Bangunan Ponpes Al Zaytun Makin Megah, Ternyata Dana dari Peras Harta Jamaah, Banyak yang Depresi

Anwar Abbas menyebut banyak jemaah Ponpes Al Zaytun yang depresi karena tak mampu membayar infak.

Editor: Amirullah
Tribunnews.com/Istimewa
Penampakan bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akhirnya turun tangan menanggapi polemik Ponpes Al Zaytun. 

'Kalau dia bisa menyetor sesuai ketentuan, dia dapat fee."

"Tapi kalau seandainya kurang, dia yang nutup," sambungnya.

Karena aturan itulah, kata Anwar Abbas, banyak jemaah Ponpes Al Zaytun yang akhirny depresi.

"Banyak yang stres gara-gara enggak mampu memenuhi ketentuan yang ada, dia harus nutup terus," tandasnya.

Jemaah Serahkan Anak hingga Jual Diri

Cerita pilu diungkap eks pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat.

Ken Admiral, eks pengurus Ponpes Al Zaytun pada 2000 hingga 2002, mengungkap adanya infak yang wajib dibayarkan pengikut Ponpes yang dipimpin Syekh Panji Gumilang itu.

Dilansir TribunWow.com, demi membayar infak tersebut, sejumlah pengikut sampai melakukan hal-hal ekstrem.

Mulai dari menyerahkan harta cuma-cuma, menyerahkan anak kandung hingga menjual diri.

"Kamu kan gak punya infaq, nanti saya kasih infaq tapi bayi kamu buat saya," ucap Ken Setiawan, menirukan pernyataan Panji Gumilang cs saat proses pembayaran infak, dikutip dari TribunCirebon.com.

Yang lebih menyedihkan lagi, para orangtua yang sudah menyerahkan anaknya ke Ponpes Al Zaytun tak lagi bisa menemui sang buah hati.

Ken mengaku tak bisa membayangkan perasaan orangtua tersebut.

Tak sedikit jamaah yang menjadi gila karena depresi.

Lebih lanjut, Ken mengatakan ada juga jamaah yang sampai menjual diri demi membayar infak yang diminta Ponpes Al Zaytun.

Menurut dia, ada pula jamaah perempuan yang rela digilir empat laki-laki hanya untuk memenuhi infak yang diminta pihak ponpes.

Sumber: TribunWow.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved