Konsultasi Agama Islam

Konsultasi Agama Islam - Kenapa ada Qunut pada Shalat Witir Bulan Ramadhan?

Adapun doa qunut yang dibaca adalah doa qunut yang lazim dibaca pada qunut subuh, bukan doa qunut nazilah, karena qunut nazilah hanya sunnah dibaca...

Editor: Agus Ramadhan
SERAMBINEWS.COM
Konsultasi Agama Islam (KAI) ISAD Aceh - Serambinews.com, diasuh oleh Tgk Alizar Usman, M.Hum. 

Sesungguhnya Umar Ibn Khathab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar shalat tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka’ab, maka beliau shalat tarawih bersama mereka selama dua puluh malam, dan beliau tidak berqunut dengan mereka kecuali dalam separuh yang kedua (H.R Abu Daud).

Imam Al-Syafi’i berkata:

وَلَا يَقْنُتُ إِلَّا فِي شَهْرِ رَمَضَانَ إِلَّا فِي النِّصْفِ الْأَخِيرِ مِنْهُ وَكَذَلِكَ كَانَ يَفْعَلُ ابْنُ عُمَرَ، وَمُعَاذٌ الْقَارِي

Tidak berqunut kecuali pada bulan Ramadhan khusus pada separuh akhir Ramadhan. Seperti ini senantiasa dilakukan oleh Ibnu Umar dan Mu’az al-Qaari. (al-Hawi al-Kabiir karangan al-Mawardi : II/291)

2. Adapun doa qunut yang dibaca adalah doa qunut yang lazim dibaca pada qunut subuh, bukan doa qunut nazilah, karena qunut nazilah hanya sunnah dibaca dalam shalat wajib.

Pada saat terjadi musibah dan malapetaka menimpa umat Islam. Rasulullah SAW pernah mengajarkan al-Hasan bin ‘Ali r.a mengucapkan doa qunut witir, sebagaimana riwayat berikut :

قَالَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ عَنْهُمَا عَلَّمَنِي رَسُولُ صَلَّى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي الْوِتْرِ، - قَالَ ابْنُ جَوَّاسٍ: فِي قُنُوتِ الْوِتْرِ: - اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

Hasan bin Ali r.a berkata, Rasulullah SAW pernah mengajarkan kepadaku doa yang aku ucapkan pada witir (menurut Ibnu Jawwas pada qunut witir) , yaitu :

اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ، إِنَّكَ تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

(H.R. Abu Daud)

Setelah menegaskan sunnah membaca qunut nazilah pada shalat wajib, Ibnu Hajar al-Haitamiy mengatakan,

أَمَّا غَيْرُ الْمَكْتُوبَاتِ فَالْجِنَازَةُ يُكْرَهُ فِيهَا مُطْلَقًا لِبِنَائِهَا عَلَى التَّخْفِيفِ وَالْمَنْذُورَةُ وَالنَّافِلَةُ الَّتِي تُسَنُّ فِيهَا الْجَمَاعَةُ وَغَيْرُهُمَا لَا يُسَنُّ فِيهَا

Adapun yang bukan shalat wajib, maka makruh qunut nazilah pada shalat jenazah secara mutlaq, karena pelaksanaan shalat jenazah dibina atas dasar takhfiif (meringankan). Sedangkan pada shalat nazar dan shalat sunnah yang dianjurkan berjamaah serta selain keduanya tidak disunnahkan qunut nazilah (Tuhfah al-Muhtaj : II/69)

Wallahua’lam bisshawab

 

JAWABAN KONSULTASI AGAMA ISLAM LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved