Internasional

Wanita Hamil Rusia Berduyun-Duyun ke Argentina, Melahirkan Anak dan Mencari Kehidupan Baru

Sebagian wanita hamil di Rusia berduyun-duyun lari ke Argentina, salah satu negara di Amerika Latin.

Editor: M Nur Pakar
AP
Warga negara Rusia Alla Prigolovkina dan suaminya Andrei Ushakov, putra mereka yang lahir di Argentina Lev Andres mengunjungi sebuah taman di Mendoza, Argentina pada 14 Februari 2023. 

Sehingga, banyak broker yang membayar puluhan ribu dolar untuk mengatur dokumen perjalanan, akomodasi, dan perawatan di rumah sakit, seringkali di Florida.

Memulai perjalanan panjang selama kehamilan lanjut bisa sangat berbahaya, dan orang Rusia di Argentina bersikeras keputusan mereka untuk meninggalkan rumah melampaui paspor baru.

Terlepas dari klaim pemerintah, beberapa setidaknya tampak bersemangat untuk menjadikan Argentina sebagai rumah baru mereka.

Terlepas dari kendala bahasa dan panasnya musim panas yang menyesakkan, Prigolovkina dan Ushakov dengan cepat mengadopsi kebiasaan Argentina sejak kepindahan mereka di bulan Juli.

Prigolovkina mengatakan mereka sangat menikmati menghabiskan waktu di taman bersama anjing mereka.

Baca juga: Barat Harus Rancang Strategi Baru Hadapi Invasi Rusia, Fase Pertama Perang Ukraina Sudah Berakhir

Meskipun keluarga tersebut mungkin tidak tertarik dengan sepak bola di Rusia, mereka dengan gembira bersorak ketika negara mereka baru diadopsimemenangkan Piala Dunia akhir tahun lalu.

Namun, dia juga mengakui mendapatkan paspor untuk putra mereka yang baru lahir, Lev Andrés, menjadi faktor pendorong untuk pindah.

"Kami ingin bayi kami memiliki kesempatan untuk tidak hanya menjadi orang Rusia dan memiliki satu paspor," jelasnya.

Beberapa ahli mengatakan sebuah negara di mana migran pernah mencapai 30 persen dari populasi harus sangat peka terhadap penderitaan orang Rusia yang mencoba memulai hidup baru.

Negara Amerika Selatan itu berubah pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 dengan masuknya jutaan migran Eropa, termasuk banyak dari Italia dan Spanyol.

“Mengingat sejarah migrasi kami, negara seperti kami harus lebih berempati dengan dimensi kemanusiaan dari para imigran baru ini," kata Natalia Debandi, seorang ilmuwan sosial dan pakar migrasi.

Dia merupakan peneliti di lembaga CONICET yang didanai publik.

“Mereka bukan teroris, mereka adalah manusia," tegasnya.

Sebuah studi oleh agen imigrasi berdasarkan wawancara dengan 350 warga Rusia yang baru tiba.

Mereka menyimpulkan sebagian besar sudah menikah dan sebagian besar profesional berkecukupan yang memiliki pekerjaan jarak jauh di bidang keuangan dan desain digital atau hidup dari tabungan.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved