Kajian Islam
Jika Tanpa Udzur Syari, Bagaimana Hukum Menunda Qadha Puasa Ramadhan?
Terkadang masih ada saja hal yang menghambat kita dalam melaksanakan qadha atau mengganti puasa. Lantas, bolehkah menunda qadha puasa ramadhan?
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
Jika Tanpa Udzur Syari, Bagaimana Hukum Menunda Qadha Puasa Ramadhan?
SERAMBINEWS.COM - Bagaimana hukum menunda qadha puasa Ramadhan?
Menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah suatu kewajiban yang dilakukan kepada setiap umat muslim.
Namun, bagi beberapa orang, seperti perempuan yang haid ataupun orang yang sakit, wajib bagi mereka untuk qadha atau mengganti puasa yang ditinggalkan tersebut.
Qadha adalah pelaksanaan ibadah di luar waktu yang telah ditentukan syariat Islam. Qadha dapat dimaknai sebagai bentuk kelapangan dan kemudahan dalam beribadah. Dalam konteks puasa Ramadan, qada dilaksanakan setelah Idulfitri hingga bertemu Ramadan berikutnya.
Akan tetapi, terkadang masih ada saja hal yang menghambat kita dalam melaksanakan qadha atau mengganti puasa.
Lantas, bolehkah menunda qadha puasa sampai tahun depan dan Ramadan berikutnya?
Jika tanpa uzur syar'i seseorang belum mengqadha puasa sampai masuk Ramadan berikutnya, maka ia dianggap berdosa.
Baca juga: Puasa Syawal, Apa Harus 6 Hari Berturut-turut? Ini Ulasannya
Hutang puasa tetap wajib ia qada, ditambah kewajiban membayar fidyah.
Hal itu ditegaskan Anggota Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU), Nyai Iffah Umniyati Ismail dalam program Edukasi Syariah Bimas Islam.
Menurutnya, jika penundaan qada puasa disebabkan uzur syar’i, maka hanya dikenakan kewajiban untuk mengqada puasa.
“Orang yang memiliki tanggungan qada (puasa) atau hutang puasa karena pernah meninggalkan puasa Ramadan dengan sebab-sebab tertentu, yang dibolehkan secara syariat dan tidak mengqada sampai Ramadan berikutnya, kita lihat sebab dia menunda qada puasa itu apa. Jika penundaan karena uzur atau alasan yang dibolehkan, seperti menyusui atau sakit, maka ia hanya wajib mengqada puasa saja, meski dilakukan setelah Ramadan tahun berikutnya,” tegasnya.
“Tetapi jika karena lalai, selain mengqada, menurut mayoritas ulama, dia juga harus membayar fidyah sebesar 1 mud makanan pokok atau di Indonesia setara dengan beras 675 gram,” imbuhnya.
Baca juga: Berikut, Keutamaan Menjalankan Puasa Syawal 6 Hari, Diawali Niat hingga Mafaatnya
Bagaimana Hukumnya Menggabung Qadha Puasa Ramadhan dengan Puasa Syawal? Begini Pendapat Ulama
Bagaimana hukumnya menggabung qadha puasa Ramadhan dengan puasa Syawal?
qadha puasa
qadha puasa Ramadhan
hukum menunda qadha puasa
Bolehkah Menunda Qadha Puasa
Serambi Indonesia
berita serambi
Serambinews.com
puasa
Ramadhan
Shalat Tahajud, UAH Anjurkan Baca 3 Surah Pendek Ini, Jenis Surah yang Sering Diamalkan Rasulullah |
![]() |
---|
Tunda Mandi Junub Usai Berhubungan Suami Istri Malam Hari Dibolehkan, Tapi Harus Lakukan Adab Ini |
![]() |
---|
Lupa Salah Satu Rukun Shalat Tapi Tidak Sujud Sahwi, Apakah Shalatnya Sah? Ini Penjelasan UAS |
![]() |
---|
Bolehkah Shalat Isya Dikerjakan di Waktu Tahajud? Simak Jawaban Buya Yahya |
![]() |
---|
Talak Lewat WA atau SMS Apakah Sah? Ini Hukumnya Menurut Buya Yahya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.