Bangunan Ponpes Al Zaytun Makin Megah, Ternyata Dana dari Peras Harta Jamaah, Banyak yang Depresi
Anwar Abbas menyebut banyak jemaah Ponpes Al Zaytun yang depresi karena tak mampu membayar infak.
SERAMBINEWS.COM - Kontroversi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.
Ponpes ini dikenal dengan bangunan mewah dan kompleksnya yang luas.
Kini terkuak asal muasal bangunan mewah Ponpes Al Zaytun.
Bangunan mewah ponpes yang tengah jadi kontroversi itu rupanya dibuat dari dana para anggotanya.
Dilansir TribunWow.com, hal itu diungkap Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas.
Dalam kanal YouTube tvOneNews yang dikutip TribunWow pada Senin (19/6/2023), Anwar Abbas menyebut banyak jemaah Ponpes Al Zaytun yang depresi karena tak mampu membayar infak.
Rupanya, MUI telah melakukan investigasi terhadap polemik Ponpes Al Zaytun sejak 2002 lalu.
Sejumlah temuan MUI pun diungkap Anwar Abbas.
Termasuk ajaran yang memperbolehkan jemaah mencuri harta orang lain.
"Ini tahun 2002 ya, disimpulkan bahwa mereka menganggap orang yang tidak ada dalam kelompok mereka itu kafir," ucap Anwar Abbas.
"Kita sekarang ini katanya berada dalam posisi suasana perang, kita boleh mengambil harta orang, mencuri harta orang."
Ajaran itu, kata Anwar Abbas, dianut dari petinggi hingga jemaah Ponpes Al Zaytun.

Ia kemudian membahas asal muasal bangunan mewah ponpes yang dipimpin Panji Gumilang tersebut.
"Timbul pertanyaan, bangunan sebesar ini, semewah ini kok bisa dari mana dananya? Ternyata dari anggota," kata Anwar Abbas.
"Anggota itu kayak multi level marketing, harus setor."
'Kalau dia bisa menyetor sesuai ketentuan, dia dapat fee."
"Tapi kalau seandainya kurang, dia yang nutup," sambungnya.
Karena aturan itulah, kata Anwar Abbas, banyak jemaah Ponpes Al Zaytun yang akhirny depresi.
"Banyak yang stres gara-gara enggak mampu memenuhi ketentuan yang ada, dia harus nutup terus," tandasnya.
Jemaah Serahkan Anak hingga Jual Diri
Cerita pilu diungkap eks pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat.
Ken Admiral, eks pengurus Ponpes Al Zaytun pada 2000 hingga 2002, mengungkap adanya infak yang wajib dibayarkan pengikut Ponpes yang dipimpin Syekh Panji Gumilang itu.
Dilansir TribunWow.com, demi membayar infak tersebut, sejumlah pengikut sampai melakukan hal-hal ekstrem.
Mulai dari menyerahkan harta cuma-cuma, menyerahkan anak kandung hingga menjual diri.
"Kamu kan gak punya infaq, nanti saya kasih infaq tapi bayi kamu buat saya," ucap Ken Setiawan, menirukan pernyataan Panji Gumilang cs saat proses pembayaran infak, dikutip dari TribunCirebon.com.
Yang lebih menyedihkan lagi, para orangtua yang sudah menyerahkan anaknya ke Ponpes Al Zaytun tak lagi bisa menemui sang buah hati.
Ken mengaku tak bisa membayangkan perasaan orangtua tersebut.
Tak sedikit jamaah yang menjadi gila karena depresi.
Lebih lanjut, Ken mengatakan ada juga jamaah yang sampai menjual diri demi membayar infak yang diminta Ponpes Al Zaytun.
Menurut dia, ada pula jamaah perempuan yang rela digilir empat laki-laki hanya untuk memenuhi infak yang diminta pihak ponpes.
"Besaran infaq itu tergantung daerahnya, di NII itu ada desa maju dan desa tertinggal, kalau desa maju infaqnya per bulannya sekitar Rp 12 miliar dan kalau desa tertinggal sekitar Rp 5 miliar," ujarnya. (TribunWow.com/Tami)
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Kontroversi Ponpes Al Zaytun, Bangunan Makin Megah Berkat Peras Harta Jamaah, Banyak yang Depresi
Baca juga: Pengikut Ponpes Al Zaytun Tak Perlu ke Mekkah untuk Ibadah Haji, Tapi Keliling Ponpes Pakai Mobil
Baca juga: Deretan Ajaran Sesat Ponpes Al Zaytun Indramayu, Pemerasan hingga Praktek Pelacuran
Tolak Sita Eksekusi Lahan, Warga Ujong Sikuneng Demo PN Suka Makmue Nagan Raya |
![]() |
---|
Resmi Terpilih Jadi Ketua Umum KONI Aceh, Era Pon Yaya Dimulai |
![]() |
---|
PT GES Diminta Serius Garap Panas Bumi Seulawah Aceh Besar |
![]() |
---|
3 Tersangka Kasus Korupsi Peremajaan Sawit Rakyat Aceh Jaya ke JPU |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Jumat, 10 Oktober: 10 Kecamatan di Aceh Singkil Hujan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.