Berita Aceh Besar
Harga Daging Meugang di Aceh Besar Rp 150 Ribu Hingga 170 Ribu per Kg
Untuk daging kualitas nomor satu dijual Rp 170 ribu. Sementara kualitas nomor dua seharga Rp 150.000 per kg. Lalu untuk tulangnya dijual Rp 80 ribu/Kg
Penulis: Hendri Abik | Editor: Taufik Hidayat
Laporan Hendri | Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Harga daging sapi pada hari pertama Meugang jelang bulan Ramadhan 1444 Hijriah di Aceh Besar alami kenaikan mencapai Rp 170.000 per kilogram.
Hal ini seperti yang terpantau di sejumlah lapak dan pasar di Aceh Besar, Selasa (18/3/2023). Seperti di Pasar Lambaro dan sekitarnya. Harga daging di sana dijual mulai Rp 150 ribu hingga Rp 170 ribu tergantung kualitas. Harga tersebut mengalami kenaikan Rp 20.000 dari harga biasanya.
Berdasarkan pantauan di Pasar Lambaro, lapak pedagang daging pada hari Meugang tidak seperti hari biasanya, Selain banyak sediakan stok daging, di pinggir jalan juga mendirikan lapak.
Tidak hanya itu, di setiap persimpangan kecamatan juga terdapat pedagang daging sapi musiman. Pada setiap lapak dipadati para pembeli, mereka semuanya membeli daging sapi untuk kebutuhan meugang.
Salah satu penjual daging di Pasar Lambaro, Aceh Besar, Safwan mengatakan harga daging mereka jual berdasarkan kualitas dagingnya. Sementara untuk kualitas nomor dua tembus Rp150 per kilogram.
“Untuk daging yang nomor satu Rp 170 ribu, itu sapi Aceh. Sementara untuk kualitas nomor dua seharga Rp150.000 per kilogram, lalu untuk tulangnya dijual Rp 80 Ribu,” kata Safwan.
Kenaikan harga tersebut, lanjut Safwan telah terjadi sejak tiga hari yang lalu. Dimana sebelumnya dijual dengan harga Rp150 ribu untuk daging nomor satu.
Menurutnya kenaikan harga itu dipicu karena harga ternak juga naik, sehingga pihaknya tetap harus menaikkan harga daging. “Tiap tahunnya harga daging memang naik, karena kita beli sapinya mahal daging yang dijual juga mahal,” ujarnya.
Meski mengalami kenaikan, kata Safwan, minat masyarakat Aceh Besar untuk membeli daging tetap ada. Minat ini diperkirakan terus meningkat pada hari puasa nantinya. Hanya saja, jika dibandingkan dengan Meugang sebelumnya, daya beli masyarakat sedikit menurun.
“Kami hari ini sembelih empat ekor sapi, Inshaallah habis hari ini, tapi sampo saat ini saya lihat pembelinya agak kurang, bisanya kalau waktu siang pembelinya lebih berdesak-desakan dari ini,” imbuhnya.
Hal serupa juga dikatakan Safrizal, ia menyampaikan ia menjual daging mulai dari Rp 170 hingga Rp180 ribu per kilogram. Harga itu relatif stabil jika dibandingkan dengan harga tiap memperingati tradisi Meugang.
Menurutnya daya beli masyarakat akan meningkat pada hari Meugang kedua. Bahkan kemungkinan harganya juga akan mengalami penurunan.
“Wajar jika hari ini tidak ramai, karena seminggu belakangan sudah ramai. Kemungkinan besar Meugang kedua akan lebih ramai,” kata Safrizal.
Sementara itu, sebagaimana diketahui, jejak tradisi meugang di Aceh dimulai sejak tahun 1907, saat Sultan Iskandar Muda memimpin Kerajaan Aceh Darussalam. Meugang adalah tradisi memasak daging sehari sebelum Ramadhan, sebelum Idul Fitri, dan sebelum Idul Adha. Praktis, tradisi ini dilakukan tiga kali dalam setahun oleh masyarakat Aceh.(*)
Baca juga: Harga Daging Meugang di Bireuen Rp 180.000/Kg, Tulang Iga Rp 100 Ribu
| Peduli Tumbuh Kembang Anak, Capella Perkuat Peran Posyandu di Blangbintang |
|
|---|
| Tiga Rumah Terbakar, Dua Motor Ikut Hangus di Aceh Besar |
|
|---|
| Tiga Rumah di Lambeugak Kuta Cot Glie Aceh Besar Terbakar, 2 Sepmor Hangus |
|
|---|
| Tim ARC USK Latih Warga Kuta Baro Olah Minyak Nilam dan Gaharu Jadi Parfum |
|
|---|
| Santri Aceh Besar Adu Baca Kitab Kuning sebagai Upaya Merawat Marwah Aceh |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.