Berita Aceh Tamiang

Bacaleg Mengeluh Kemahalan, RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang Kurangi Komponen Operasional Tes Kesehatan

“Parameternya tetap, hanya saja ada komponen operasional yang kita kurangi,” kata Direktur RSUD Muda Sedia, Andika Putra, Rabu (9/5/2023).

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Saifullah
Serambi Indonesia
Direktur RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang, Andika Putra menjabarkan penyebab perbedaan tarif tes kesehatan dan kejiwaan di rumah sakit itu dengan daerah lain, Rabu (9/5/2023). Dia memastikan parameter yang digunakan lebih lengkap dan sesuai standar prosedur. 

Laporan Rahmad WIguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - RSUD Muda Sedia, Aceh Tamiang terpaksa mengurangi komponen operasional pemeriksaan tes kesehatan dan kejiwaan agar bisa menyesuaikan tarif.

Sebelumnya, tarif tes Kesehatan dan kejiwaan yang ditetapkan rumah sakit itu dinilai sebagian bakal calon legislatif (bacaleg) kemahalan atau terlalu tinggi.

Penyesuain tarif ini resmi berlaku pada Rabu (9/5/2023), dari semula Rp 710 ribu, menjadi Rp 513 ribu. Meski lebih murah, manajemen RSUD Muda Sedia memastikan parameter pemeriksaan tetap sesuai standar.

“Parameternya tetap, hanya saja ada komponen operasional yang kita kurangi,” kata Direktur RSUD Muda Sedia, Andika Putra, Rabu (9/5/2023).

Andika mengakui, penyesuaian tarif ini karena ada isu miring yang membandingkan tarif RSUD Muda Sedia lebih mahal dibanding daerah lain.

Padahal, tegas Andika, tarif yang ditetapkan pihaknya itu sudah sesuai prosedur.

“Dibutuhkan waktu dan keseriusan dalam menjalankan pemeriksaan ini,” urai dia.

“Makanya tim kami hanya mampu melakukan tes terhadap 70 orang per hari,” sebut Andika.

Sebelumnya, sejumah bakal calon legislatif (bacaleg) mempertanyakan tarif tes Kesehatan dan kejiwaan di RSUD Muda Sedia yang dinilai lebih mahal dari daerah lain.

Namun Andika menyatakan, penilaian itu tidak benar.

Dia pun meluruskan kalau perbedaan tarif ini disebabkan parameter yang diuji di masing-masing daerah berbeda.

Sebagai contoh, beber dia, untuk tes Kesehatan, RSUD Muda Sedia menggunakan enam parameter yang meliputi pemeriksaan cannabis, opiate, coccain, met amphetamine, MDMA, dan benzodiazepin.

Tarif seluruh parameter ini dikenakan biaya Rp 185 ribu.

“Kami tahu tarif ini lebih tinggi kalau dibandingkan dengan daerah lain yang hanya Rp 105 ribu,” ungkapnya.

“Kenapa bisa lebih murah, karena mereka hanya menggunakan tiga parameter, sedangkan kami enam parameter,” kata dia.

Enam paramater yang dipakai RSUD Muda Sedia ini sendiri, diakui Andika Putra, belum sepenuhnya memenuhi standar.

“Standarnya itu tujuh hingga 10 parameter. Nah apakah tiga parameter ini bisa dianggap standar,” tanya dia.

Andika menambahkan, tiga parameter yang dipakai daerah lain tidak mencakup pemeriksaan met amphetamine.

Padahal zat ini terkandung pada sabu-sabu yang merupakan jenis narkotika yang paling tinggi di Indonesia.

“Tujuan tes ini apa, kan untuk menjaring pemakai narkoba. Saya khawatir kalau met amphetamine tidak dimasukkan ke dalam parameter, banyak pengguna sabu-sabu yang lolos,” ungkapnya.

Andika juga mengungkapkan, tarif tes kejiwaan di RSUD Muda Sedia lebih murah dibanding daerah lain. Tes ini, kata dia, terbagi dua jenis, MMPI (tertulis) dan wawancara.

Di daerah lain, MMPI dikenakan tarif Rp 500 ribu, dan wawancara Rp 300 ribu.

Sementara tarif MMPI di RSUD Muda Sedia hanya Rp 300 ribu, sementara wawancara Rp 165 ribu.

“Daerah lain banyak yang tidak menerapkan MMPI, makanya bisa murah,” kata dia.

Andika mengaku sengaja menerapkan prosedur ketat dalam pemeriksaan tes kesehatan dan kejiwaan.

Tujuannya tak lain ingin menjaring legislatif yang sehat dan bersih narkoba.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved