Kongres Asklin
Sandiaga Uno Sebut Asklin Berperan Penting Dalam Mendorong Wisata Medis, Ini Harapan Menparekraf
“Jadi masyarakat Indonesia yang melakukan wisata medis ke luar negeri itu mengabiskan sekitar 3000-10.000 dolar AS per orang,” paparnya.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Sandiaga Uno Sebut Asklin Berperan Penting Dalam Mendorong Wisata Medis, Ini Harapan Menparekraf
SERAMBINEWS.COM, TAKENGON – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) sangat berperan penting dalam mewujudkan dan mendorong wisata medis.
Sebagai wujud pelaksanaan wisata medis, Kementerian Kesehatan telah melakukan kerjasama dengan Kementerian Parekraf pada 2020 lalu.
Berdasarkan konsep dan peta jalan pengembangan wisata kesehatan yang disepakati bersama, wisata kesehatan terdiri dari 4 klaster yaitu, Wisata Medis, Wisata Kebugaran dan Jamu, Wisata Olahraga yang mendukung Kesehatan, dan Wisata Ilmiah Kesehatan.
“Prioritas, pengembangan dan promosi kesehatan Indonesia sampai 2025 akan fokus pada pariwisata medis dan kebugaran,” ujar Sandiaga secara daring dalam Kongres Nasional II Asklin di Lut Tawar Ballroom Parkside Hotel, Takengon, Aceh Tengah, Jumat (16/6/2023).
Dimana wisata medis, kata dia, untuk meminimalkan orang Indonesian berobat ke luar negeri dalam rutunitasnya.
Sehingga Kemenparekraf dan Kemenkes terus mendorong dan mengubah mereka agar dapat berobat di Indonesia sambil berwisata.
“Bahkan Indonesia juga bisa memberikan layanan kesehatan melalui klinik-klinik dan wisata medis bagi wisatawan mancanegara,” katanya seraya menambahkan bahwa potensi wisata medis ini sangat besar untuk dilakukan.
Baca juga: Asklin Berperan Penting dalam Pengambilan Kebijakan, Ketua Umum: Untuk Kepentingan Masyarakat

Sandiaga menyebut, 2 juta orang Indonesia setiap tahunya melakukan wisata medis ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan, dan sebanyak Rp 165 Triliun devisa lenyap karena hal ini.
“Jadi masyarakat Indonesia yang melakukan wisata medis ke luar negeri itu mengabiskan sekitar 3000-10.000 dolar AS per orang,” paparnya.
Dia mengatakan, klinik kesehatan akan menjadi garda terdepan dalam menyelenggarakan berbagai layanan medis dasar.
Klinik juga hadir untuk memberikan layanan kesehatan awal bagi para wisatawan untuk mendapatkan dianogsis atau pertolongan dasar ketika terjadi suatu insiden.
“Untuk itu penting bagi klinik kesehatan dan Asklin untuk bergerak cepat dan bergerak bersama, kolaboratif dan memanfaatkan semua potensi tenaga medis dan layanan kesehatan di klinik tersebut untuk meningkatkan dan menjaga kualitas layanan,” pinta Sandiaga.
Manparekraf juga berharap para pemilik klinik untuk bisa melakukan kerja sama dengan agen tour and travel, serta menggeliatkan wisata medis di Indonesia.
Baca juga: Pra Kongres Nasional Ke-II, Asklin Gelar Seminar Bidan dan Khitan Massal di Aceh Tengah
Dia mengatakan, Kabupaten Aceh Tengah memiliki potensi yang cukup besar untuk dijadikan lokasi wisata medis, karena kopi dan keindahan alamnya yang luar biasa. Karena itu, kemenparekraf mendorong terbentuknya entitas pengelola wisata medis.
“Kita mendorong peran Asklin untuk industri wisata medis. Kita harus memastikan semua elemen yang terlibat dari pemerintah hingga klinik bisa saling bersinergi dan berfikir kreatif,” sebut Sandiaga.
Diakhir, Menparekraf meminta maaf kepada Ketua Pengurus Pusat Asklin dr Eddi Junaidi, Ketua Asklin Aceh dr Teuku Yusriadi SpBA dan seluru peserta kongres karena tidak dapat hadir secara langsung ke lokasi.
“Mohon maaf beribu-ribu maaf, saya sebetulnya sudah merencanakan untuk datang ke Takengon dan beberapa destinasi di sana. Tapi saya mendapat tugas negara untuk ke Kamboja melakukan pertemuan dengan para menteri pariwisata” papar Sandiaga.
Setelah ini, lanjut dia, dirinya akan terbang menuju ke Tanah Suci Mekkah untuk melakukan ibadah haji. Sandiaga berjanji akan mengundang tim inti Konges Asklin ke kantornya setelah ia tiba di Tanah Air.
“Saya juga akan mengagendakan kunjungan ke dataran tinggi Gayo untuk menikmati kopi, mengelilingi danau Lut Tawar dan menikmati keindahan alam di sana,” pungkas Sandiaga.
62 Persen Orang Indonesia Berobat ke Luar Negeri untuk Medical Check Up dan Rawat Jalan
Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kementerian Kesehatan, dr Obrin Parulian MKes menyebut, 62 persen orang Indonesia berobat ke luar negeri seperti Malyasia, untuk melakukan medical check up dan rawat jalan.
Hal itu disampaikannya dalam Symposium ‘Mutu Klinik dan E-Rekam Medis’ di Kongres Nasional II Asosiasi Klinik Indonesia (Asklin) di Lut Tawar Ballroom Parkside Hotel, Kota Takengon, Aceh Tengah, Jumat (16/6/2023).
“Ternyata 32 persen itu untuk kebutuhan medical check up dan 30 persen untuk rawat jalan. Sementara operasi, diagnostik, kemotrasi dan lain-lainnya dibawah 50 persen,” paparnya.
Data tersebut bersumber dari survei yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada Februari 2022 terhadap orang Indonesia yang pernah berobat ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.

Obrin mengatakan, jenis penyakit yang terbanyak dari mereka yang berobat keluar negeri adalah Jantung (25 persen), saluran pencernaan (22 persen), kanker dan tumor (12 persen).
“Kalau kita melihat data ini, seharusnya menjadi peluang bagi Asklin untuk menyiapkan klinik-klinik yang bisa melakukan medical chek up dan rawat jalan. Nah pada jenis penyaki-penyakit ini yang harus dilakukan penguatan,” ujarnya.
Dikatakan Orbin, 88 persen dari mereka yang berobat ke luar negeri menggunakan transaksi pembayaran tunai. Tak hanya itu, kelengkapan fasilitas dan sikap petugas medis menjadi alasan mereka untuk berobat di luar negeri.
“Seringkali kita memberikan layanan yang kurang memuaskan dan seadanya. Sehingga kita (kemenkes) mendorong semua anggota Asklin untuk memberikan fasilitas layanan kesehatan yang luar bisa,” imbuhnya.
Ia berharap, klinik pratama dan utama di Indonesia sudah seharusnya ada dokter spesialis jantung, sistem pencernaan, kanker dan tumor serta sistem saraf. “Karena inilah yang akan menjadi tantangan sekaligus peluang kita kedepan,” paparnya.
Orbin menambahkan, Kementerian Kesehatan sangat membutuhkan kerja sama Asklin untuk bersama-sama melakukan transformasi sistem kesehatan di Indonesia.
“Terutama transformasi pada kesehatan primer dan layanan kesehatan rujukan,” pungkas Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes ini. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Kongres Nasional Asklin
Asklin
Asosiasi Klinik Indonesia
Sandiaga Uno
wisata medis
Menparekraf
Serambinews
Serambi Indonesia
Kongres Nasional II Asklin Sukses Digelar di Takengon, Asklin Aceh Sempat Khawatirkan Soal Ini |
![]() |
---|
Kisah dr Cain, Peserta Kongres II Asklin Jatuh Cinta Pada Budaya Gayo: Curi Waktu Demi Beli Kerawang |
![]() |
---|
Mantan Kepala Puskesmas di Aceh Tengah dr Eddi Junaidi Terpilih Aklamasi Sebagai Ketua Asklin Pusat |
![]() |
---|
Tari Saman, Didong dan City Tour Tutup Rangkaian Kongres Nasional Asklin di Dataran Tinggi Gayo |
![]() |
---|
Asklin akan Berupaya Memenuhi Standar Akreditasi Klinik, dr Eddi Junaidi: Kita Harus Berkerja Keras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.