Kupi Beungoh

Siapakah Lulusan Terbaik "Kampus Ramadhan"?

Bagi orang-orang bertakwa,  mengerjakan hal-hal tersebut tidaklah sulit,  karena ada Allah yang sentiasa bersama orang-orang bertakwa

Editor: Amirullah
ist
Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh. 

Oleh: Dr. Ainal Mardhiah,  S.Ag,  M.Ag

Tujuan Ramadhan adalah mendidik orang-orang muslim yang bertakwa. Takwa dalam setiap aktivitas kehidupan sesudah Ramadhan, dengan cara nilai-nilai takwa yang sudah tertarbiyah selama satu bulan Ramadhan,  senantiasa dapat di bawa dalam setiap urusan.

Takwa dalam berbagai posisi dan status sosial yang dijalani oleh seorang muslim,  sebagai pejabat,  orang biasa,  sebagai anak, sebagai orang tua, sebagai anggota masyarakat atau apapun pekerjaan dan status sosial seorang muslim.

Takwa bermakna takut kepada Allah SWT dan takwa bermakna cinta kepada Allah SWT.

Jika Takwa dalam arti takut, takut mengerjakan segala larangan Allah SWT, takut meninggalkan semua perintah,  takut Allah murka, takut Allah tidak Ridho dengan apa yang kita lakukan sehari-hari, takut  Allah kehilangan kita dalam setiap kebaikan. 

Baca juga: Pengendara Motor yang Dianiaya hingga Kejang Buka Suara, Sudah Minta Maaf tapi Dipukul

Baca juga: Dulu Pakai Susuk Agar Terkenal, Artis Ini Langsung Berubah Nasib saat Dicopot, ‘Sadar’

Sedangkan takwa dalam arti cinta,  adalah berusaha ta'at, berusaha patuh, sami'na wa atha'na kepada Allah SWT,  sebagai hasil tarbiyah satu bulan Ramadhan.

“Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” ( Al An'am ; 162)

Sikap seperti ini, dapat terbina tentunya perlu ilmu,  dan do'a terus menerus agar Allah mudahkan kita berbuat kebaikan dan keta'atan. Juga perlu lingkungan dan orang-orang yang mendukung, agar berjalan waktu nilai nilai tarbiyah Ramadhan dapat menjadi akhlak pada setiap muslim.

Di bulan ramadhan seorang muslim sudah di didik fisiknya, jiwanya,  mentalnya,  hatinya dan seluruh anggota tubuhnya, sampai kemudian menjadi bersih kembali menjadi "fitri"

Dalam satu bulan Ramadhan, fisik seorang muslim dilatih untuk tidak makan dan minum pada siang hari, ketika malam hari makan minum yang halal.

Nafsu juga dilatih untuk tidak melakukan hubungan suami istri di siang hari. Meski ini adalah kebutuhan, namun karena takut kepada Allah,  kita bersabar agar tidak membatalkan puasa.

Ramadhan juga  mentarbiyah jiwa dan ruh. Makanan fisik itu, berupa makanan empat sehat lima sempurna, sedangkan makanan jiwa dan ruh adalah senantiasa dekat dengan Rabb nya, melalui berbagai kegiatan ibadah shalat wajib,  tadarus,  bersedekah,  shalat malam (taraweh dan witir), dan berbagai macam zikir hati dan zikir lisan lainnya.

Meski kita lelah bekerja,  haus,  lapar, disiang hari,  pada malam hari kita bersungguh-sungguh beribadah dengan sepenuh cinta untuk patuh pada Allah SWT.

Baca juga: Viral Pasangan Lansia Meninggal di Hari yang Sama, Nenek Meninggal 1 Jam Setelah Kakek

Puasa juga menjadi bulan tarbiyah mental, karena puasa itu hanya diketahui oleh orang yang berpuasa dan Allah saja. 

Sikap Ihsan pada orang yang berpuasa mendidik setiap diri agar memiliki mental yang sehat.  Orang muslim yang Ihsan, benar-benar ia tulus dan ikhlas melaksanakan puasa semata-mata mengharap Ridho dari Allah SWT, di keramaian maupun dikesendirian ia tetap menjaga puasanya.

Orang yang sehat mental dapat berpuasa dengan tenang,  karena tidak ada ke khawatiran padanya, tidak ada kebohongan padanya.

