Kasus Anak Petinggi Polri Tabrak Pelajar, Pelaku Disebut Ugal-ugalan, Polisi Salahkan Korban

Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Bayu Marfiando menduga, ada indikasi pelanggaran lalu lintas sebelum peristiwa nahas itu terjadi.

Editor: Amirullah
Kolase Foto Tribun Jakarta
Ilustrasi - Anak petinggi polri tabrak pelajar hingga tewas di Jaksel. 

Penabrak diduga mabuk dan ugal-ugalan Berbeda dengan keterangan Bayu, keluarga korban MS mengungkapkan, insiden kecelakaan disebabkan karena MM mengemudikan mobil secara ugal-ugalan.

MM juga diduga dalam keadaan mabuk sehingga tak mampu mengendalikan mobil yang dikemudikan.

"Berdasarkan penuturan saksi mata yang kami temui, yaitu abang ojek online (ojol), dia bilang raut wajah pengendara mobil seperti orang mabuk. Terlihat dari mata pengendara soalnya," ungkap kakak MS, N, Minggu.

Alhasil, ketika melintasi perempatan lampu merah Jalan Margasatwa Raya, MM disebut tidak mampu mengendalikan mobilnya dan menabrak MS serta SB.

"Saksi menambahkan, pengemudi Mercedes-Benz memacu kendaraannya secara ugal-ugalan dari arah Mampang ke Ragunan dan fakta ini belum didapati oleh polisi. Sebab, saksi yang kami miliki belum diperiksa," beber N.

Penabrak nyaris kabur

N mengungkapkan, pengemudi Mercedes-Benz itu memiliki niatan untuk kabur usai menghantam SB dan MS.

Hal itu terlihat ketika MM tidak langsung turun dari mobil yang dikendarai menabrak korban.

MM baru turun ketika dikejar dan dipaksa pengendara lain untuk bertanggung jawab.

"Kalau misalkan enggak ditahan sama ojol dan warga, dia pasti kabur. Kami enggak tahu dia siapa. Kalau dia ada niat baik, dia pasti berhenti, menolong, dan membawa korban langsung ke rumah sakit," ujar N.

Keluarga korban merasa polisi tutupi fakta kecelakaan

N menilai, aparat kepolisian terkesan menutup-nutupi fakta kecelakaan.

Sebab, rekaman kamera CCTV di tempat kejadian perkara (TKP) tidak semuanya dibuka oleh aparat.

Keluarga MS bahkan hanya mendapat satu rekaman kamera CCTV, tetapi rekamannya tidak menunjukkan peristiwa yang utuh lantaran jauh dari TKP.

"Kami enggak dikasih unjuk CCTV dari semua arah. Kami hanya diperlihatkan satu CCTV, itu pun enggak terlihat terjadinya benturan secara jelas. Di sana hanya terlihat bahwa telah terjadi peristiwa kecelakaan," ucap N.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved