Ungkap Penyebab Kematian Mahira Dinabila Mahasiswi USU, Polisi akan Bongkar Makam Korban
Meninggalnya seorang mahasiswi USU, bernama Mahira Dinabila meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga.
SERAMBINEWS.COM, MEDAN - Kematian Mahira Dinabila, mahasiswi USU masih menyimpan misteri karena pihak keluarga menyebut ada kejanggalan.
Saat ditemukan tak bernyawa di rumah orangtua angkatnya di Medan, kondisi jenazah dalam keadaan muka hancur dan telah membusuk.
Bahkan ada luka di bagian paha korban sebelum dikafani.
Meninggalnya seorang mahasiswi USU, bernama Mahira Dinabila meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga.
Sebab, pihak keluarga tidak menyangka korban meninggal dunia dengan cara yang dianggap tidak wajar.
Mahira Dinabila, mahasiswi USU sebelumnya ditemUkan tewas dalam kondisi mengenaskan pada Rabu, 3 Mei 2023 lalu.
Korban ditemukan di rumah orangtua angkatnya yang ada di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan.
Saat ditemukan, bagian kepala korban sudah jadi tengkorak.
Sementara tubuhnya, masih utuh.
Polisi akhirnya berencana membongkar kuburan mahasiswi USU, bernama Mahira Dinabila untuk melakukan aotupsi.
Sebelumnya Mahira Dinabila sempat dinyatakan meninggal bunuh diri karena diduga menenggak racun.
Kapolsek Patumbak, Kompol Faidir Chaniago mengatakan, bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pembongkaran makam.
Padahal sebelumnya, ia sempat menyatakan bahwa mahasiswi tersebut tewas setelah menenggak racun.
"Rencananya begitu (autopsi), supaya keluarganya paham dan memperjelas penyebab kematiannya. Itu nanti dokter yang bisa menjawab," kata Kompol Faidir kepada Tribun Medan, Jumat (12/5/2023).
Baca juga: Misteri Kematian Mahira Dinabila Mahasiswi USU, Kepala Jadi Tengkorak, Keluarga Temukan Kejanggalan
Ia menyampaikan, bahwa pembongkaran makam mahasiswi yang ditemukan meninggal di dalam rumah orang tua angkatnya itu akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Secepatnya dan sesegera mungkin, kita sudah buat surat ke rumah sakit forensik," sebutnya.
Dikatakannya, sejauh ini memang tidak ada laporan resmi terkait kasus penemuan mayat tersebut.
Nantinya setelah dilakukan autopsi, jika ada ditemukan indikasi pembunuhan pihaknya akan mengarahkan keluarga untuk membuat laporan.
"Nggak ada, karena itu kan temuan mayat jadi kita buat laporan model A, jadi nanti kalau memang ada indikasi, baru kita arahkan, karena ini kan masih temuan," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan petugas juga telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah orang untuk memastikan penyebab meninggalnya mahasiswi semester dua tersebut.
"Jadi keluarga juga kita periksa semua, mulai dari bapak kandungnya, bapak angkatnya, semua saudara-saudara, termasuk Kepling dan orang sekitar TKP sudah kita BAP," tuturnya.
Baca juga: Sosok Mahira Dinabila, Mahasiswi USU Tewas di Rumah Orangtua Angkatnya, Kondisi Jenazah Membusuk
Sebelumnya, seorang mahasiswi USU bernama Mahira Dinabila, ditemukan tewas di dalam rumah orang tua angkatnya di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas.
Penemuan mayat dalam kondisi yang mengenaskan ini pertama kali ditemukan oleh keluarga korban, pada Rabu (3/5/2023) lalu.
Menurut orang tua kandung korban, Pariono, awalnya ia mendapatkan kabar duka tersebut dari pihak keluarga.
Mendapatkan informasi tersebut, dia langsung mendatangi lokasi kejadian dan mendapati anaknya sudah dalam keadaan terbungkus.
"Waktu itu saya lihat korban ini sudah terbungkus, lalu ada pihak kepolisian menyuruh saya ngambil Baygon, karena nggak ada yang berani ngambil," kata Pariono kepada Tribun Medan, Senin (8/5/2023).
"Baygon semprotan bukan botol Baygon, posisinya tertutup rapat, saya ambil saya serahkan kepada polisi,"
"Habis itu polisi menanyakan barang bukti lagi sebuah handphone milik Mahira, tapi ditahan oleh bapak angkat nya, tidak diberikan kepada polisi," sambungnya.
