Breaking News

Pengikut Ponpes Al Zaytun Tak Perlu ke Mekkah untuk Ibadah Haji, Tapi Keliling Ponpes Pakai Mobil

Bukan ke Mekkah, pengikut Ponpes Al Zaytun disebut melakukan ibadah haji dengan tawaf mengelilingi ponpes seluas 1.200 ha.

Editor: Amirullah
Istimewa
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Panji Gumilang 

SERAMBINEWS.COM - Bukan ke Mekkah, pengikut Ponpes Al Zaytun disebut melakukan ibadah haji dengan tawaf mengelilingi ponpes seluas 1.200 ha.

Tawaf itu dilakukan dengan menaiki mobil.

Pengakuan mengejutkan itu diungkap mantan pengurus Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan.

Menurut Ken Setiawan, pengikut Ponpes Al Zaytun melaksanakan haji tersendiri.

Mereka, kata Ken Setiawan, berkumpul di Ponpes Al Zaytun pada 1 Muharram untuk melaksanakan ibadah haji.

Para pengikut Ponpes Al Zaytun lantas melaksanakan ibadah tawaf.

Namun bukan dengan mengelilingi Ka'bah, melainkan dengan berkeliling di lingkungan Ponpes seluas 1.200 Ha menggunakan mobil.

"Melempar jumroh bukan pakai batu tapi pakai sak semen, semakin besar semakin soleh," ucap Ken Setiawan, dikutip dari TribunCirebon.com, Senin (19/6/2023).

"Mereka juga mengatakan Al Qur’an ini bukan dari Allah melainkan perkataan nabi Muhammad, berarti ini kan menodakan agama."

Potret pemimpin Ponpes Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Panji Gumilang. Terkuak praktik pemerasan harta jamaah di Ponpes Al-Zaytun.
Potret pemimpin Ponpes Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Panji Gumilang. Terkuak praktik pemerasan harta jamaah di Ponpes Al-Zaytun. (Tribunnews/Istimewa)

Ken Setiawan lantas membongkar asal usul pimpinan Ponpes Al Zaytun, Syekh Panji Gumilang.

Menurutnya, Panji Gumilang sangat erat dengan organisasi terlarang Negara Islam Indonesia (NII).

Karena lulusan Gontor, Panji Gumilang disebutnya memiliki kedekatan dengan tokoh NII.

"Makanya dia ada juga lembaga kerasulan, siasat perang. Covernya perdamaian dan toleransi biar ngak ketahuan. Kelihatan propemerintah padahal aslinya tidak," ucapnya.

Di balik kemegahan bangunan Ponpes Al Zaytun, kata Ken, ada gerakan bawah tanah untuk mendirikan negara Islam.

"Orang yang mau belajar dimanfaatkan Panji Gumilang, UUD, ujung-ujungnya duit. Boleh mencuri, merampok, menghalalkan segala cara. Novel 'Tuhan Ijinkan Aku Jadi pelacur' itu NII. Jadi merampok orang kafir itu nggak apa kata mereka."

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved