Berita Subulussalam

Makamnya Jadi Destinasi Wisata Religi di Subulussalam, Ini Sekelumit Tentang Syekh Hamzah Fansuri

Berdasarkan sejumlah referensi, Syekh Hamzah Fansuri seorang cendekiawan, ulama tasawuf, dan budayawan terkemuka Aceh. Ia salah satu penyebar agama Is

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Jajaran Polsek Rundeng, Kota Subulussalam bersama unsur masyarakat menanam pohon untuk penghijauan Jumat (23/6/2023) di Kompleks Makam Syekh Hamzah Fansuri Desa Oboh, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam 

Bahkan, penyair dan ahli tasawuf Aceh abad ke 17 tersebut, Selasa (13/8/2013) lalu mendapat anugerah Bintang Budaya Parama Dharma, yang diserahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam acara penganugerahan Bintang Maha Putera, dan Tanda Jasa di Istana Negara.

Hamzah Fansuri hidup dan berpengaruh pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636), merupakan tokoh utama yang mengangkat bahasa Melayu dari bahasa lingua-fransca menjadi bahasa ilmu dan sastra.

Peneliti dari Malaysia, Prof Dr Naguib Alatas dalam bukunya “The Mysticcism of Hamzah Fansuri” menyebut Hamzah Fansyuri sebagai Pujangga Melayu terbesar dalam abad XVII, penyair Sufi yang tidak ada taranya pada zaman itu.

Karya-karya Hamzah Fansuri antara lain “Syair Perahu, Syair Burung Pingai” dan lain-lain. “Syair Perahu” berisi petuah tetang kehidupan agar tetap memelihara amal kebaikan.

Baca juga: Cegah Abrasi Sekitar Makam Hamzah Fansuri, Polsek Rundeng Tanam Pohon di Bantaran Sungai Souraya

Dalam buku Hamzah Fansuri Penyair Aceh, Ali Hasjmy menuliskan, selama hidup, Syekh Hamzah pernah mengembara untuk merajut ilmu. Lokasi-lokasi yang ia datangi seperti Banten (Jawa Barat), semenanjung Tanah Melayu, India, Parsi, dan Arab.

Hamzah Fansuri menguasai bahasa Arab, Urdu, Parsi, dan Melayu. Ia juga sangat mahir dalam bidang fikih, tasawuf, falsafah, mantik, ilmu kalam, sejarah, sastra, dan lain-lain.

Salah satu karya Fansuri yang terkenal ialah "Syair Perahu". Cuplikannya seperti ini: "Inilah gerangan suatu madah/Mengarangkan syair terlalu indah/Membetuli jalan tempat berpindah/

Di sanalah i'tikad diperbetuli sudah// Wahai muda kenali dirimu/Ialah perahu tamsil tubuhmu/Tiadalah berapa lama hidupmu/Ke akhirat jua kekal diammu//Hai muda arif budiman/


Hasilkan kemudi dengan pedoman/Alat perahumu juakerjakan/Itulah jalan membetuli insan.

Untuk mengenang kemasyhuran syair ini, Pemko Subulussalam 2017 lalu membangun tugu di perempatan jalan nasional, Penanggalan persis dekat SPBU Kasman Lizar.

Syaie Syekh Hamzah Fansuri lainnya adalah;

Hamzah ini asalnya Fansuri // Mendapat wujud di tanah Shahrnawi // Beroleh khilafat ilmu yang ‘ali // Daripada ‘Abd al-Qadir Jilani.

Hamzah di negeri Melayu // Tempatnya kapur di dalam kayu.

Hamzah Fansuri di dalam Mekkah // mencapai Tuhan di Baitul Ka’bah // dari Barus terlalu payah // akhirnya dijumpa di dalam rumah.

Hamzah Fansuri orang uryani // seperti ismail menjadi qurbani // bukan Ajami lagi Arabi //senantiasa wasil dengan Yang Baqi. 

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved