Breaking News

Ramadhan 2023

Puasa Antara Rasional dan Emosional

Ingat, kenapa bulan Ramadhan dijuluki dengan sebutan sayyidusy syuhur (Penghulu para bulan) dikarenakan bulan Ramadhan menyimpan berbagai kelebihan

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Pimpinan LPI Al Anshar Lambaro, Tgk Akmal Abzal 

Lantas alasan pembenar apa yang menjadi argumen untuk menyia-nyiakan peluang ini.

Rasionalitas mesti di fungsikan, kebodohan mesti ditinggalkan dan kemalasan segera di singkirkan dalam benak paling dalam demi menggapai taqwa yang telah di janjikan Allah bagi hambaNya.

Mari kita mereview fenomena unik bahkan tak elok yang acap terjadi di negeri berlabel Syariah ini.

Contoh teranyar adalah membludak/ berjibun jamaah tarawih di malam pertama dan kedua Ramadhan, mesjid-mesjid penuh, musalla sesak dan perparkiran macet.

Kondisi ini terus terjadi dari tahun ke tahun bahkan hampir menjadi budaya yang sulit untuk move on.

Betapa miris, potret menarik itu tak berjalan lama karena masyarakat kita beribadah hanya secara emosional, seakan manut pada kesemarakan ritual-ritual massa tanpa mengerti nilai dasar dibalik Ramadhan dan puasa sebagai instrumen menuju pemenuhan pundi-pundi akhirat.

Lihat saja, frekwensi pelaksanaan ibadah pasca malam pertama, kedua dan seterusnya berobah kian menurun bahkan menyusut jauh pada angka yang sangat minimal.

Dalam bahasa Aceh sering disebut; meu iku tikoh ( bagai ekor tikus) berawal dari besar dan mengecil di ujungnya.

Potret buram ini terjadi begitu saja tanpa para pihak yang mau mengedukasi apalagi memperbaiki.

Idealnya Puasa mendidik pola pikir umat menjadi sehat dan kuat bahkan seyogyanya puasa Ramadhan berdampak langsung pada meningkatnya amalan positif kian lebih banyak dibanding sebelumnya.

Menurut hemat penulis hal ini menjadi sentuhan motivasi dan rasionalitas dalam materi ceramah dan nasehat keagamaan dari para pendakwah guna menggemakan puasa Ramadhan penuh berkah dan maqfirah ini menjadi peluang menjemput amal dan tak boleh di lewati tanpa bekasan positif.

Maka berpikirlah untuk menjadikan Puasa Ramadhan sebagai medium perbanyak amalan terbaik bukan sebaliknya bertahan pada status qua penuh dosa dan kesalahan.

Rasionalitas lain dapat dilihat dari fungsi mesin atau elektronik.

Sehebat apapun benda elektronik tersebut pasti butuh jeda untuk beristirahat, tak boleh di porsir semberangan karena beresiko macet bahkan rusak fatal alias disfungsi.

Demikian pula dengan tubuh manusia yang di ilustrasi dengan elektronik, selama sebelas bulan dalam setahun telah bekerja all out tanpa henti, mengais rezeki pagi dan petang,

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved