Internasional
Gempa Hancurkan Apartemen Mewah Menjadi Debu, Risiko Runtuh Sudah Diperingatkan Enam Bulan Lalu
Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter (SR) menghancurkan gedung apartemen mewah yang dianggap aman dari guncangan gempa.
SERAMBINEWS.COM, ANKARA - Gempa berkekuatan 7,8 skala Richter (SR) menghancurkan gedung apartemen mewah yang dianggap aman dari guncangan gempa.
Tetapi, seribuan apartemen hancur lebur menjadi debu diguncang gempa, sehingga muncul pertanyaan atas kontruksi bangunan.
Seperti yang dialami Ayse Mehmet Polat yang berusia 24 tahun.
Empat dari enam bloknya runtuh saat bangunan lain di sekitarnya berdiri tegak.
Masalah keamanan telah dikemukakan oleh warga, jauh sebelum gempa mematikan minggu lalu.
Polat langsung datang ke lokasi, karena mendengar seorang pria yang dikatakan sebagai kontraktor bangunan telah ditangkap.
Dia kemudian akan memberi tahu melalui pengacaranya, dirinya tidak melakukan kesalahan dan tidak bertanggungjawab atas runtuhnya apartemen itu, seperti dilansir The Telegraph, Minggu (19/2/2023)
Baca juga: Ribuan Pengungsi Suriah di Turkiye Terpaksa Pulang dari Zona Gempa ke Zona Perang
"Kami menghabiskan tiga hari untuk melihat apa yang terjadi di sini seusai gempa 6 Februari 2023," katanya.
"Saat kami kembali ke kompleks keesokan paginya, layanan darurat mengungkapkan angka yang mengejutkan, sebanyak 136 orang diketahui meninggal saat mereka sedang tidur," tambahnya.
Di stasiun pompa bensin sebelah, dia bertanya apakah mereka memiliki rekaman CCTV saat gempa terjadi.
"Kami langsug diberi video dari empat kamera terpisah yang menunjukkan kengerian yang sedang berlangsung," jelasnya.
Pertama, guncangan lampu yang hebat, beberapa detik kemudian, orang-orang lari menyelamatkan diri sebelum akhirnya awan asap dan debu tebal menyelimuti semua yang dilewatinya.
Polat menjelaskan bangunan apartemen tetangga runtuh dalam hitungan detik.
"Saat kami meninggalkan pompa bensin, kami ditarik ke tumpukan barang pribadi di tepi halaman depan," jelasnya.
"Ini museum kehidupan yang sangat menyedihkan yang tiba-tiba padam, boneka, panci masak, dan foto keluarga berserakan," katanya.
Baca juga: Pasangan Suami-Istri Turkiye Selamat Usai 296 Jam Gempa, Sayangnya Anak-Anak Mereka Meninggal Dunia
Menggosok tumpukan, dan menangis tersedu-sedu terlihat pada Emel Filik yang berusia 65 tahun.
"Semuanya hilang, " katanya kepada kami.
Dia menjelaskan sepupunya telah tidur di salah satu dari empat blok yang hancur, dan tidak ada yang bertanggung jawab untuk menjaga keamanan bangunan tersebut.
"Begitu Anda mulai tinggal di flat Anda, tidak ada yang terjadi, tidak ada pemeriksaan, asuransi gempa dan properti juga tidak berfungsi," ujarnya.
"Pemerintah kota tidak melakukan pemeriksaan dan tidak ada yang namanya pemantauan," kata pria itu.
Ada kekhawatiran tentang apartemen ini, katanya.
Dia menambahkan ketua asosiasi warga, seorang wanita yang dikenal sebagai Selma meminta tetangga untuk datang ke pertemuan untuk mendengarkan kekhawatirannya.
"Enam bulan lalu, Selma memberi tahu kami tentang masalah bangunan," ujarnya.
Baca juga: Korban Gempa di Hatay Memilih Tinggal Dekat Rumah, Tolak Mengungsi ke Tempat Lain
"Dia berkata, warga yang terhormat, bangunan kita bisa runtuh hanya dengan gempa bumi," ungkap pria itu.
