Internasional

Sudan Diambang Kehancuran, Rentetan Senjata dan Jet Tempur Masih Meletus, 5 WNI Hilang Kontak

"Mereka (pihak-pihak yang bertikai) tidak memiliki hak untuk terus memperjuangkan kekuasaan ketika negara sedang dihancurkan," kata Guterres.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Straits Times
Jenderal tertinggi Sudan Abdel Fattah Burhan, Jumat (21/4/2023), menyatakan komitmen militer untuk pemerintahan yang dipimpin sipil, dalam upaya nyata untuk mendapatkan dukungan internasional beberapa hari setelah pertempuran brutal antara pasukannya dengan kelompok paramiliter 

Sementara Mohamed Hamdan menyebutnya sebagai 'pemimpin pengkhianat militer'.

Sejauh ini, kekerasan telah menewaskan sedikitnya 528 orang dan melukai 4.599 lainnya, kata Kementerian Kesehatan Sudan, Minggu (30/4/2023).

Namun angka tersebut mungkin belum lengkap.

Selain itu, sekitar 75.000 orang telah mengungsi akibat pertempuran di negara bagian Khartoum dan Kordofan Utara serta wilayah barat Darfur, kata PBB.

Mantan perdana menteri Sudan Abdalla Hamdok memperingatkan bahwa konflik tersebut akan berubah menjadi salah satu perang saudara terburuk jika tidak segera dihentikan.

"Ini akan menjadi 'mimpi buruk' bagi seluruh dunia," katanya.

5 WNI Masih Hilang Kontak

Sebanyak lima alumnus mahasiswa Ma'had Al Birr Universitas Muhammadiyah yang melanjutkan studi di Khartoum, Sudan, dikabarkan masih terjebak dan belum diketahui keberadaanya.

"Kami menyatakan ada lima orang alumni kami sementara melanjutkan studi di Universitas Internasional Afrika Sudan, saat ini belum diketahui posisinya,” kata Direktur Ma'had Al Birr Unismuh Makassar KH Lukman Abd Samad di Makassar, Sulawesi Selatan.

“Tapi, kita berharap mereka dalam posisi aman dan sehat," sambungnya, Kamis (27/4/2023), dikutip drai Antara.

Pihaknya berharap, para alumnus tersebut bisa segera ditemukan dan dievakuasi ke Jeddah, Arab Saudi, serta selanjutnya dibawa pulang ke Jakarta, Indonesia.

Meski demikian, kata dia, dari kelima mahasiswa tersebut belum bisa dipastikan apakah berasal dari Makassar, tetapi mereka semua dari kawasan timur Indonesia.

"Itu karena mahasiswa kita kebanyakan dari timur dan Insya Allah ke depan kami akan pastikan data-data mereka, asalnya dari daerah mana sehingga bisa pastikan," tuturnya.

Sejauh ini pihaknya masih mencari cara bagaimana upaya menghubungi mereka di sana, seperti apa kondisi mereka saat ini di tengah konflik bersenjata di Sudan.

Proses evakuasi mahasiswa Indonesia di Sudan.
Proses evakuasi mahasiswa Indonesia di Sudan. (Foto beberapa waktu lalu.)

Cerita WNI yang Diselamatkan: Antara Hidup dan Mati

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved