Ibu Hamil dan Bayinya Meninggal Usai Ditandu 16 Jam Menuju Rumah Sakit, Ini Kata Kadinkes Luwu Utara

Eva yang sedang hamil harus ditandu karena akses dan fasilitas kesehatan di daerah tersebut masih minim.

Editor: Faisal Zamzami
MUH. AMRAN AMIR
Dengan berjalan kaki melewati jalan tanah yang berlumpur dan penuh rumput ilalang melewati hutan-hutan, sejak pagi hingga malam hari, puluhan bahkan ratusan warga Dusun Pokappaang, Desa Tanamakaleang, Kecamatan Seko, Kabupaten. Luwu Utara, Sulawesi Selatan bergantian mengangkat tandu sejauh kurang lebih 100 kilometer. 

“Akibat kondisi badan jalan yang tidak memungkinkan dilalui alat transportasi darat, sehingga masyarakat memilih berjalan kaki mengantar korban menuju rumah sakit yang ada di kota Masamba dengan jarak sekitar 150 kilometer dari Kecamatan Seko,” ucap Amsal.

Dia pun meminta Dinas Kesehatan Luwu Utara untuk memprioritaskan daerah terpencil terkait penyediaan fasilitas kesehatan.

“Karena Kecamatan Seko merupakan daerah yang terpencil mengakibatkan masyarakat sulit mendapatkan pelayanan dan fasilitas kesehatan serta akses jalan yang baik untuk menuju rumah sakit," ungkapnya.

"Untuk itu Dinas Kesehatan Luwu Utara agar betul-betul bekerja dan memprioritaskan daerah terpencil guna mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, sebagaimana Permenkes No. 90 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan terpencil dan sangat terpencil,” pungkasnya.

Baca juga: Es Pink, Minuman Berbuka Puasa yang Banyak Diburu Warga Lhokseumawe, Omzet Capai R0 12 Juta Sehari

Baca juga: VIDEO Usai UU Cipta Kerja Disahkan, Perusahaan Makin Mulus PHK Karyawan

Baca juga: Viral 3 Saudara Kembar Nikah Barengan, Langsungkan Pernikahan Bak Nikah Massal

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibu Hamil dan Bayinya Meninggal Usai Ditandu 16 Jam, Ini Penjelasan Kadinkes Luwu Utara"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved