Singgung Pihak yang Berkuasa agar Tak Khawatir, Anies Baswedan: Kekuasaan di Tangan Rakyat
Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa pergantian kekuasaan adalah hal yang biasa sebagai proses pemilu yang digelar setiap lima tahu
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Bakal Calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, menyampaikan kepada pihak yang berkuasa agar tak perlu khawatir karena masa tugasnya akan selesai pada 2024 nanti.
Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menegaskan bahwa pergantian kekuasaan adalah hal yang biasa sebagai proses pemilu yang digelar setiap lima tahun sekali.
Demikian hal itu disampaikan Anies Baswedan dalam acara Konsolidasi Nasional Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Pimpinan DPRD se-Indonesia di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Selasa (30/5/2023) malam.
“Bagi sekarang yang sedang bertugas, jangan khawatir, karena memang tugasnya akan selesai, dan itu adalah memang proses lima tahunan,” kata Anies dalam pertemuan itu seperti dikutip dari Kompas.com.
Anies mengatakan, gerakan perubahan yang diperjuangkan olehnya dan koalisi partai politik pendukungnya terdiri atas PKS, Partai Nasdem, dan Partai Demokrat adalah untuk mempercepat janji-janji kemerdekaan.
Menurutnya, hal tersebut akan menjadi fokus utamanya nanti, bukan soal meneruskan program pemerintah saat ini.
“Jadi pertanyaannya bukan mau meneruskan atau tidak diteruskan, persoalannya adalah mau mencapai janji kemerdekaan itu, dan itulah pegangan kita,” tutur Anies.
Baca juga: Koalisi Perubahan Segera Umumkan Cawapres Anies Baswedan, Nasdem: Akan Ada Kejutan
Lebih lanjut, Anies pun menegaskan bahwa proses pemenangan kontestasi pemilu tidak ditentukan oleh pihak yang berkuasa.
Melainkan, kata dia, semua keputusan soal pergantian pemimpin berada di tangan masyarakat karena itulah kekuasaan yang sesungguhnya.
“Kekuasannya ada pada tangan rakyat, bukan pada tangan pemegang kewenangan,” ucap Anies.
Adapun Anies menyampaikan demikian merespons soal Jokowi yang disebut bakal ikut campur atau cawe-cawe dalam Pemilu 2024 demi kepentingan bangsa dan negara.
Hal ini disampaikan oleh para pemred seusai bertemu Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/5/2023) sore kemarin.
"Untuk kepentingan negara, tadi Presiden bilang cawe-cawe. Cawe-cawe untuk kepentingan negara," kata Pemred Harian Kompas Sutta Dharmasaputra, seusai pertemuan, dikutip dari Kompas.id.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menekankan bahwa Indonesia hanya diberi kesempatan satu kali untuk menjadi negara maju, yakni dalam kurun waktu 13 tahun ke depan, dan hal itu sangat ditentukan oleh kepemimpinan nasional ke depan.
"Republik Indonesia hanya diberi waktu 13 tahun ke depan. Kalau bisa melompat, bisa jadi negara maju," kata Sutta, mengutip pernyataan Jokowi.
Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menyampaikan cawe-cawe Presiden dilakukan untuk kepentingan pemilu yang demokratis.
NasDem Aceh Bakal Bawa Isu Dana Otsus pada Rakernas di Makassar |
![]() |
---|
Pengurus DPW PKS Aceh Periode 2025 - 2030 Dilantik Akhir Agustus |
![]() |
---|
Panglima Yatim Temui Jokowi, Usulkan Program Literasi Digital dan AI untuk Santri di Aceh |
![]() |
---|
Dokter Tifa Ungkap Alasan Berani Lawan Jokowi: Pertarungan Mempertahankan Nurani dan Keadilan |
![]() |
---|
Reaksi Tom Lembong Usai Jokowi Akui Impor Gula Kebijakan Presiden: Seharusnya dari Awal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.