Berita Subulussalam
Warga Subulussalam Meninggal Disambar Petir, Begini Saran Dokter Terkait Penanganan Korban Petir
Manjang Bin Mahdi, pria berusia sekitar 25 tahun meninggal dunia akibat disambar petir, Sabtu (22/4/2023) di Desa Batu Napal Subulussalam
Penulis: Khalidin | Editor: Muhammad Hadi
Upaya menanam tubuh korban sambaran petir merupakan cara warga yang dilakukan secara turun temurun.
Baca juga: Suami Istri Disambar Petir Dalam Kamar, Korban Dibawa Ke Rumah Orangtuanya Untuk Dikebumikan
Namun dalam upaya penanaman korban di Batu Napal ini tidak berhasil. Korban akhirnya menghembuskan napas terakhir akibat sambaran petir tersebut.
"Sempat ditanam dalam lumpur tapi tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia," ungkap kerabat korban bernama Rasmi kepada Serambinews.com.
Informasi yang dihimpun Serambinews.com korban merupakan warga asal Desa Gunung Bakti atau Guba, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dan baru menikah dengan gadis asal Desa Batu Napal.
Cuaca ekstrem berupa hujan deras dan sesekali terdengar gemuruh petir hingga angin kencang kerap melanda Kota Subulussalam belakangan ini.
Selain bencana banjir, longsor dan pohon tumbang, petir, menjadi salah satu bencana paling menyeramkan bagi masyarakat Kota Subulussalam.
Pasalnya, setrum alam ini bukan hanya merusak rumah atau benda lainnya tapi acapkali menelan korban jiwa.
Kasus terakhir terjadi pata tahun 2020 lalu tepatnya, Sabtu 29 Agustus. Seorang remaja meninggal dunia akibat disambar petir saat membantu orang tuanya berada di kebun.
Peristiwa paling menyeramkan juga terjadi, Jumat (22/11/2019) sebanyak empat warga disambar petir plus satu rumah ludes terbakar di Desa Danau Teras, Kecamatan Simpang Kiri, Kota Subulussalam
Dalam kejadian tersebut salah seorang korban yang disambar petir mengalami luka parah bahkan sempat ditanam dalam kubangan lumpur.
Baca juga: Curhat Istri Lihat Kelakuan Keluarga Suami Jelang Idul Fitri: Belum pun Mudik Sudah Tandai Kamar
Menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam yang diyakini sebagai penghilang setrum atau bisa petir.
Ya, menanam atau mengubur tubuh korban sambaran petir dalam tanah berlumpur merupakan kebiasaan turun temurun di masyarakat Kota Subulussalam.
Terlepas benar atau tidak secara medis namun hingga kini kepercayaan masyarakat menanam korban petir dalam kubangan lumpur masih terjadi.
Lalu bagaimana tinjauan secara medis soal menanam korban petir dalam kubangan lumpur?
Berikut wawancara Serambinews.com dengan dr H Sarifin Usman Kombih, pembina Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Subulussalam.
Antoni Berampu Kembali Jabat Ketua PGRI Kota Subulussalam |
![]() |
---|
Banleg DPRK Rampungkan Raqan RPJMD, Tampung Visi Misi Walkot Subulussalam dan Penuntasan Defisit |
![]() |
---|
Investor China Tertarik Paparan HRB di Surabaya, Siap Turun Berinvestasi ke Kota Subulusalam |
![]() |
---|
Rawan Kecelakaan, Jalur Singgersing Subulussalam Butuh Penanganan Serius Pemerintah |
![]() |
---|
Pos AHASS TEFA Diresmikan di SMKN 1 Simpang Kiri Subulussalam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.