Berita Aceh Besar

Bayi Prematur Asal Montasik Aceh Besar Ini Terkena Infeksi Paru-paru, Kini 'Berjuang' di RSUZA

Bayi ini adalah buah hati pasangan Ali Murtadho dan Marza Ikrima yang beralamat di Desa Teubang Phui Mesjid, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar.

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/INDRA WIJAYA   
Syamir Haziq digendong oleh orang tuanya saat dirawat di RSUZA Banda Aceh, Senin (6/3/2023) 

Bayi ini adalah buah hati pasangan Ali Murtadho dan Marza Ikrima yang beralamat di Desa Teubang Phui Mesjid, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar

Laporan Indra Wijaya | Jantho

SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Syamir Haziq, bayi berusia belum setahun ini terbaring lemas di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin atau RSUZA, Banda Aceh.

Bayi ini adalah buah hati pasangan Ali Murtadho dan Marza Ikrima yang beralamat di Desa Teubang Phui Mesjid, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar

Bayi ini didiagnosa terkena infeksi paru-paru dan kurang gizi.

Oleh karena itu, meski usianya belum genap setahun, ia harus beberapa kali pulang pergi untuk mendapat pengobatan di rumah sakit.

Haziq terpaksa harus menggunakan selang NGT untuk membantu saluran makannya. Berat badannya tampak turun drastis. Ia kerap batuk saat digendong oleh orang tuannya.

Dijumpai Serambinews.com di RSUZA, Senin (6/3/2022), Ali Murtadho, menceritakan Haziq lahir saat usia kandungan istrinya masih delapan bulan di salah satu rumah sakit.

Artinya Haziq lahir dalam kondisi prematur. 

Baca juga: Berikut, 10 Gejala Seseorang Alami Infeksi Paru-paru, Jangan Anggap Enteng, Simak Ulasan Ini

Mendapat karunia bayi putra nan mungil dengan berat 2,4 kilo, tentu membuat Ali dan Marza sangat bahagia.

Buah hati mereka lahir dengan selamat dan sehat. Dokter yang menangani persalinan Marza pun mengatakan bahwa bayi mereka sehat-sehat saja.

Bahkan sehari setelah melahirkan, ia bersama istri dan buah hati mereka dipersilahkan untuk pulang ke rumah.

"Satu hari habis persalinan, dokter bilang kita sudah bisa pulang. Dan nggak ada tanda-tanda Haziq akan sakit," kata Ali. 

Namun, tujuh hari setelah Haziq dibawa pulang kediamannya di Desa Teubang Phui Mesjid, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar, kondisi kesehatannya terus menurun.

Bahkan badan Haziq berwarna kuning dan berat badannya juga menurun. Semula berat Haziq 2,4 kilogram turun menjadi 1,9 kilogram.

Saat itu Haziq juga kesulitan untuk menyusu. Melihat kondisi kesehatan anaknya kian menurun, Ali kemudian membawa Haziq ke rumah sakit. Benar saja, dokter mengatakan bahwa kondisi Haziq sudah kritis.

Baca juga: Mini Factory Incubator USK Kembali Produksi 2 Unit Inkubator Portabel untuk Bayi Prematur di Aceh

"Kadar kuningnya sudah 25 dan sudah parah. Ia dirawat di ruang RICU selama sepuluh hari. Alhamdulillah, setelahnya kesehatan Haziq sedikit membaik," ujarnya.

Masuk bulan kelima, kondisi Haziq kembali menurun. Ia mengalami kejang-kejang. Kemudian Haziq dirujuk ke RSUZA dan didiagnosa mengalami infeksi paru-paru dan kurang gizi.

Di sana ia juga mengikuti terapi, namun tidak mengalami perubahan signifikan. Pihaknya, juga membawa Haziq ke pengobatan tradisional. Saat pengobatan tradisional itu, kondisi Haziq sedikit membaik dengan berat badannya bertambah 5,1 kilogram.

Namun pada awal tahun 2023, kondisi Haziq kembali menurun. Berat badannya turun drastis menjadi 3,9 kilogram.

Padahal ia makan dan minum ASI secara teratur. Untuk tidur pun harus dalam kondisi miring.

Ali yang berprofesi sebagai guru di salah satu dayah di Aceh Besar ini ingin memberikan pengobatan yang terbaik untuk Haziq.

Begitulah nasib Syamir Haziq, bayi prematur yang belum genap berusia setahun yang kini sedang 'berjuang' di RSUZA Banda Aceh. 

Barangkali kepedulian kita dalam bentuk apa saja sangat membantu mereka.  (*)

Baca juga: Kelainan Metabolik Pada Ibu Dapat Beresiko Lahirkan Bayi Prematur

 

 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved