MTA Bocorkan Dirut Bank Aceh, Dipastikan Berasal dari Internal, Siapa?
Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Aceh, Muhammad MTA bocorkan, Dirut Bank Aceh Syariah (BAS) dipastikan berasal dari internal.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
"Kemudian dipilih oleh gubernur tiga orang, lalu dikirim ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," kata MTA.
Baca juga: KNPI Aceh Harap Bank Aceh Syariah Dipimpin Bankir Muda
Dalam kurun waktu fit and proper test, masa Nova Iriansyah sebagai gubernur berakhir dan digantikan oleh Pj Achmad Marzuki.
Selanjutnya, masa Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, OJK membalas surat dari penyampaian tiga nama calon dirut tersebut.
Dan sesuai aturan, yang dibenarkan hanya dua orang saja.
Pada saat itu Pj Gubernur Aceh memilih Fadhil Ilyas dan Muhammad Razi serta mengirim kembali kedua nama itu ke OJK.
Kemudian hasil fit and proper test OJK dinyatakan dua nama tersebut ditolak dengan alasan tidak terpenuhi atau dipandang tidak layak.
Baca juga: Jagat Maya Bersedih, Asib Ali Putuskan Segera Pulang ke India Meski Sudah Ditawari Kerja, Alasannya?
Selanjutnya Pj Gubernur Aceh meminta penjaringan yang baru sekaligus mendalami masalah-masalah yang terjadi.
"Ditemukan di sana pertama, penjaringan yang dilakukan dulu itu membatasi calon yang berasal dari direksi, empat orang itu tidak bisa ikut," jelas MTA.
"Hasil pendalaman itu, gubernur kemudian menyimpulkan bahwa penjaringan calon direktur ini kita lakukan terbuka, kemudian semua orang bisa ikut termasuk direksi," tambahnya.
Masuk 13 nama untuk dilakukan penjaringan sebagai calon Dirut Bank Aceh, namun hanya enam orang terpenuhi kriteria.
Sebanyak dua orang dari eksternal dan empat orang dari internal, lalu mengerucut menjadi dua nama saja yakni Muhammad Syah yang berasal dari internal dan Nana Hendriana dari pihak eksternal.
Jangan Rasis
Kemudian terkait saran yang memimpin Bank Aceh itu harus orang Aceh adalah masukan yang bagus.
Tetapi, lanjut MTA, bila sudah masuk ke ranah personal yang menyerang Pj Gubernur Aceh karena yang bersangkutan bukan orang Aceh, hal itu dianggap tidak baik.
"Tidak etis, itu masuk dalam kategori rasis," kata MTA.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.