Kongres Asklin
Tari Saman, Didong dan City Tour Tutup Rangkaian Kongres Nasional Asklin di Dataran Tinggi Gayo
Kita persembahkan kepada para peserta kongres untuk menyaksikan langsung kesenian gayo berupa Tari Guel, Tari Saman dan Didong, lalu menyerumput kopi
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Yeni Hardika
Tari Saman, Didong dan City Tour Tutup Rangkaian Kongres Nasional Asklin di Dataran Tinggi Gayo
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Persembahan Didong yang dipadukan dengan Tari Saman serta mengelilingi kawasan wisata kota dingin Takengon, menutup rangkaian kongres nasional Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah.
Penampilan Didong dan Tari Saman berhasil menghipnotis ratusan peserta kongres yang datang dari penjuru Indonesia.
Terlihat mereka mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan moment setiap gerakan Tari Saman di Lut Tawar Ballroom Parkside Hotel, Takengon, Jumat (16/6/2023).
Sejak 24 November 2011, Tari Saman telah ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representasi Budaya Tak Benda Warisan Manusia (Intagible Elements of World Curtular Heritage).
Tari Saman merupakan tarian yang berasal dari Suku Gayo yang mendiami dataran tinggi Gayo.
Selain Tari Saman, Suku Gayo juga dikenal dengan seni bertutur yang disebut Didong.
Baca juga: Asklin akan Berupaya Memenuhi Standar Akreditasi Klinik, dr Eddi Junaidi: Kita Harus Berkerja Keras

Saat ini, Tari Saman menjadi salah satu tarian paling popoler di Indonesia bahkan hingga mancanegara dengan nama tarian seribu tangan (athousand hand dance).
Selain sebagai media dakwah dalam setiap syairnya, tarian ini menjunjung aspek-aspek pendidikan, sopan santun, kekeluargaan, kebersamaan, dan beranian.
Ketua Panitia Kongres Nasional Asklin, dr Muyasir mngucapkan terima kasih atas semua pihak yang telah membantu kesuksesan acara ini.
Dalam kongres kali ini mengusung tema ‘Peran Asklin dalam Era Transformasi Industri Wisata Medis’.
“Kita persembahkan kepada para peserta kongres untuk menyaksikan langsung kesenian gayo berupa Tari Guel, Tari Saman dan Didong, lalu menyerumput kopi Gayo, dan mengunjungi objek wisata di Takengon,” paparnya, Sabtu (17/6/2023).
Dikatakannya, para peserta diajak mengelili Danau Lut Tawar, mengunjungi Pantai Menye, melihat pacuan kuda, menyeruput kopi langsung dari kebunya di Galeri Kopi Indonesia.
Bahkan, mereka juga diajak untuk berwisata Arung Jeram di Lukup Badak.
Muyasir menambahkan, para peserta cukup kagum dengan keindahan alam dataran tinggi Gayo dan kebudayaanya.
Baca juga: Sandiaga Uno Sebut Asklin Berperan Penting Dalam Mendorong Wisata Medis, Ini Harapan Menparekraf

Kongres Nasional II Asklin Sukses Digelar di Takengon, Asklin Aceh Sempat Khawatirkan Soal Ini |
![]() |
---|
Kisah dr Cain, Peserta Kongres II Asklin Jatuh Cinta Pada Budaya Gayo: Curi Waktu Demi Beli Kerawang |
![]() |
---|
Mantan Kepala Puskesmas di Aceh Tengah dr Eddi Junaidi Terpilih Aklamasi Sebagai Ketua Asklin Pusat |
![]() |
---|
Asklin akan Berupaya Memenuhi Standar Akreditasi Klinik, dr Eddi Junaidi: Kita Harus Berkerja Keras |
![]() |
---|
Sandiaga Uno Sebut Asklin Berperan Penting Dalam Mendorong Wisata Medis, Ini Harapan Menparekraf |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.