Internasional

Korban Gempa di Hatay Memilih Tinggal Dekat Rumah, Tolak Mengungsi ke Tempat Lain

Sebagian besar korban gempa di Provinsi Hatay, Turkiye memilih tetap tinggal dekat rumah mereka yang telah rusak atau hancur.

Editor: M Nur Pakar
AFP/Sameer Al-DOUMY
Seorang ahli kacamata, Cuneyt Eroglu (45) berdiri di depan tokonya di Antakya, Turkiye pada 18 Februari 2023. 

SERAMBINEWS.COM, HATAY - Sebagian besar korban gempa di Provinsi Hatay, Turkiye memilih tetap tinggal dekat rumah mereka yang telah rusak atau hancur.

Kementerian Perhubungan Turkiye mengatakan telah membantu 272.000 orang mengungsi melalui udara, laut dan kereta api.

Namun, banyak orang lebih memilih untuk tetap dekat dengan rumah mereka.

Dengan tujuan melindungi harta benda mereka, menunggu jenazah kerabat ditemukan atau di daerah pedesaan, menjaga ternak mereka.

Orang lain yang mencari perlindungan dari suhu musim dingin telah menggunakan struktur apa pun yang akan menahan unsur-unsurnya.

Dekat pantai Mediterania di Hatay, salah satu provinsi yang paling terpukul, para petani di Distrik Samandag meninggalkan rumah mereka yang rusak ke rumah kaca besar, seperti dilansir AFP, Sabtu (18/2/2023).

Baca juga: NASA Miliki Teknologi Pendeteksi Detak Jantung Jarak Jauh, Bantu Penyelamatan Korban Gempa Turkiye

Rumah kaca biasanya digunakan untuk menanam tomat,

Mereka membawa serta alas tidur dan peralatan masak apapun yang bisa mereka selamatkan.

Penduduk setempat mengatakan sekitar 2.000 orang kini tinggal di bawah penutup plastik.

Banyak yang kehilangan tidak hanya rumah mereka, tetapi juga ternak mereka.

“Tidak ada tempat aman selain rumah kaca, karena rumah-rumah roboh akibat gempa,” kata Ozkan Sagaltici, 50-an.

Penduduk desa telah menyiapkan tungku kayu di dalam rumah kaca untuk memasak makanan yang diberikan oleh lembaga bantuan.

Baca juga: Turkiye Sedang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Tidak Rusak Diguncang Gempa 7,8 SR

“Kami tidak punya pakaian bersih,” kata Suzan Sagaltici, yang tinggal di rumah kaca di sisi lain desa.

“Kami tidak bisa membersihkan diri seperti yang kami inginkan, kami tidak bisa mandi," ujarnya.

"Sangat sulit untuk tinggal di sini tidak ada wastafel., kami tidak punya apa-apa," tambahnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved