Kongres Asklin

Tari Saman, Didong dan City Tour Tutup Rangkaian Kongres Nasional Asklin di Dataran Tinggi Gayo

Kita persembahkan kepada para peserta kongres untuk menyaksikan langsung kesenian gayo berupa Tari Guel, Tari Saman dan Didong, lalu menyerumput kopi

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
SERAMBINEWS.COM/AGUS RAMADHAN
Peserta Kongres Nasional Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) berwisata ke Pantai Menye, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah pada Sabtu (17/6/2023). City Tour menjadi angenda penutup dari rangkaian kongres di Takengon 

Tari Saman, Didong dan City Tour Tutup Rangkaian Kongres Nasional Asklin di Dataran Tinggi Gayo

SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Persembahan Didong yang dipadukan dengan Tari Saman serta mengelilingi kawasan wisata kota dingin Takengon, menutup rangkaian kongres nasional Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah.

Penampilan Didong dan Tari Saman berhasil menghipnotis ratusan peserta kongres yang datang dari penjuru Indonesia.

Terlihat mereka mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan moment setiap gerakan Tari Saman di Lut Tawar Ballroom Parkside Hotel, Takengon, Jumat (16/6/2023).

Sejak 24 November 2011, Tari Saman telah ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representasi Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Intagible Elements of World Curtular Heritage).

Tari Saman merupakan tarian yang berasal dari Suku Gayo yang mendiami dataran tinggi Gayo.

Selain Tari Saman, Suku Gayo juga dikenal dengan seni bertutur yang disebut Didong.

Baca juga: Asklin akan Berupaya Memenuhi Standar Akreditasi Klinik, dr Eddi Junaidi: Kita Harus Berkerja Keras

Penampilan Didong dan Tari Saman di Kongres Nasional Asklin
Penampilan Didong dan Tari Saman di Kongres Nasional Asklin (SERAMBINEWS.COM/AGUS RAMADHAN)

Saat ini, Tari Saman menjadi salah satu tarian paling popoler di Indonesia bahkan hingga mancanegara dengan nama tarian seribu tangan (athousand hand dance).

Selain sebagai media dakwah dalam setiap syairnya, tarian ini menjunjung aspek-aspek pendidikan, sopan santun, kekeluargaan, kebersamaan, dan beranian.

Ketua Panitia Kongres Nasional Asklin, dr Muyasir mngucapkan terima kasih atas semua pihak yang telah membantu kesuksesan acara ini.

Dalam kongres kali ini mengusung tema ‘Peran Asklin dalam Era Transformasi Industri Wisata Medis’.

“Kita persembahkan kepada para peserta kongres untuk menyaksikan langsung kesenian gayo berupa Tari Guel, Tari Saman dan Didong, lalu menyerumput kopi Gayo, dan mengunjungi objek wisata di Takengon,” paparnya, Sabtu (17/6/2023).

Dikatakannya, para peserta diajak mengelili Danau Lut Tawar, mengunjungi Pantai Menye, melihat pacuan kuda, menyeruput kopi langsung dari kebunya di Galeri Kopi Indonesia.

Bahkan, mereka juga diajak untuk berwisata Arung Jeram di Lukup Badak.

Muyasir menambahkan, para peserta cukup kagum dengan keindahan alam dataran tinggi Gayo dan kebudayaanya.

Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Asklin Berperan Penting Dalam Mendorong Wisata Medis, Ini Harapan Menparekraf

dr Teuku Yusriadi SpBA foto bersama Ketua Pimpinan Pusat Asklin
Ketua Asklin Aceh, dr Teuku Yusriadi SpBA foto bersama Ketua Pimpinan Pusat Asklin, dr Eddi Junaidi SpOG SH MKes
Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved