Salam
ABF, jangan Layu Sebelum Berkembang
SEBUAH semangat baru muncul di kalangan pengusaha, khususnya para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Aceh, beberapa pekan terakhir.
SEBUAH semangat baru muncul di kalangan pengusaha, khususnya para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Aceh, beberapa pekan terakhir. Bermula dari sebuah pertemuan di basecamp PT Trans Continent di Krueng Raya, Aceh Besar, ratusan pelaku UMKM sepakat membentuk sebuah wadah bernama Aceh Bisnis Forum (ABF).
Munzir Al Munir SE, Ketua Bidang Pengembangan Ekonomi dan Usaha PP Taman Iskandar Muda (TIM) mengatakan, ABF ini terlahir dari gagasan Bidang Pengembangan Ekonomi & Usaha (BPEU) PP TIM untuk memfasili-tasi semua pelaku UMKM Aceh menuju pasar nasional dan global.
Dalam perjalanannya, kata Munzir, gagasan ini ditopang oleh 4 pi-lar yaitu, PP TIM, wirausahawan/pelaku UMKM Aceh, Universitas Syiah Kuala (USK), dan Ikatan Alumni USK Jabodetabek. Ismail Rasyid, peng-usaha asal Aceh Utara yang merupakan owner dan CEO perusahaan multimoda transport & logistik, PT Trans Continent, tampil memfasili-tasi beberapa pertemuan untuk pembentukan dan sosialisasi ABF, mu-lai dari Banda Aceh, Medan, Jakarta, hingga ke Perth Australia.
Terbaru, delegasi ABF melakukan roadshow bisnis ke negeri jir-an, Malaysia, Minggu-Selasa, 11-13 Juni 2023. Selama tiga hari di Malaysia, delegasi yang dipimpin oleh Ismail Rasyid berkunjung ke Westports di Klang, Selangor, melakukan “Bincang Niaga” di Hotel Grand Hyatt, serta bertemu Wakil Duta Besar RI di Kuala Lumpur.
Kedatangan delegasi ABF mendapat sambutan baik dari banyak ka-langan. Tak kurang dari Wakil Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Sri Shamsul Anuar Nasarah turut hadir dan ikut memberikan sambutannya pada pembukaan “Bincang-Bincang Perniagaan” yang dilaksanakan ABF di Grand Hyatt Hotel Kuala Lumpur, Senin (12/6/2023) malam.
Para pengusaha UMKM yang datang dari Aceh, maupun para peniaga keturunan Aceh di Malaysia, antusias mengikuti perte-muan itu. Ada harapan besar kepada para penggagas Aceh Bis-nis Forum, terutama kepada Ismail Rasyid, selaku owner dan CEO perusahaan multimoda transport dan logistik, untuk dapat membuka akses pengiriman barang langsung dari Pelabuhan Ma-lahayati Aceh Besar ke Port Klang Malaysia.
“Selama ini kami kesulitan dalam proses pengiriman barang. Selain waktunya lebih lama, ongkosnya juga sangat mahal, ter-kadang lebih mahal dari harga barang,” ungkap T Dharul Bawadi, Ketua Asosiasi Saudagar Industri Aceh (ASIA) yang hadir mewa-kili pengusaha UMKM di Aceh.
Hal senada juga diungkap Fitriyadi, owner pasar swalayan di Cy-berjaya Selangor. “Saya berharap kehadiran ABF ini bisa membu-ka akses pengiriman barang-barang, kerajinan dan makanan produk UMKM Aceh, langsung dari Aceh ke Malaysia, agar waktu pengirim-annya lebih cepat dan ongkosnya lebih murah,” kata dia.
Wakil Du
ta Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Ros-sy Verona, bersama Koordinator Fungsi Ekonomi Hendra Purna-ma Iskandar, mendukung penuh keinginan ABF untuk menjajaki dan mewujudkan konektivitas langsung antara pelabuhan Klang dengan pelabuhan di Aceh, terutama pelabuhan Malahayati yang berjarak sekira 40 kilometer dari Kota Banda Aceh.
“Tadi saya sudah bicara dengan bapak-bapak dari ABF untuk mem-persiapkan semua kebutuhan dan persyaratan. Sementara dari pihak Port Klang kami akan duduk bersama dengan otoritas di Malaysia untuk menindaklanjutinya,” kata Hendra Purnama Iskandar.
Meski belum terbentuk dengan sempurna, ABF telah memberi-kan harapan baru bagi para pengusaha, terutama pelaku UMKM di Aceh. Seperti terlihat dalam pertemuan di Kedubes RI di Kuala Lumpur, Selasa (13/6/2023). Para pelaku UMKM dari ABF me-nyatakan akan ikut serta dalam Nusantara Festival yang digelar di tanggal 8-9 Juli di Malaysia.
“Mereka akan menghadirkan kuliner dan kopi Aceh Gayo. Saya kira ini awal yang sangat baik bagi kita untuk mengenalkan ke pa-sar Malaysia, inilah kopi gayo yang sangat terkenal. Setelah itu, kita akan mencarikan mitranya, agar kopi gayo bisa mempunyai gerai sendiri di Kuala Lumpur,” pungkas Hendra Purnama Iskandar.
Ini adalah awal yang bagus bagi ABF untuk menjadi wadah si-laturahmi, membuka jaringan (networking), serta pangsa pasar di level lokal, regional, nasional, hingga internasional. Tapi, di seba-lik itu, tentu ada juga suara-suara yang meragukan kiprah ABF di masa hadapan. Bukan apa-apa, karena sudah sering lembaga se-perti ini lahir, bikin gebrakan, lalu hilang tak berbekas.
Maka, sangat wajar jika kita berharap agar ABF yang disokong oleh 4 pilar ini, yaitu PP TIM, wirausahawan/pelaku UMKM Aceh, Universi-tas Syiah Kuala (USK), dan Ikatan Alumni USK Jabodetabek, ini jangan sampai layu sebelum berkembang. Semoga
POJOK
MK putuskan sistem pemilu tetap terbuka
Emangnya hidangan harus ditutup
Demo ke DPRA, APAM dukung Achmad Marzuki
Kata Rafly “meuhambo meusiepreuk meutabu lah bijeh dumna”
Cina dukung Palestina jadi anggota PBB
Nyoe neukomen laju bacut sapo
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.