Kongres Asklin

62 Persen Orang Indonesia Berobat ke Luar Negeri untuk Medical Check Up dan Rawat Jalan

Ternyata 32 persen itu untuk kebutuhan medical check up dan 30 persen untuk rawat jalan. Sementara operasi, kemotrasi dan lain-lainnya dibawah 50 %

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/AGUS RAMADHAN
Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan, dr Obrin Parulian MKes 

62 Persen Orang Indonesia Berobat ke Luar Negeri untuk Medical Check Up dan Rawat Jalan

SERAMBINEWS.COM, TAKENGON - Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan, dr Obrin Parulian MKes menyebut, 62 persen orang Indonesia berobat ke luar negeri seperti Malyasia, untuk melakukan medical check up dan rawat jalan.

Hal itu disampaikannya secara daring dalam Symposium ‘Mutu Klinik dan E-Rekam Medis’ di Kongres Nasional II Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) di Lut Tawar Ballroom Parkside Hotel, Kota Takengon, Aceh Tengah, Jumat (16/6/2023).

“Ternyata 32 persen itu untuk kebutuhan medical check up dan 30 persen untuk rawat jalan. Sementara operasi, diagnostik, kemotrasi dan lain-lainnya dibawah 50 persen,” paparnya.

Data tersebut bersumber dari survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada Februari 2022 terhadap orang Indonesia yang pernah berobat ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.

Baca juga: Asklin Berperan Penting dalam Pengambilan Kebijakan, Ketua Umum: Untuk Kepentingan Masyarakat

Susana hari kedua Kongres Nasional Asklin di Lut Tawar Ballroom Parkside Hotel, Takengon, Aceh Tengah, Jumat (16/6/2023).
Susana hari kedua Kongres Nasional Asklin di Lut Tawar Ballroom Parkside Hotel, Takengon, Aceh Tengah, Jumat (16/6/2023). (SERAMBINEWS.COM/AGUS RAMADHAN)

Obrin mengatakan, jenis penyakit yang terbanyak dari mereka yang berobat keluar negeri adalah Jantung (25 persen), saluran pencernaan (22 persen), kanker dan tumor (12 persen).

“Kalau kita melihat data ini, seharusnya menjadi peluang bagi Asklin untuk menyiapkan klinik-klinik yang bisa melakukan medical chek up dan rawat jalan. Nah pada jenis penyaki-penyakit ini yang harus dilakukan penguatan,” ujarnya.

Dikatakan Orbin, 88 persen dari mereka yang berobat ke luar negeri menggunakan transaksi pembayaran tunai. Tak hanya itu, kelengkapan fasilitas dan sikap petugas medis menjadi alasan mereka untuk berobat di luar negeri.

“Seringkali kita memberikan layanan yang kurang memuaskan dan seadanya. Sehingga kita (kemenkes) mendorong semua anggota Asklin untuk memberikan fasilitas layanan kesehatan yang luar bisa,” imbuhnya.

Baca juga: Pra Kongres Nasional Ke-II, Asklin Gelar Seminar Bidan dan Khitan Massal di Aceh Tengah

Ia berharap, klinik pratama dan utama di Indonesia sudah seharusnya ada dokter spesialis jantung, sistem pencernaan, kanker dan tumor serta sistem saraf. “Karena inilah yang akan menjadi tantangan sekaligus peluang kita kedepan,” paparnya.

Orbin menambahkan, Kementerian Kesehatan sangat membutuhkan kerja sama Asklin untuk bersama-sama melakukan transformasi sistem kesehatan di Indonesia.

“Terutama transformasi pada kesehatan primer dan layanan kesehatan rujukan,” pungkas Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes ini. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved