapi mengatakan pihak berwenang melakukan semua yang mereka bisa.
"Semua orang mengerahkan hati dan jiwa mereka ke dalam upaya meskipun musim dingin, cuaca dingin dan gempa yang terjadi pada malam hari membuat segalanya menjadi lebih sulit," katanya.
Gempa kedua cukup besar untuk merobohkan lebih banyak bangunan dan, seperti yang pertama, dirasakan di seluruh wilayah, membahayakan tim penyelamat yang berjuang untuk menarik korban dari reruntuhan.
Di Suriah, yang telah dirusak oleh perang saudara selama lebih dari 11 tahun, kementerian kesehatan mengatakan 711 orang telah tewas.
Polda Aceh Imbau Tidak Posting dan Bagikan Konten Provokatif Terkait Demo |
![]() |
---|
Disbudpar Umumkan Pemenang Lomba Mewarnai Hari Damai Aceh Ke-20 |
![]() |
---|
Festival Literasi Aceh Meriah, Gubernur Ajak Hidupkan Semangat Membaca |
![]() |
---|
Dayah Insan Qurani Gelar Festival Bahasa Asing 'FESTAGE IX', Ajang Peningkatan Kreativitas Santri |
![]() |
---|
Lantik 4 Panitera Pengganti dan 20 PPPK, PT Banda Aceh Siap Raih Predikat WBK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.