Berita Subulussalam

Hari Ini, 16 Tahun Lalu, Wali Kota Pertama Subulussalam Asmauddin Dilantik, Begini Sejarahnya

Adalah H Asmauddin SE, sosok menjadi wali kota Pertama Subulussalam dalam pelantikan yang digelar, Jumat (15/6/2007) di Anjong Mon Mata Banda Aceh.

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
Kolase Serambinews.com
H Asmauddin SE, Wali Kota Subulussalam pertama dan Lambang Kota Subulussalam 

Ia juga mengupayakan agar masyarakat yang membawahi lima kecamatan yaitu, Simpang Kiri, Rundeng, Sultan Daulat, Penanggalan dan Longkip maju di segala bidang kehidupan dan pembangunan.

Dalam meniti karirnya didampingi oleh seorang isteri yang setia Hj.Siti Fatimah, yang selain sebagai ibu rumah tangga juga merupakan seorang bidan.

Hj Siti Fatimah Sosok srikandi yang gigih dan ulet, sehingga telah berhasil mendidik dan membina empat orang anak mereka pada sejumlah sekolah di sana.

Sementara alasan Asmauddin menjadi Pj Wali Kota Subulussalam disamping berbagai alasan, dia juga sudah banyak berjuang untuk perwujudan pemko sejalan dengan posisinya sebagai Ketua Pemekaran Pemko Subulussalam yang diperjuangkan sejak tahun 2002.

“Dia sudah berjasa untuk Pemko Subulussalam dan sangat wajar menjadi Pj,” terang Anasruddin pengurus KNPI (2007) kala itu.

Merah Sakti SH salah seorang tokoh masyarakat yang juga bagian dari panitia pemekaran mengatakan, Subulussalam bakal maju pesat seperti kota lainnya.

Dia memprediksi  setelah menjadi pemko, Subulussalam akan maju karena daerah itu memiliki potensi dan sumber daya alam.

Hal itu katanya, selain sumberdaya alam, juga nenek moyang orang-orang Subulussalam telah mewariskan budaya gotong royong, budaya musyawarah, mufakat, meski mereka berada pada struktur masyarakat yang plural (majemuk).

Sakti kala itu mengakui, tidak hanya setuju dengan pemko Subulussalam, tapi juga angkat topi dan salut atas kegigihan penggagas dan masyarakat pendukung Pemko terkait. 

Perjuangan panjang lima tahun yang melelahkan tidak membuat mereka surut selangkahpun, karena mereka berjuang atas dasar aspirasi rakyat menuntut kemajuan tata pemerintahan dan perekonomian rakyat. 

Karenanya dia menilai pemekaran daerah menjadikan pertumbuhan ekonomi rakyat semakin meningkat melalui pengelolaan SDM dan SDA daerah yang dimekarkan dapat dimaksimalkan untuk mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan (2007).

Kini, Pemko Subulussalam sudah berusia 16 tahun sejak undang-undang pemekarannya diterbitkan dan wali koya diresmikan.

Usia 16 tahun tentu sudah sangat matang untuk maju di berbagai lini. Diakui, saat ini sederet kemajuan telah tercapai sejak dimekarkan dari Aceh Singkil.

Meski begitu,  masih banyak juga yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah.

Persoalan pendidikan, kesehatan, dan ketersediaan lapangan kerja merupakan pekerjaan rumah buat pemerintah, dan sekaligus menjadi fokus ke depan.

Hal lain yakni pelayanan publik di pemerintahan Kota Subulussalam dan perberdayaan ekonomi.

Diharapakan, selain bangunan yang bagus,  pelayanannya juga harus terus ditingkatkan agar masyarakat benar-benar terlayani.

Ini sesuai dengan salah satu harapan pemekaran kala itu, untuk memperpendek rentang kendali masyarakat dalam mendapat pelayanan publik.

Semua pihak berharap, perjuangan dan prestasi-prestasi yang telah ditorehkan harus dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi dengan mengedepankan pendekatan pembangunan yang berkelanjutan, tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta berpihak kepada rakyat.

Selamat memasuki usia ke 16, Pemerintahan Kota Subulussalam. Sebuah usia yang cukup matang untuk beranjak dewasa.

16 tahun lalu, para panitia pemekaran Subulussalam menyalakan semangat yang menginspirasi segenap masyarakat hingga melahirkan  Kota Subukussalam yang menjadi bagian sejarah di tanah air. (*)

 

 


 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved