Berita Aceh Barat Daya

Harga Pinang Kering Anjlok, Akibat Kurangnya Permintaan dari India

sebagian petani pinang setempat sangat bergantung pendapatan mereka dari hasil penjualan pinang.

Penulis: Taufik Zass | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBI / TAUFIK ZASS
Mulyadi, salah seorang penampung hasil bumi di Jln Iskandar Muda, Desa Keude Paya, Kecamatan Blangpidie, Aceh Barat Daya sedang memperlihatkan tumpukan pinang di gudangnya, Senin (12/6/2023). 

Laporan Taufik Zass | Aceh Barat  Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Akibat kurangnya permintaan dari India.

Harga pinang kering di Kabupaten Aceh Barat Daya dilaporkan turun drastis dari harga sebelumnya Rp 5.000 - Rp 6.000/Kg kini anjlok di level harga Rp 3.000 - Rp. 3.500/Kg.

"Saat ini harga Pinang kering betul - betul anjlok. Jika sebelumnya Rp 5.000 - Rp 6.000/Kg kini turun menjadi Rp 3.000 - Rp 3.500/kg," kata Mulyadi, salah seorang penampung hasil bumi di Jln Iskandar Muda, Desa Keude Paya, Kecamatan Blangpidie, Aceh Barat Daya kepada Serambi, Senin (12/06/2023). 

Ditanya mengenai harga coklat, Mulyadi mengaku untuk saat ini harga di luar daerah Rp 50.000/Kg.

Namun di Abdya saat ini coklat sulit didapati karena umumnya petani sudah beralih ke Kelapa Sawit.

"Sekarang coklat di Abdya nyaris tidak ada lagi, karena banyak yang beralih ke sawit," jelas Mulyadi. 

Baca juga: Harga Pinang Kering Turun, Karena Kurang Permintaan dari India, Segini Harga Pinang di Abdya

Sedangkan menyangkut harga Pala, Mulyadi mengaku saat ini untuk jenis Pala basah Rp 20.000 - Rp 22.000/Kg.

Sedangkan Pala Kering Rp 50.000 - Rp 60.000/Kg.

"Pala yang kualitasnya bagus bisa kita beli dengan harga Rp 60.000/Kg," pungkasnya.

Sebagaimana di ketahui, pertengahan tahun 2022 harga pinang sempat naik di kisaran Rp 25.000 - Rp 30.000/Kg.

Kemudian berangsur turun hingga saat ini berada di harga terendah yakni Rp 3.000 - Rp 3.500/Kg.

Baca juga: Semakin Turun, Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini per Mayam beserta Emas Antam, Senin 12 Juni 2023

"Kondisi seperti ini harus dicari solusi oleh pemerintah," harap Amrizal petani pinang asal Kuala Batee. 

Sebab, lanjutnya, sebagian petani pinang setempat sangat bergantung pendapatan mereka dari hasil penjualan pinang.

Sehingga dengan harga seperti sekarang ini akan sangat sulit bagi mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup.

"Di sinilah pemerintah harus hadir untuk rakyat terutama petani pinang," pungkasnya.(*) 

Baca juga: Ini Dia Truk Terbesar di Dunia, Bobot Bannya Saja 5,5 Ton, Berapa Beban yang Bisa Diangkut?

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved