Berita Aceh Tamiang

Satu-satunya di Asia Tenggara, Situs Bukit Kerang di Aceh Tamiang Bisa Datangkan PAD

Bukit Kerang di Aceh Tamiang diklaim sebagai situs sejarah terakhir yang masih utuh di Asia Tenggara.

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
Anggota DPRK Aceh Tamiang, Muhammad Irwan (kanan) bersama Sekretaris Kampung Masjid Sungai Iyu, Humaini menunjuk kondisi situs bukit kerang yang membutuhkan perhatian lebih agar bisa menjadi objek wisata sejarah. 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Bukit Kerang di Aceh Tamiang diklaim sebagai situs sejarah terakhir yang masih utuh di Asia Tenggara.

Bila dikemas dengan baik, situs bersejarah ini akan menjadi sumber pendapatan daerah.

Keabsahan Bukit Kerang di Aceh Tamiang sebagai peninggalan sejarah ini dikuatkan oleh penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang dilakukan tujuh tahun lalu.

Secara menyeluruh tim peneliti yang diketuai Prof Truman Simanjuntak ini menemukan enam situs bukit kerang (kjokken moddingger) di Aceh Tamiang.

Keenam bukit kerang ini ditemukan di lokasi terpisah oleh 10 anggota tim peneliti Arkenas.

Baca juga: 320 Rider Trail Adventure RATA-4 Meriahkan HUT Ke-39 Kota Jantho, Peserta Galang Dana untuk Turki

Namun sayangnya hanya satu situs yang dinyatakan masih utuh, yakni di Kampung Masjid Sungai Iyu, Kecamatan Bendahara, sementara lima lainnya sudah mengalami kerusakan parah.

Menariknya, situs di Kampung Masjid Sungai Iyu yang dinyatakan utuh itu dipastikan satu-satunya situs yang tersisa di Asia Tenggara.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Tamiang melalui Kabid Kebudayaan, Mustafa Kamal menjelaskan dalam laporan itu dijelaskan kalau di daratan Asia Tenggara tidak ada lagi situs bukit kerang dalam kondisi utuh.

Hampir seluruh situs bukit kerang di Asia Tenggara sudah rata dengan tanah akibat modernisasi zaman.

“Atas dasar teori ini, makanya tim Arkenas sangat senang ketika mendapatkan situs bukit kerang yang masih utuh di daerah kita,” kata Mustafa, Sabtu (11/3/2023).

Baca juga: Harga Emas Naik, Segini Harga Emas Per Mayam di Pidie Sabtu 11 Maret 2023

Dari penelitian situs ini, tim peneliti memiliki bahan akurat untuk mengungkap sejarah peradaban manusia zaman dulu.

Dari teori inilah kemudian diyakini kalau kehidupan di Aceh Tamiang sudah dimulai 12 ribu tahun lalu. 

Bukit kerang terjadi akibat kebiasaan manusia zaman dulu yang tinggal di rumah bertiang di tepi pantai dengan mengandalkan konsumsi kerang.

Kebiasaan ini berlangsung hingga ribuan tahun yang menyebabkan cangkang kerang yang dibuang menumpuk hingga membentuk bukit.

Di masa lalu gaya hidup yang membentuk bukit kerang ini terjadi di sepanjang pesisir sumatera hingga beberapa wilayah Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, Kamboja dan lainnya.

Namun seiring pergantian zaman, situs bukit kerang mulai langka karena aktivitas penggalian.

Peneliti Arkenas juga menemukan situs bukit kerang di Sukajadi, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Baca juga: Wanita Muda Malam-malam Datangi Pos Damkar di Aceh Tamiang, Ternyata Cincin Tersangkut di Telunjuk

Namun kondisinya sudah rusak parah akibat penggalian sejak zaman kolonial Belanda. 

“Sekarang situsnya sudah menjadi kolam," kata Mustafa menyampaikan hasil penelitian Arkenas.

Situs bukit kerang di Lubukbuaya bukannya tanpa ada jejak penggalian.

Beruntung aktivitas penggalian yang sudah terlanjur terjadi belum sempat menimbulkan kerusakan parah. 

Melihat adanya potensi kerusakan ini, anggota DPRK Aceh Tamiang, Muhammad Irwan pun berharap Pemkab Aceh Tamiang berperan aktif menjaga sekaligus merawat peninggalan sejarah ini.

Baca juga: Tangkal Banjir, Warga Kampung Bundar Aceh Tamiang Minta Dibangun Pintu Air, Ini Tanggapan Kadis PUPR

Menurutnya situs bukit kerang ini merupakan warisan sejarah yang harus diperkenalkan ke seluruh negara.

Dia sangat yakin bila kelestarian terjaga, maka ke bukit kerang akan menjadi daya tarik wisata manca-negara.

“Poin pentingnya ini satu-satunya di Asia Tenggara. Kalau dikemas dengan baik, akan menjadi devisa dan masyarakat kita akan sejahtera,” kata Irwan yang baru-baru ini meninjau situs bukit kerang.

Wan Tanindo, sapaannya memberi contoh beberapa negara lain bisa maju dan berkembang dengan mengandalkan pariwisata sejarah.

Dia pun berharap Pemkab Aceh Tamiang menjadikan situs bukit kerang sebagai salah satu pondasi kemajuan Aceh Tamiang. (mad)

Baca juga: Pastikan Listrik Normal Selama Ramadhan, Pj Bupati Nagan Raya Bertemu Pihak PLN

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved