Cawapres 2024

Anies Dinilai Sulit Gandeng Khofifah, Waketum: Gerindra-PKB Sudah Ijab Kabul, Tidak akan Berubah

Bakal capres 2024, Anies Baswedan dinilai sulit gandeng Khofifah, karena Gerindra-PKB sudah ijab kabul koalisi, kemungkinan tidak akan berubah.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
Instagram @aniesbaswedan dan @khofifah.ip
Bakal capres 2024, Anies Baswedan dinilai sulit gandeng Khofifah, karena Gerindra-PKB sudah ijab kabul koalisi, kemungkinan tidak akan berubah. 

SERAMBINEWS.COM - Bakal capres 2024, Anies Baswedan dinilai sulit gandeng Khofifah Indar Parawansa, karena Gerindra-PKB sudah ijab kabul koalisi dan kemungkinan tidak akan berubah.

Sebab Khofifah merupakan kader PKB dan perlu meminta restu pada Ketua Umum Muhaimin Iskandar dan Prabowo sebagai koalisi bila ingin ikut berkontestasi di pilpres 2024 mendatang.

Sementara Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Habiburokhman menyampaikan, koalisi antara Gerindra dan PKB tidak akan berubah lagi.

"Yang tidak akan berubah dan sudah fiks insya Allah, sudah ijab kabul istilahnya, itu koalisi Gerindra-PKB," kata Habiburokhman dilihat Serambinews.com dari tayangan Kompas TV, Rabu (1/3/2023).

 

 

Kemudian mengenai siapa yang bakal menjadi capres dan cawapres, hal itu menurutnya adalah wewenang ketua umum kedua partai tersebut.

Baca juga: Bocor 3 Nama Cawapres Dampingi Anies Baswedan, Pengamat Ungkap Kenapa Harus Khofifah

Mengenai spekulasi dan sebagainya soal cawapres, hal itu dianggap normatif.

Dalam konteks strategi, pihaknya menginginkan pasangan yang solid, bisa bekerja sama dan masing-masing bisa berkontribusi dalam hal daya ungkit keterpilihan pasangan.

Selanjutnya, Waketum Gerindra itu menyampaikan bagaimana pilihan cawapres ini bisa menciptakan semangat dan membuat habis-habisan para peserta koalisi memenangkan pasangan tersebut.

Mengenai pengumuman cawapres, menurutnya hanya soal momentum dan menurut kebiasaan jarang dilakukan setahun sebelum pilpres melainkan beberapa bulan jelang pencoblosan.

"Sosok cawapres terkuat Gerindra ya tentu pak Muhaimin Iskandar, tapi kan kita gak boleh mendahului," tambahnya.

Baca juga: Pengamat Nilai Ini 3 Kelebihan Khofifah, Mampu Tambal Elektabilitas Anies Bakal Capres 2024

Khofifah Dianggap Mampu Tambal Elektabilitas Anies

Sementara Pengamat Politik Adi Prayitno menilai tiga kelebihan yang dimiliki Khofifah Indar Parawansa, mampu menambal elektabilitas Anies sebagai bakal capres 2024.

Pemilihan cawapres pendamping menurutnya penting karena mempengaruhi suara di pilpres 2024 mendatang.

Alasannya diketahui masing-masing bakal capres atau sosok yang masuk tiga besar perolehan elektabilitas, hingga saat ini belum ada yang menyentuh 60 persen.

Begitu pun dengan Anies yang secara statistik kekurangan elektabilitas di daerah Jawa Timur dan pemilih nahdliyin.

"Jadi wajar kalau kemudian misalnya di Koalisi Perubahan, nama Khofifah sering kali muncul dikait-kaitkan," kata Adi.

Baca juga: Profil Anies Baswedan Lengkap Sejak Kuliah, Jadi Mendikbud hingga Capres 2024 Pilihan NasDem

Pengamat politik itu melanjutkan, Khofifah dianggap memiliki tiga kelebihan dibandingkan dengan sosok lainnya seperti mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Secara teritorial pertama, Khofifah bisa melengkapi kekuatan politik di Jawa Timur, sesuatu yang selama ini kurang dimiliki oleh Anies.

Kemudian kedua, Khofifah dianggap mampu mengkonsolidasikan kekuatan politik nahdliyin.

Selanjutnya yang ketiga, Khofifah dianggap sebagai sosok yang mewakili politik kelompok kaum perempuan.

"Tiga hal ini yang kemudian sering kali kenapa kemudian walau Khofifah tidak pernah menyatakan ketertarikannya untuk maju di pilpres, selalu dikait-kaitkan, baik dengan Anies Baswedan maupun sempat beberapa waktu lalu dengan Prabowo," kata Adi.

Baca juga: Pengamat Sebut Parpol Harus Siapkan Paslon Berelektabilitas Tinggi Hadapi Anies di Pilpres 2024

Menurutnya, beberapa variabel ini bisa menjelaskan kenapa persoalan cawapres menjadi penting dan signifikan.

