Breaking News

Viral Medsos

Ternyata Ibunya Sering Minum Ini, Pantas Bayi Obesitas, Dokter Ingatkan Resiko Pada Balita

Media sosial Twitter dihebohkan dengan bayi bernama Muhamamad Kenzie Alfaro, berusia 16 bulan yang mengalami obesitas karena diberi SKM oleh ibunya.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
Twitter @sosmedkeras
Muhamamad Kenzie Alfaro, berusia 16 bulan yang mengalami obesitas karena diberi susu kental manis oleh ibunya. 

Ternyata Ibunya Sering Minum Ini, Pantas Bayi Obesitas, Dokter Ingatkan Resiko Pada Balita

SERAMBINEWS.COM - Bayi bernama Muhamamad Kenzie Alfaro menjadi pembicaraan warganet.

Karena bayi berusia 16 bulan ini sudah obesitas.

Tubuhnya yang gemuk ternyata akibat ibunya memberikan susu kental manis.

Ternyata ada resiko kepada balita akibat pemberian susu kental manis.

Makanya Media sosial Twitter dihebohkan dengan bayi bernama Muhamamad Kenzie Alfaro, berusia 16 bulan yang mengalami obesitas karena diberi susu kental manis oleh ibunya.

Baca juga: Wanita Cantik Risma Temui Asib Ali Bikin Syarifah Cemburu? Terungkap Chat Gadis Wajo 

Bayi diberi minum susu kental manis atau SKM masih sering dilakukan oleh sang ibu karena murah dan tidak mampu membeli susu formula secara ekonomi.

Akibat rutin diberikan susu kental manis, alhasil bayi berusia 16 bulan itu kini bobotnya mencapai 27 kilogram meski tidak diperbolehkan oleh dokter sekalipun.

Sebenarnya, apakah berbahaya memberi susu kental manis kepada bayi?

Banyak orangtua memberikan Susu Kental Manis (SKM) pada balita karena dianggap sama dengan susu formula.

Masih ada salah pemahaman yang bertahan di masyarakat bahwa SKM merupakan produk susu yang menyehatkan bagi anak.

Baca juga: Merinding! Viral Pemuda Ini Cover Lagu Rafly Kande di TikTok, Warganet: Suaranya Mirip Plek Ketiplek

Terlebih lagi, harganya yang lebih murah, mudah disimpan dan tahan lama.

Tak heran masyarakat masih menjadikannya produk favorit untuk diberikan kepada buah hatinya.

Nyatanya, hal ini tidak dibenarkan karena kandungannya yang tidak bermanfaat untuk tumbuh kembang anak.

Dikutip dari Kompas.com, SKM dibuat dengan melalui proses evaporasi atau penguapan dan umumnya memiliki kandungan protein yang rendah.

Dalam prosesnya, produk ini juga ditambahkan gula tambahan untuk menambahkan rasanya.

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), SKM sebaiknya tidak dikonsumsi oleh balita.

Baca juga: Begini Kisah Bocah Bireuen yang Viral Setelah Berhasil Eksekusi Bola Mati dan Selebrasi Siu Ronaldo

Hal ini mempertimbangkan kandungan nutrisinya yang tidak ideal dalam setiap porsinya.

SKM memiliki kadar protein rendah sekaligus kadar gula yang tinggi.

Contohnya, satu takar porsi atau sama dengan empat sendok makan mengandung 130 kkal, dengan gula tambahan 19 gram dan protein 1 gram.

Kandungan gula tersebut setara dengan 76 kkal sehingga nilainya lebih dari 50 persen total kalori produk tersebut.

Padahal, kadar gula tambahan pada makanan untuk anak yang direkomendasikan oleh WHO tahun 2015 adalah kurang dari 10 persen total kebutuhan kalori.

Kalori yang berlebihan dapat berpengaruh pada berat badan, Dikhawatirkan anak akan mengalami obesitas dan berbagai permasalahan kesehatan lainnya.

Baca juga: Siu, Ronaldo Cilik di Bireuen Viral usai Eksekusi Tendangan Bola Mati, Ini Respon Striker Persiraja

Konsumsi SKM pada balita juga berisiko menyebabkan masalah gigi termasuk berlubang dan sakit gigi.

Khususnya apabila orangtua kurang memperhatikan kebersihan mulut dan gusi anak.

Idealnya, susu untuk balita dan batita harus mengandung sumber kalsium dan sumber protein dengan asam amino esensial yang lengkap.

Pemberian SKM pada anak di atas usia lima tahun bisa saja dipertimbangkan.

Baca juga: Putranya Mirip Tetangga, Suami Paksa Istri Tes DNA dan Hasilnya Bikin Sedih

Namun bukan sebagai susu melainkan pemanis khususnya topping dalam camilan.

Jumlahnya juga harus disesuikan dengan kebutuhan dan takaran yang menyehatkan agar tida berdampak buruk pada jangka panjang.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved