Serambi Demokrasi Awards 2023
Fadhlullah, Inspirasi Bagi Program Reintegrasi
Ketika Aceh masih membara, Fadhlullah Bersama pasukannya berkali-kali terlibat kontak senjata dengan aparat TNI/Polri dari berbagai kesatuan
FADHLULLAH SE, anggota Komisi I DPR RI yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Aceh adalah salah satu figur yang mendapatkan anugerah "Serambi Demokrasi Awards 2023" yang digelar pada malam puncak resepsi HUT Ke-34 Harian Serambi Indonesia, di Gedung AAC Dayah Dawood, Banda Aceh, Jumat 17 Maret 2023. Berikut profilnya.
***
JABATANNYA sebagai komandan operasi GAM wilayah Pidie (1999-2004), sudah cukup sebagai bukti bahwa dia adalah kombatan GAM asli.
Ketika Aceh masih membara, Fadhlullah Bersama pasukannya berkali-kali terlibat kontak senjata dengan aparat TNI/Polri dari berbagai kesatuan.
Namun, segera setelah pimpinan GAM memutuskan untuk berdamai, Fadhlullah mengubah perjuangannya, dari gerakan bersenjata menjadi perjuangan politik.
Fadhlullah yang telah dua periode duduk sebagai anggota DPR Republik Indonesia, disebut-sebut sebagai salah satu contoh sukses program reintegrasi pascakonflik bersenjata, bukan hanya untuk Aceh dan Indonesia, tapi juga untuk dunia.
Fadhlullah atau biasa disapa Dek Fad, bisa dibilang adalah salah satu dari hanya beberapa kombatan GAM yang paling sukses merintis karir di bidang politik.
Mengawali karir politiknya sebagai kader Partai Aceh (PA) yang dibentuk oleh para mantan kombatan GAM, Fadhlullah menjelma menjadi salah satu politikus Aceh yang meniti karir hingga ke level nasional.
Yang mencengangkan, Fadhlullah merintis karir politik di kancah nasional ini melalui Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang dibesut oleh mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Prabowo Subianto.
Pada masa lalu, Kopassus adalah salah satu satuan elite militer Indonesia yang kerap berhadapan dengan Dek Fad dan pasukannya di lapangan.
“Saya masuk ke Partai Gerindra atas instruksi dari Mualem (Muzakir Manaf – mantan Panglima GAM). Karena saat itu, Partai Gerindra berafiliasi dengan Partai Aceh,” kata Dek Fad dalam sebuah wawancara yang disiarkan di kanal Youtube Serambinews.com, Minggu (5/2/2023).
Bisa dibilang, Dek Fad adalah sosok yang sangat tunduk dan patuh kepada pimpinan.
Keputusannya untuk mengubah perjuangan bersenjata menjadi perjuangan politik, juga tidak terlepas dari arahan pimpinan GAM, setelah penandatanganan MoU damai di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005.
Karena perintah pimpinan pula, Dek Fad bergabung dengan Partai Gerindra yang notabenenya adalah partai yang didirikan oleh mantan Danjen Kopassus, salah satu satuan militer yang menjadi musuh bebuyutannya pada masa lalu.
“Awalnya memang agak ragu, tapi setelah saya membaca manifesto Partai Gerindra, ternyata tidak jauh berbeda dengan cita-cita Partai Aceh. Kedua partai ini sama-sama ingin melakukan perubahan dan membantu rakyat kecil dan tertindas. Lalu, saya bergabung ke Partai Gerindra dan menjadi caleg DPR RI pada Pemilu 2014, dengan tujuan menjadi penyambung lidah untuk kepentingan Aceh di tingkat nasional, termasuk memperjuangkan cita-cita GAM untuk kesejahteraan rakyat Aceh,” kata Dek Fad.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.