"Sekalipun di Koalisi Perubahan ada nama AHY yang sepertinya ngotot ataupun jagoan PKS pak Aher yang tentu saja berharap betul mendampingi Anies Baswedan," kata Adi.

"Tapi kalau dalam kalkulasi politiknya mungkin belum pas, maka persoalan cawapres diputuskan untuk diserahkan kepada Anies ataupun kepada NasDem dan partai koalisi yang lain," tambahnya.

Sementara di sisi lain, Gerindra dan PKB yang juga sudah berkoalisi membentuk sekretariat bersama (sekber).

Dengan demikian, siapapun yang nantinya akan diusung, misal Khofifah, harus melalui persetujuan ketua umum masing-masing partai terlebih dahulu seperti Prabowo dan Muhaimin Iskandar.

Baca juga: Mulia Sekali, Asib Ali Pemuda India Tolak Endorse Padahal Bayaran Besar, Takut Sakiti Syarifah

Alasan Cawapres Penting Dibicarakan

Pengamat Politik Adi Prayitno menyampaikan kenapa masalah cawapres menjadi penting dibicarakan untuk pilpres 2024.

Pertama, karena tidak adanya capres yang bisa menyentuh angka 60 persen secara elektabilitas.

Baik Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang selalu masuk tiga besar dalam survei, sampai saat ini elektabilitas masing-masing tokoh masih di bawah 50 persen.

"Artinya apa, posisi cawapres menjadi penting untuk bisa menjelaskan kepada publik bahwa persoalan cawapres bukan hanya sebatas pelengkap," kata Adi.

"Tetapi menjadi variabel penting menambal kekurangan yang dimiliki setiap kandidat," tambahnya.

Kedua, setiap capres tidak ada yang mencapai 60 persen tentu akan mengkalkulasi betul basis atau argumen apa yang bisa dilengkapi.

Terutama untuk menambal peta politik secara elektabilitas.

Pengamat politik itu mencontohkan Ganjar Pranowo yang secara basis jumlah pemilihnya sangat sedikit di Jawa Barat, Banten dan Sumatera secara umum.

Secara teritorial, bila Ganjar mendapat tiket capres mestinya mencari sosok yang bisa menambal agar bisa mendongkrak elektabilitas.

Begitu pun dengan Prabowo dan Anies yang secara statistik kekurangan elektabilitas di daerah Jawa Timur dan pemilih nahdliyin.

PKS Rasional soal Cawapres Anies

Sementara Juru Bicara PKS, Pipin Sopian menyampaikan, pihaknya sangat rasional dalam hal penentuan cawapres ini, tujuannya supaya target menang di 2024 dapat tercapai.

"Secara rasional kita berhitung," kata Pipin.

Pihaknya sedang memikirkan siapa pasangan yang paling pas buat Anies Baswedan supaya bisa memenangkan pilpres 2024 mendatang.

"Sekali lagi, kami melihat, meneliti, mendengarkan aspirasi dari masyarakat berbagai daerah," tambahnya.

Hitung-hitungan secara rasionalitasnya dimaksud adalah punya elektabilitas yang tinggi mendukung pemenangan, kemudian punya kerentanan politik yang rendah.

Artinya punya rekam jejak yang baik, tidak ada kasus hukum sehingga pihaknya tidak mau calon tersebut terpenjara dan betul-betul bisa fokus untuk menang.

Selanjutnya sosok yang dimaksud punya kesamaan visi-misi dengan capres dan mitra koalisi.

Kemudian bagaimana calon tersebut diterima oleh tiga partai, plus Anies sebagai capres.

"Tahap selanjutnya ini bagian dari strategi kita, mudah-mudahan nanti setelah ini kita duduk bareng membahas siapa cawapresnya," ungkap Pipin.

"PKS insya Allah akan legowo, kami akan menerima hasil dari kesepakatan itu," tambahnya.

PKS Akui Aher Masih di Bawah Kandidat Lainnya

Juru Bicara PKS, Pipin Sopian juga menyampaikan, bila melihat secara rasional dan hasil survei, Ahmad Heryawan atau Aher masih di bawah para kandidat yang terus berhembus namanya.

"Dalam perjalanan waktu dari secara rasional dan dari hasil survei, memang masih di bawah dengan yang lainnya," kata Pipin.

"Tetapi sekali lagi, kami tentu setiap partai berharap kadernya atau tokoh utamanya menjadi capres dan cawapres tentu menjadi harapan kita semua," tambahnya.

Meski demikian, pihaknya menyampaikan tidak akan ngotot dan berusaha legowo kepada siapa pun cawapres yang nantinya akan ditunjuk oleh mitra koalisi dan capres.

"Kita siap bergandengan tangan untuk memenangkan pilpres 2024 nanti," tambahnya.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved