Viral Medsos

Ternyata Ibunya Sering Minum Ini, Pantas Bayi Obesitas, Dokter Ingatkan Resiko Pada Balita

Media sosial Twitter dihebohkan dengan bayi bernama Muhamamad Kenzie Alfaro, berusia 16 bulan yang mengalami obesitas karena diberi SKM oleh ibunya.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
Twitter @sosmedkeras
Muhamamad Kenzie Alfaro, berusia 16 bulan yang mengalami obesitas karena diberi susu kental manis oleh ibunya. 

Dalam prosesnya, produk ini juga ditambahkan gula tambahan untuk menambahkan rasanya.

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), SKM sebaiknya tidak dikonsumsi oleh balita.

Baca juga: Begini Kisah Bocah Bireuen yang Viral Setelah Berhasil Eksekusi Bola Mati dan Selebrasi Siu Ronaldo

Hal ini mempertimbangkan kandungan nutrisinya yang tidak ideal dalam setiap porsinya.

SKM memiliki kadar protein rendah sekaligus kadar gula yang tinggi.

Contohnya, satu takar porsi atau sama dengan empat sendok makan mengandung 130 kkal, dengan gula tambahan 19 gram dan protein 1 gram.

Kandungan gula tersebut setara dengan 76 kkal sehingga nilainya lebih dari 50 persen total kalori produk tersebut.

Padahal, kadar gula tambahan pada makanan untuk anak yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2015 adalah kurang dari 10 persen total kebutuhan kalori.

Kalori yang berlebihan dapat berpengaruh pada berat badan, Dikhawatirkan anak akan mengalami obesitas dan berbagai permasalahan kesehatan lainnya.

Baca juga: Siu, Ronaldo Cilik di Bireuen Viral usai Eksekusi Tendangan Bola Mati, Ini Respon Striker Persiraja

Konsumsi SKM pada balita juga berisiko menyebabkan masalah gigi termasuk berlubang dan sakit gigi.

Khususnya apabila orangtua kurang memperhatikan kebersihan mulut dan gusi anak.

Idealnya, susu untuk balita dan batita harus mengandung sumber kalsium dan sumber protein dengan asam amino esensial yang lengkap.

Pemberian SKM pada anak di atas usia lima tahun bisa saja dipertimbangkan.

Baca juga: Putranya Mirip Tetangga, Suami Paksa Istri Tes DNA dan Hasilnya Bikin Sedih

Namun bukan sebagai susu melainkan pemanis khususnya topping dalam camilan.

Jumlahnya juga harus disesuikan dengan kebutuhan dan takaran yang menyehatkan agar tida berdampak buruk pada jangka panjang.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved