Kisah Tragis Korban Gempa Turkiye, Lari Selamatkan Diri, Kembali Pulang, Rumah Jadi Puing-Puing

Pihak berwenang Turki telah menangkap 48 orang terkait penjarahan, lapor media pemerintah Anadolu pada Sabtu.

“Beberapa hari ini, tren penjarahan semakin meningkat,” kata Yapar.

“Pasukan polisi dikerahkan di setiap kota untuk mencegah mereka," tambahnya.

"Orang-orang merasa lelah dan panik dan khawatir rumah mereka bisa dijarah jika tidak ada di rumah," tambahnya.

“Kami masih tidak bisa tinggal di rumah karena sebagian rusak," katanya.

Baca juga: Terjepit Runtuhan Bangunan saat Gempa, Pria Turki Ini Baca Surah Al Baqarah, Artinya Bikin Merinding

"Kami hanya masuk untuk waktu yang terbatas, lalu kembali keluar," ujarnya.

Hampir seminggu setelah gempa bumi kembar yang menghancurkan, tim penyelamat masih mencari melalui puing-puing kota-kota di tenggara Turkiye.

Meskipun harapan untuk menemukan korban selamat semakin memudar.

Sekitar seperempat dari 166.334 pekerja penyelamat yang dikerahkan ke lapangan berasal dari luar negeri.

Meskipun ada sedikit harapan untuk menemukan seseorang yang masih hidup di bawah puing-puing, operasi pencarian diperkirakan akan terus berlanjut.

Turkiye, yang terletak di serangkaian garis patahan besar, telah mengalami beberapa gempa bumi besar dalam beberapa tahun terakhir.

Namun, gempa Senin (6/2/2023) yang dipicu oleh pergerakan patahan Anatolia Timur, dianggap sebagai yang paling menghancurkan itu sejak 1939.

Para penyintas yang trauma tetap gelisah, waspada untuk kembali ke rumah mereka, karena getaran kecil terus berlanjut sepanjang minggu.

Seismolog telah mendeteksi sekitar 1.972 gempa susulan.(*)