Kemudian, ia mengatakan jenazah korban langsung dievakuasi ke mobil ambulans dan dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Medan.
Lalu, ia pun pergi ke rumah sakit untuk mendampingi jenazah korban, sementara ayah angkat korban bernama Mawardi pergi ke Polsek Patumbak.
"Setelah itu dia (Mawardi) berangkat ke Polsek Patumbak saya mengantar jenazah anak saya ke rumah sakit," sebutnya.
Pariono juga membeberkan kondisi jenazah saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
"Kondisi jenazah saya nggak pasti tau, karena sudah dibungkus. Kondisi muka ya sudah hancur tinggal tengkorak, tapi badan utuh," ungkapnya.
Namun, sampai sejauh ini pihak keluarga belum mendapatkan keterangan resmi terkait penyebab dari tewasnya korban.
Dikatakannya, setelah melihat kondisi korban yang begitu mengenaskan dan sudah membusuk, keluarga menduga jenazah korban sudah meninggal sekitar 10 hari.
Pariono juga menceritakan bahwa, putri keempat dari lima bersaudara ini sudah tinggal bersama dengan keluarga Mawardi sejak umur empat bulan.
Baca juga: Kronologi Penemuan Mayat Mahasiswi USU, Ada Sepucuk Surat hingga Kejanggalan Menurut Ayah Korban
Korban diangkat oleh keluarga Mawardi, karena tidak memiliki anak.
Lalu, seiring berjalannya waktu Mawardi dan istrinya bercerai, dan rumah tersebut jatuh kepada istrinya.
Setelah itu, pada tahun 2020 istrinya meninggal dunia karena.
Sebelum meninggal dunia, istri Mawardi yang merupakan ibu angkat korban mewariskan rumah tersebut kepada Mahira Dinabila.
Sementara, Mawardi menikah lagi dan tinggal bersama dengan istri barunya.
"Saya pernah lihat surat pernyataan, rumah itu jatuh ke tangan istrinya, dari istrinya rumah itu diserahkan ke korban," ujarnya.
Sejauh ini, dikatakannya bahwa pihak keluarga masih curiga terhadap kematian korban dan banyak hal ditemukan kejanggalan.
"Banyak sekali, seperti bagian kepala sudah jadi tengkorak dan badannya utuh. Kenapa handphone nya itu, mau dijadikan barang bukti bapak menahannya, tidak dikasih sama polisi," ujarnya.
"Kedua itu masalah visum, itu tanpa sepengetahuan saya dia (Mawardi) yang mengajukan surat ke Polsek jangan sampai jenazah di autopsi, lalu pagarnya digembok dari luar," tuturnya.
Lebih lanjut, pria yang berprofesi sebagai penarik becak ini juga menyampaikan bahwa pihaknya masih berencana melaporkan kejanggalan tersebut kepada polisi.
"Tadi kita ke polisi, polisi mengatakan kenapa waktu kejadian itu tidak di autopsi, jadi kemarin saya mengantar jenazah ke rumah sakit," ungkapnya.
"Sementara bapak angkatnya mengurusi surat ke Polsek, surat yang diajukan nya itu terkait penolakan autopsi," pungkasnya.
Baca juga: Cinta Segitiga Berujung Maut, Pemuda Aniaya Pacar Baru Mantan Kekasih hingga Tewas di Palmerah
Baca juga: Diiringi Rapai, Toke Seum dan Kader PA Langsa Antar Berkas Pencalonan 30 Bacaleg Partai Aceh ke KIP
Baca juga: PA Kembali Percayakan Irfansyah sebagai Caleg DPRA Dapil Langsa dan Aceh Tamiang, Ini Kata Dek Fan
Sudah tayang di TribunMedan: Diduga Ada Kejanggalan, Polisi akan Bongkar Makam Mahasiswi USU: Memperjelas Penyebab Kematian
Remaja Pria di Pidie Aceh Dipaksa Layani Nafsu Pria Dewasa, Ancaman Pelaku Buat Korban Trauma |
![]() |
---|
Suara Keadilan untuk Zara Qairina Bergema di Hari Nasional Malaysia |
![]() |
---|
Siapakah Zara Qairina? Fakta Kasus, Penyebab Kematian, dan Alasan Pengadilan Malaysia Bungkam |
![]() |
---|
Remaja 13 Tahun di Kairo Meninggal Dunia Usai Makan 3 Bungkus Mi Instan Mentah Sekaligus |
![]() |
---|
Kapolda Aceh Melayat ke Rumah Duka Istri Personel Polres Pidie yang Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.