Berita Lhokseumawe

Mahfud MD Sebut Indonesia Sedang Dilanda Penyakit Korupsi, Ini Data Jumlah Koruptor

Menko Polhukam Republik Indonesia, menyampaikan Indonesia saat ini sedang dilanda penyakit yang sangat berbahaya, yaitu korupsi.

Penulis: Zaki Mubarak | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/ZAKI MUBARAK
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Republik Indonesia, Prof Dr Mohammad Mahfud MD, Senin (12/6/2023). 

Laporan Zaki Mubarak | Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Republik Indonesia, menyampaikan Indonesia saat ini sedang dilanda penyakit yang sangat berbahaya, yaitu korupsi.

Hal tersebut disampaikannya, saat dirinya orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-54 Universitas Malikussaleh (Unimal), di Gedung ACC Unimal, Uteunkot, Lhokseumawe, Senin, 12 Juni 2023.

Ia mengatakan, Unimal didirikan pada 12 Juni 1969, tepatnya 12 Juni 2023, kini berusia 54 tahun.

Dalam orasi ilmiah, menurut mantan Hakim Konstitusi atau Ketua Mahkamah Konstitusi itu, Indonesia sedang dilanda penyakit yang sangat berbahaya, yaitu korupsi.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Republik Indonesia, Prof Dr Mohammad Mahfud MD, Senin (12/6/2023).
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Republik Indonesia, Prof Dr Mohammad Mahfud MD, Senin (12/6/2023). (SERAMBINEWS.COM/ZAKI MUBARAK)

“Kadang kala orang mengatakan, kenapa pak Menko Polhukam selalu bicara di Indonesia banyak korupsi, kok diam saja. Yang saya katakan ini justru tidak diam,” sebut Mahfud MD.

Mahfud, menambahkan ada berapa jumlah koruptor kita?

Ini catatan dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), ia menyebutkan bahwa 87 persen koruptor di Indonesia itu adalah lulusan perguruan tinggi.

Baca juga: VIDEO Soroti Korupsi di DPR, Mahfud MD: Ada Dewan Punya Pengacara Tiap Ketemu Polisi Minta Tolong

“Wah, kalau begitu perguruan tinggi ‘mencetak’ koruptor? Padahal, ini 87 persen dari koruptor.

Lalu, berapa jumlah koruptor di Indonesia, yaitu 1.200 orang. Jadi, banyak kejahatan jumlah koruptornya 1.200, dan 87 persen itu artinya 1.044 orang koruptor itu adalah sarjana,” tegas Mahfud MD.

Mahfud melanjutkan, apakah perguruan tinggi gagal mencetak sarjana yang nasionalis?

“Tentunya tidak, karena jumlah lulusan perguruan tinggi sebanyak 17,6 juta lebih. Yang koruptor hanya 1.044 orang.

Artinya apa, perguruan tinggi ini pada umumnya sudah berhasil mencetak kader bangsa dan membangun peradaban di Indonesia, sehingga negara ini menjadi maju.

Baca juga: Benarkah Air Rebusan Daun Sirih Bikin Peranakan Kering? Wanita Wajib Tahu, Begini Kata dr Boyke

Ilmu pengetahuan dan teknologinya berkembang, sistem ke tata pemerintahannya berjalan bagus, dan perekonomiannya,” ucap Mahfud.

Ia menambahkan, biasanya orang mengukur peradaban dari situ. Dan, Indonesia perlu di lihat dari segi ini bahwa sudah maju, karena kita memiliki perguruan tinggi.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved