Berita Bireuen

Tanaman Padi Terancam Puso, Warga Peudada Kerja Keras Lakukan Pencegahan

Langkah yang dilakukan ratusan warga dari 15 desa itu yakni menutup alur sungai dengan membangun bendungan darurat.

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Taufik Hidayat
Serambinews.com
Gotong royong-Ratusan warga melaksanakan gotong royong menutup alur sungai Peudada Bireuen yang berpindah dampak banjir akhir Januari lalu, gotong royong berlangsung Minggu (05/03/2023) 

Laporan Yusmandin Idris | Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Banjir besar akhir Januari 2023 lalu di Peudada Bireuen alur sungai berpindah dari posisi mengarah ke timur dampak banjir mengarah ke utara, abrasi meluas, bendungan irigasi Hagu di Gampong Hagu  rusak dan irigasi kering total.

Berpindahnya alur sungai musibah besar bagi petani Peudada dimana sebagian padi sudah ditanam dan ada juga sedang persemaian benih.

Lambannya penanganan darurat yang dilakukan, membuat warga dari 15 desa bersama camat dan keujruen blang, imum mukim langsung menyepakati menutup alur sungai yang sudah berpindah dan diarahkan ke posisi semula agar air Krueng Peudada kembali masuk ke irigasi Hagu.

Langkah itu dilakukan ratusan warga dari 15 desa turun ke sungai menutup alur sungai dengan membangun bendungan darurat.

Warga yang terlibat gotong royong pada Minggu (05/03/2023) sejak pagi hingga sore dari Gampong Meunasah Krueng, Meunasah Rabo, Cot Keutapang, Meunasah Tambo, Meunasah Baro. Kemudian, Meunasah Pulo, Calok, Matang Pasi, Matang Reuleut, Meunasah Pupu, Meunasah Blang, Gampong Mesjid, Meunasah Cut, Meunasah Tunong, dan Gampong Meunasah Teungoh.

Amatan Serambinews.com saat gotong royong, warga membagi tugas, belasan batang kelapa diangkut dengan truk dan alat berat ke lokasi untuk ditancapkan sebagai penahan, sebagian memotong bambu diikat pada batang kelapa.

Puluhan lainnya memasukkan pasir dalam karung. Kemudian alat berat mengangkat pasir dan menutup alur sungai. Pekerjaan tersebut diharapkan selesai Minggu sore, namun tidak tuntas disebabkan satu alat berat mati total dan nyaris tenggelam, kemudian alur sungai yang dikeruk juga berlumpur, sehingga pekerjaan dihentikan sementara.

Masyarakat bersama camat kembali berembuk, pekerjaan menutup alur sungai harus selesai, lalu disepakati menutup alur sungai dengan batu gajah. Material berupa batu gajah yang berserakan dikumpulkan, diangkut ke lokasi dan dijadikan penahan air menutup alur sungai.

Kondisi saat ini, sawah warga yang sudah ditanam padi mulai kering, ada sebagian petani telah membuat sumur bor sendiri untuk kebutuhan air di sawah, dan sebagian petani masih berharap air dari cucuran hujan.

Masyarakat kerja keras menguras tenaga, membantu dana pekerjaan tersebut harus tuntas dan diharapkan penutupan alur sungai selesai dalam dua hari ke depan.

Langkah lainnya dengan meminta bantuan meminjam 20 mesin pompa air dari Balai Wilayah Sumatera untuk membantu petani, mesin pompa air akan ditempatkan pada lokasi yang dekat dengan sumber air.(*)

Baca juga: UNIKI Bireuen Teken MoU dengan Pemkab Pidie Jaya

Baca juga: Rafael Alun Trisambodo Dipecat dari ASN, Terbukti Lakukan Pelanggaran Berat

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved