Berita Banda Aceh
Pemilik Ternak Racuni Harimau, FJL Aceh Minta Polisi Pertimbangkan Sisi Kemanusiaan, Ini Alasannya
Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh meminta polisi pertimbangkan aspek kemanusiaan terkait kasus pemilik ternak yang ditangkap karena meracuni harima
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Forum Jurnalis Lingkungan (FJL) Aceh meminta polisi pertimbangkan aspek kemanusiaan terkait kasus pemilik ternak yang ditangkap karena meracuni harimau.
Pasalnya, pemilik ternak tersebut dianggap sebagai korban dalam kasus ini.
Diketahui salah seorang pemilik ternak, SY (38) ditangkap polisi karena membunuh Harimau Sumatera di Aceh Timur.
Baca juga: 4 Kambingnya Dimangsa Harimau, Pemilik Oles Racun di Bangkainya, Harimau Mati, Pelaku Diamankan
Satwa yang dilindungi undang-undang itu mati diracun karena SY kesal dan emosi hewan ternaknya dimangsa harimau.
Koordinator Wilayah Bagian Timur FJL Aceh, Zamzami Ali mengatakan, dalam menangani kasus ini polisi perlu menentukan kebijakan tanpa mengesampingkan undang-undang yang berlaku.
Baca juga: Tanggapi Kasus di Aceh Timur, YARA: Kalau Manusia Mati Dimangsa Harimau Siapa yang Harus Ditangkap?
Pihaknya menyarankan agar polisi baiknya menyelesaikan kasus tersebut dengan pendekatan non-hukum atau secara kekeluargaan.
"Akibat yang akan ditimbulkan dalam penyelesaian kasus ini tentu sangat besar karena pasti akan mendapat sambutan yang positif dari masyarakat," kata Zamzami Ali dalam keterangannya, Rabu (1/3/2023).
Jika tersangka dibebaskan, menurutnya otomatis akan menimbulkan rasa keadilan serta bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja polisi
"Aspek non-yuridis juga perlu diperhatikan," kata Ketua Pokja Organisasi dan Advokasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Aceh Timur ini.
"Walaupun perbuatan tersangka dilakukan dengan sengaja tentu ada sebab yang menjadi dasar si tersangka melakukan tindakan terlarang itu," tambahnya.
Baca juga: 4 Kambingnya Dimangsa Harimau, Pemilik Oles Racun di Bangkainya, Harimau Mati, Pelaku Diamankan
Kasus ini juga menjadi ‘warning’ bagi pemerintah untuk lebih memberikan atensi kepada warga atau petani di kawasan hutan.
Sebab selama ini warga dan petani berada di garis terdepan dalam pertempuran ‘Konflik Satwa dan Manusia’.
Konflik antara harimau dengan manusia selama memang kerap terjadi di Aceh Timur dalam beberapa tahun terakhir.
Penyebab utamanya, tentu persoalan mangsa dan pergeseran habitat.
Baca juga: Seekor Harimau Ditemukan Mati di Peunaron Aceh Timur, Diduga Diracun, Awalnya Harimau Mangsa Kambing
Harimau Sumatera terancam kehilangan habitat karena daerah sebarannya seperti hutan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan selama ini sudah banyak beralih fungsi menjadi lahan pertanian, perkebunan, maupun tambang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.