"Mari perkuat pilar dan jika Anda kekurangan uang, pemerintah kota dapat membantu kami untuk solusi yang lebih murah," ujarnya.
Dia mengadakan beberapa pertemuan, tetapi tidak ada tindakan lanjutan.
Kami menemukan nomor telepon Selma dan dia memastikan dia mengadakan pertemuan untuk mengungkapkan ketakutannya.
Tetapi haruskah penduduk benar-benar harus membayar agar aman di rumah mereka sendiri? Ini adalah masalah integritas struktural, bukan pengecatan ulang dinding.
Kepala organisasi yang mewakili arsitek di Turki, Eyüp Muhçu, mengataan tanggung jawab utama untuk memastikan keamanan bangunan berada di tangan pemerintah Turki.
“Prioritas pemerintah pusat bukan untuk membuat kota-kota aman, tetapi untuk mengimplementasikan beberapa proyek yang direncanakan semata-mata untuk memaksimalkan keuntungan," kata Muchu.
"Karena alasan ini, 65 persen stok bangunan saat ini di Turki berisiko dan tidak ada tindakan yang diterapkan mengenai struktur berisiko ini," tambahnya.
Dengan dua penghuni mengetahui ada potensi masalah di dalam blok, mereka mulai mencoba mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas bangunan tersebut.
Ketika pertama kali tiba di blok itu pada malam sebelumnya, seorang anak laki-laki mendatangi kami sebentar untuk mengatakan ayahnya telah menarik tujuh orang dari puing-puing dengan tangan kosong.
Kedengarannya cerita yang luar biasa, mengingat skala kehancuran yang bisa dilihat.
Dan tentu saja, mendengar orang lain berbicara tentang keberanian seorang pria bernama Bahattin Asan/
"Saya melihat bangunan berputar dan runtuh," ujarnya.
"Saya datang ke sini berlari, gelap, hujan, ada salju dan saya adalah responden pertama," tambahnya.
Dia menunjukkan video mengerikan yang dia ambil di reruntuhan berasap, di mana dia memanggil mereka yang terjebak, beberapa membalas.
"Saya menyelamatkan tujuh orang sendirian, karena itu seperti kiamat, bahkan sekarang saat saya mengatakan ini, saya masih gemetar," katanya.
"Tapi bagaimana dengan kekhawatiran tentang keamanan bangunan ini,? tanyana
“Di tempat parkir mobil, saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri, ketika menyentuh kolom beton hancur menjadi debu di tangan saya, seolah-olah itu bukan beton sama sekali," tambahnya.
"Besi berkarat di kolom, curah hujan turun merusak dan membuat besi berkarat,” jelasnya.
Sedangkan pria yang dituduh sebagai kontraktor, Mehmet Akay, mengatakan bangunan itu sesuai aturan saat dibangun.
Dia mengklaim pekerjaan pembuangan dan air ditambahkan ke properti setelah konstruksi - dan ini, atau pekerjaan lain, mungkin telah merusak kolom pendukung.
Berapa banyak penjaga keamanan dan penjaga di seluruh Turkiye yang telah menyuarakan keprihatinan serupa di negara yang berada di persimpangan lempeng tektonik yang bergeser.(*)
Dewan HAM PBB Akan Gelar Debat Mendesak Soal Serangan Udara Israel di Qatar |
![]() |
---|
Ini Usulan Terakhir Trump Untuk Akhiri Perang di Gaza, Begini Tanggapan Hamas dan Israel |
![]() |
---|
Sisa Rumah Firaun di Bawah Tanah Mesir Beredar Luas Media Sosial, Apa yang Sebenarnya Terjadi? |
![]() |
---|
Vietnam Tingkatkan Tunjangan Guru 70 Persen Hingga 100 Persen Bagi Guru di Wilayah Tertinggal |
![]() |
---|
Agni-V Meluncur! Perlombaan Rudal India dan Pakistan Memanas, India Kirim Sinyal Keras ke China? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.