Bagi pribadi yang mentalnya tidak sehat,  bisa melakukan hal-hal yang tidak baik,  di keramaian  nampaknya dia berpuasa,  namun dikesendirian ia bisa melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, namun tidak ada yang mengetahuinya selain dia dan Rabbnya. Dengan demikian puasa ini mendidik setiap pribadi muslim dan muslimah agar sehat jiwanya.

Ramadhan juga termasuk bulan tarbiyah lisan dan pikiran,  karena seorang muslim sangat menjaga lisan dan pikirannya,  ia takut jika ia berkata yang buruk,  bersikap yang buruk,  berfikir yang buruk,  menjadikan Allah itu tidak Ridho, pahala puasanya menjadi kurang.

Allah mentarbiyah kita semua, sehingga menjadi orang-orang yang bertakwa.

Bagi seorang muslim hendaknya Ramadhan tidak seperti musim buah-buahan,  jika habis musim, habislah ia, seperti musim rambutan, ketika buah rambutan sudah habis, habislah musim rambutannya. 

Tidak demikian dengan Ramadhan,  diharapkan nilai-nilai pendidikan yang dilatih  dalam bulan Ramadhan tetap berlanjut sampai bertemu bulan Ramadhan di tahun-tahun mendatang. 

Ciri-Ciri Sarjana Lulusan Terbaik Kampus Ramadhan.

"Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka" ( Al-Baqarah ayat 2-3).

Satu bulan Ramadhan,  seorang muslim di didik agar menjadi orang-orang bertakwa,  orang Bertakwa itulah Sarjana lulusan terbaik Kampus Ramadhan, yang ciri-cirinya antara lain adalah sebagai berikut:

Pertama,  Mereka itu, beriman kepada yang ghaib, mereka Istiqamah dalam Ibadah, Istiqamah menjaga hawa nafsu,  menjaga lisan,  menjaga seluruh anggota tubuhnya dari hal-hal yang Allah larang. Mereka bersungguh-sungguh bertaqarrub, patuh ta'at, sami'na wa atha'na kepada Allah SWT.

Bagi orang-orang bertakwa,  mengerjakan hal-hal tersebut tidaklah sulit,  karena ada Allah yang sentiasa bersama orang-orang bertakwa,  ada Allah yang selalu membimbingnya, menjaganya disetiap waktunya.

Bagi yang sulit  mengerjakan hal-hal tersebut, kepada Allah kita minta agar Allah mudahkannya.

Kedua, Istiqamah Dalam Menjaga Shalatnya.

Semua kegiatan-kegiatan yang dikerjakan pada bulan Ramadhan tersebut diharapkan dapat terus dilanjutkan sesudah Ramadhan dengan istiqamah,  disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan masing-masing.

Sangat sedih,  jika berjalan waktu Ramadhan itu habis,  lalu kegiatan- kegiatan ibadah di bulan Ramadhan pun habis,  seperti buah-buahan habis musimnya. Bukan demikian yang diharapkan setelah Ramadhan,  melainkan kegiatan tersebut tetap bertahan,  Istiqamah sampai bertemu dengan Ramadhan ditahun-tahun mendatang. 

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam". (An'am Ayat 162)

Ketiga, Istiqamah Dalam bersedekah dan berbuat kebaikan 

Sedekah itu tidak hanya bermakna harta, uang saja. Tapi semua yang Allah anugerahkan kepada kita,  kemudian kita berikan kepada orang lain itu bisa juga bermakna sedekah.

Umpamanya yang mudah kita lakukan kata Rasulullah SAW: senyum itu  sedekah,  membantu orang dengan harta itu sedekah,  memberikan fasilitas yang kita miliki kepada orang lain yang  membutuhkan untuk kebaikan itu sedekah.

Mengajarkan orang sedekah,  mengingatkan orang sedekah,  mengabdikan hidup kita kepada kepentingan umat itu sedekah,  sedekah senyum,  sedekah ilmu, sedekah pikiran, sedekah waktu atau apapun yang kita miliki kepada kebaikan,  kepada jalan Allah itu bermakna sedekah,  sebagaimana yang sudah kita laksanakan selama satu  bulan Ramadhan.

Inilah sebagian ciri-ciri, mereka para "Sarjana Lulusan Terbaik Kampus Ramadhan". 

Moga Allah mudahkan kita semua menjaga nilai-nilai yang sudah kita dapatkan selama Ramadhan,  dan dapat istiqamah sampai akhir hayat menjelang, agar menjadi Sarjana Lulusan Terbaik Kampus Ramadhan, menjadi orang-orang bertakwa.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved