Breaking News

Pidie

Mengenang Peristiwa Rumoh Geudong yang Mengiris Hati, Kini Diratakan Jelang Kedatangan Jokowi

Mengenang peristiwa Rumoh Geudong yang mengiris hati, kini diratakan jelang kedatangan Presiden Jokowi pada Selasa (27/6/2023) mendatang.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/SARA MASRONI
Arsip Serambi Indonesia, 22 Agustus 1998. Mengenang peristiwa Rumoh Geudong yang mengiris hati, kini diratakan jelang kedatangan Presiden Jokowi pada Selasa (27/6/2023) mendatang. 

SERAMBINEWS.COM - Mengenang peristiwa Rumoh Geudong yang mengiris hati, kini diratakan jelang kedatangan Presiden Jokowi pada Selasa (27/6/2023) mendatang.

Peristiwa Rumoh Geudong sebagai pelanggaran HAM berat masa lalu, begitu lekat di ingatan para korban dan sebagian masyarakat Aceh.

Berbagai perlakuan tak berperikemanusian dari Kopassus seperti penyiksaan, pemerkosaan hingga pembunuhan terjadi sana.

Dalam arsip Serambi Indonesia terbitan Sabtu, 22 Agustus 1998, kala itu Tim Komnas HAM yang diketuai Prof Baharuddin Lopa SH datang ke Pidie mencari bukti pelanggaran HAM di sana.

Setidaknya tujuh kerangka plus tengkorak manusia ditemukan dan dijadikan sampel dari tiga lokasi kuburan massal korban DOM di Pidie pada Jumat (21/8/1998) silam.

Baca juga: Ini Fakta Menarik dan Bersejarah Tentang Rumoh Geudong yang Akan Dikunjungi Jokowi

Baca juga: Naik Pangkat Jadi Brigjen, Kombes Terlibat Kasus Pemerasan Kini Ditempatkan di BIN

Lokasi kuburan massal yang digali di antaranya di Kuala Tari, Desa Jeumeurang, Kembang Tanjong (satu lubang).

Kemudian di pekarangan sekitar Rumoh Geudong yang dikenal sebagai 'camp' penyiksaan (beberapa lubang).

Dan kuburan "lima teungku" di Desa Dayah Teumanah, Trienggadeng Panteraja (satu lubang).

Semua penggalian kuburan diawali dengan doa bersama.

 

 

Serpihan Tulang dan Jeritan di Rumoh Geudong

Saat di Rumoh Geudong, "Tim Lopa" dibantu masyarakat, berupaya mencari tempat atau gundukan tanah yang diduga menjadi tempat penimbunan mayat warga Aceh saat DOM diberlakukan.

Ketika pekarangan yang luasnya sekitar 150 x 80 meter persegi itu disisir, Tim Komnas HAM sempat menemukan serpihan tulang jari kaki, tangan, rambut, dan rantai.

Baca juga: Darud Donya Desak Pemerintah Bangun Replika Rumoh Geudong Sebagai Situs Sejarah Genosida di Aceh

Namun, tak ditemukan satu pun kerangka manusia di sana. Juga tak ditemukan Komandan Sattis Kopassus yang ketika dikunjungi TPF DPR 28 Juli lalu masih berada di sana.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved