Breaking News

Berita Lhokseumawe

Besok Terjadi  Gerhana Matahari Langka, Disusul Tiga Gerhana Lainnya Sepanjang Tahun 2023

Namun begitu, gerhana yang dikatagori langka tersebut bakal terjadi lagi pada 20 April 2023 besok atau 29 Ramadhan tahun ini.

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
hand over dokumen pribadi
Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Dr Tgk Ismail SSy MA.  

Namun begitu, gerhana yang dikatagori langka tersebut bakal terjadi lagi pada 20 April 2023 besok atau  29 Ramadhan tahun ini.

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Gerhana matahari hibrida  tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau disebut langka.

Namun begitu, gerhana yang dikatagori langka tersebut bakal terjadi lagi pada 20 April 2023 besok atau  29 Ramadhan tahun ini.

Namun sesuai hasil kajian ilmu falak, setelah gerhana matahari hibrida yang terjadi Kamis besok, akan ada tiga kali gerhana lagi yang terjadi sepanjamg tahun 2023.

Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Dr Tgk Ismail  SSy MA, Rabu (19/3/2023), kembali menjelaskan, gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus. 

Gerhana bulan terjadi saat bulan berada pada fase purnama (full moon). 

Namun gerhana bulan tidak terjadi disetiap bulan purnama, karena bidang orbit bulan tidak sejajar dengan bidang orbit bumi.

Gerhana bulan ada tiga jenisnya. 

Pertama, gerhana bulan total, gerhana ini terjadi disaat bulan sepenuhnya memasuki dalam bidang bayang inti (umbra) bumi, sehingga bulan terlihat saat puncak gerhana total berwarna hitam kemerah-merahan. 

Kedua  gerhana sebagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan bulan hanya sebagian memasuki dalam bayang inti bumi. 

Ketiga, gerhana bulan penumbra, dimana bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti bumi), tidak sampai ke dalam bayang inti. 

Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata bulan hanya terlihat redup tidak seperti pada saat purnama biasanya. 

Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra harus menggunakan teleskop, karena perubahan cahaya bulan saat masuk dalam bayang kerucut bumi hanya bisa dibedakan melalui pengamatan teleskop. 

Gerhana matahari dikenal ada empat jenis.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved