Sosok
Kisah Jamil Arshad, WNI yang Habiskan 40 Tahun di Penjara Malaysia, Kini Sedih karena Dibebaskan
Jamil Arshad telah mendekam 40 tahun di penjara "Negeri Jiran". Hal itu membuat laki-laki berusia 63 tahun tersebut menjadi napi terlama di Malaysia.
Penulis: Yeni Hardika | Editor: Ansari Hasyim
Menurut laporan Kantor berita Malaysia, Bernama, Jamil mengaku bersyukur diberi kesempatan untuk menghabiskan sisa hidupnya di desanya.
Meski demikian, jauh di lubuk hatinya, dia merasa berat meninggalkan penjara yang telah membantunya untuk bertobat dan menjadi anggota masyarakat yang berguna.
Dia mengaku berat berpisah dengan staf penjara Malaysia yang sudah menganggapnya sebagai teman, bukan sebagai tahanan.
"Saya senang diberi pengampunan, tetapi pada saat yang sama, saya juga sedih meninggalkan penjara. Senang bisa dibebaskan, tapi sedih berpisah dengan staf yang menganggap saya seperti teman dan bukan sebagai tahanan,” ujar Jamil kepada Bernama, sebagaimana dilansir dari Kompas.com.
Jadi penjahit selama dipenjara
Selama di penjara, Jamil menjadi penjahit yang terampil.
Bernama melaporkan, dia telah menjahit ribuan Baju Melayu dan blazer untuk para petugas penjara.
Sebelum dipindahkan ke Penjara Taiping, Jamil pernah dikirim ke penjara Johor Bahru.
Di penjara Johor Baru, dia sempat mempelajari keterampilan membuat perabot rotan seperti kursi dan meja.
Berbekal ilmu agama yang diperolehnya selama berada di desa, Jamil mengaku, selama 40 tahun merayakan Hari Raya di penjara, dirinya pernah juga memimpin jamaah lain, termasuk saat shalat Idul Fitri.
Jamil berpesan kepada para pemuda agar tidak menyia-nyiakan masa mudanya dan tetap berpegang teguh pada agama agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik.
Baca juga: Perkampungan Ilegal Warga Indonesia di Malaysia Digerebek, Bikin Sekolah Sendiri, 67 WNI Ditahan
“Saya bukan orang baik bahkan ketika saya di Indonesia, saya akan keluar masuk penjara. Dan, berkat petugas lapas di sini, saya bisa mengubah hidup saya dan menjadi manusia yang tidak pernah melewatkan shalat sejak tahun 90-an," ucap dia kepada Bernama.
“Saya bertekad untuk mengubah segalanya. Saya shalat lima kali sehari dan tidak melewatkan nasihat yang diberikan kepada saya, yang membuat 36 tahun terakhir di sini terasa seperti 36 bulan. Ketika saya melihat ke cermin, saya melihat bahwa rambut saya beruban. Ketika saya masuk penjara saya gemuk, tapi sekarang saya kurus,” katanya.
Dia pun berterima kasih kepada Sultan Ibrahim dan seluruh staf Penjara Taiping.
Sosok Jamil dimata Direktur Penjara Malaysia
Kisah WNI
Penjara Malaysia
Merasa Sedih
Napi Terlama
narapidana
Serambinews
Serambi Indonesia
negeri Jiran
Penyerang Liverpool Mohamed Salah Kritik Penghormatan UEFA kepada 'Pele Palestina' |
![]() |
---|
Sosok Samiullah, Kalkulator Hidup dari Afghanistan dengan Kemampuan Matematika Menakjubkan |
![]() |
---|
Profil Abu Paya Pasi, Ulama Kharismatik Pemimpin Dayah Bustanul Huda, Eks Penasihat Partai Aceh |
![]() |
---|
Ini Profil dan Jejak Karier Edy Widodo, Hari Ini Dilantik Jadi Pj Sekda Aceh Singkil |
![]() |
---|
Kisah Tita, Perawat Muda Digugat Rp120 Juta Usai Resign Demi Rintis Usaha Roti, Ini Persoalannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.